3

12.3K 724 2
                                    

Kalo ada typo maapin yak!! Males ngedit_- okehh

Happy Reading!!!

Dengan menghetak hentakan kakinya kelantai dia berbalik berjalan dengan cepat kearah ruang rawat temannya, Gino. Perutnya yang tadi berbunyi dihiraukannya. Dia merasa sangat tidak mood untuk melakukan sesuatu.

\*\*\*\*\*\*\

"Dari mana aja lo prill?"tanya Gino yang ternyata udah bangun dari tidurnya.

"Dari luar, niatnya mau nyari makan sih dikantin. Tapi ada insiden kecil, ya gitu lah"ucap prilli seraya melengkungkan bibirnya kebawah.

"Itu kenapa gitu tu mukanya, kusut kek baju belom di setrika"ejek Gino sambil cekikikan.

"Elo mah ih. Ceritanya panjang tau"lirih prilli.

"Eh eh. Ngapa nangis prill?". Gino panik sendiri melihat prilli yang tiba2 nangis walaupun dia gak mengeluarkan isakan.

"Gu..gue..la..per"rengek prilli layaknya anak kecil yang tak dikasi membeli mainan oleh ibunya.

Gino memasang wajah tablonya mendengar jawaban prilli. "Elah prill, kalo laper ya tinggal makan sana"ucap Gino frustasi sendiri.

Ya prilli memang terkadang sifatnya seperti anak kecil. Kadang juga bisa bersifat dewasa. "Lo udah mirip bunglon" kalo kata Gino sih gitu.

"Ishh, tapi gu--"

"Haii!!! Gimana keaadan lo no?"tanya Sandra memotong ucapan prilli. Dia tiba2 masuk kekamar Gino tanpa mengetuknya terlebih dahulu. Dia masuk dengan membawa dua tentengan plastik putih besar dikedua tangannya. Sepertinya makanan.

"Eh.. Ada lo juga prill"lanjutnya lagi. Sandra juga sahabat dari Gino dan prilli.

"Ya..gue ya gini. Better than before"jawab Gino sambil tersenyum tipis.

Mata prilli seketika membulat, lucu. Matanya berbinar binar. "Wahh Sandra lo malaikat penolong gue. Ini cacing udah pada konser dari tadi"pekik Prilli girang seraya mengambil bungkusan berisi makanan yang dibawa Sandra.

Sandra melongo melihatnya berbeda dengan Gino yang hanya geleng2 kepala melihat tingkah ajaib prilli. Lihat bahkan dia sudah tak menangis lagi. Malah kini dia tersenyum lebar menampakkan barisan gigi putihnya sambil membuka salah satu bungkusan yang dibawa Sandra.

"Yaudahlah biarin dia. Katanya laper tuh anak." Sahut Gino yang mengerti dengan mimik wajah Sandra.

"Oiya. Lo sendiri kemari? Gak sama si kevin?".

"Uhmm" sandra berdehem dan berbalik menghadap Gino. "Iya gue sendirian. Lo kapan pulang? Perasaan lo biasanya gak betah lama2 dirawat. Ngapa sekarang betah amet dude? Udah hampir seminggu nih?".

"Eh? Iyaiya? Gak tau gue juga kenapa betah disini. Mungkin gue tobat kali ye biar kagak masuk sini lagi"ucap Gino sambil menggaruk tengkuknya yang diyakini tak gatal. Sandra melihat ada yang aneh dari gelagat Gino. Dia mencoba untuk mengganguk saja walaupun ada yang gak beres dari gelagat temennya yang satu ini.

"Alah boong tu dia san. Dia betah karna ada suster cantik disini. Kebetulan suster itu yang ngerawat dia disini"sahut prilli dari sofa sebrang kiri tempat tidur Gino.

Gino mendengus mendengar ucapan prilli. Memang benar sih dia betah karna ada suster cantik disini. Eh?. "Sialan lo prill"desisnya menatap tajam prilli yang masih santai makan disofa ruangannya.

Kini prilli dan sandra sibuk mengoceh tentang suster cantik itu. Sementara Gino dia senyum2 gaje saat mendengar ocehan dua sahabatnya tentang cewek yang disukainya.

\*\*\*\*\*\*\

"Al kamu bisa gak sih gak bikin uncle sekali kali ribet nyariin kamu? Asal uncle keluar bentar meriksa pasien kamu udah ngilang aja! Dan bla bla bla"omel Ali pada keponakannya itu yang hanya didengar tanpa dia jawab.

Al hanya diam tak menggubris omelan pamannya. Kini dia hanya santai memakan burgernya dan minum susu kotak yang dibelinya sebelum keruang pamannya saat dia meninggalkan pamannya dan onti iinya. Jangan tanya dia beli dimana dan pakai uang siapa. Karna ini rumah sakit milik pamannya jadi dia bebas membeli makanan apa saja dikantin sini dan pamannya yang membayar nanti. Okeh tadi fyi aja.

Saat tidak mendengar omelan dari pamannya lagi. Dia pun menjawab dengan santainya. "Lagian uncle gak perlu khawatirin Al, cari2 Al. Kan kata uncle ini rumah sakit punya uncle kan? Yaudah kalo Al ngilang dari ruangan uncle tanya aja sama satpam sama suster yang lewat. Lagian Al gak bakal kemana mana. Kalo gak ke kantin, ke taman, ato gak sekarang Al main sama onti ii"ucap Al dengan santainya yang kini tengah duduk dikursi kebanggaannya Ali.

Ali menggeram mendengar nama onti ii a.k.a prilli si gadis aneh yang memanggilnya bapak. Tak lama pintu terbuka dan menampilkan seorang wanita cantik, rambut bergelombang panjang, kulit yang putih dan tinggi.

Haii aku datang bawa next chapternya hehe. Aku like usually aku minta vommentnya yah!!! Dan makasih yang udah mau baca cerita gaje ini. Dan makasih juga yang udah ngasih votenya haha. Thanks all. Okeh see you next part.

Lope lope

QWSya_

I Love You, Baby SitterWhere stories live. Discover now