24

4.9K 306 16
                                    

Seneng walaupun sempet stuck cerita ini lama tapi masih ada readersnya hehe. Makasih ya and happy reading sayangie

Sekalian play mulmed aja biar enak bacanya oke^^

Semangat yang besok USBN kakak
_______________________________________
Prilly termenung di dalam kamarnya. Dia hanya duduk di ujung ranjangnya dengan menghadap ke cermin yang berada pas didepannya. Dia bukan shock karna hampir tertabrak Bara. Dia cuman belum yakin sama apa yang dia dan ali lakukan pagi ini. Benarkah itu tadi dia dan ali? Yang tadi saling melempar candaan? Yang saling melempar tebak - tebakan? Dia masih belum bisa percaya jika dia dan dokter yang menyebalkan--biasanya--tetapi tampan itu jadi sedekat ini. Ada rasa aneh yang hadir di dirinya. Tapi dia mencoba mengusir perasaan itu. Sampai lamunannya dibuyarkan dengan suara ketukan di pintu kamarnya. Dia melirik pintu itu sambil memegang dada nya.

"Kok gue jadi deg degan gini sih",ucapnya pelan pada dirinya sendiri.

"Siapa?!", serunya dari dalam.

Orang yang mengetuk pintu itu pun perlahan membuka pintu prilly. Setengah. "Gue. Lo gak mau makan lagi gitu? Segelas susu atau coklat panas mungkin?", tanyanya. Dan dia masih setia berdiri didepan pintu kamar prilly.

Prilly ingin tersenyum, namun dia menahannya. Dia heran aja, kenapa ali jadi bawel seperti itu pikirnya.

Prilly pun menghampiri ali dan membuka pintu kamarnya jadi lebih lebar. "Kayanya saya udah cukup tadi makan bubur. Saya mau istirahat aja",jawab prilly dengan senyum kecil di akhir kalimatnya.

Ali mengerutkan kening mendengar prilly yang masih berbicara formal kepadanya. Tapi dia membiarkan aja, capek juga ngasih tau prilly tapi dia tetep kekeuh pake bahasa formal. "Oh. Oke kalo gitu. Selamat istirahat ya." Yang dibalas prilly dengan anggukan dan senyuman yang masih setia melengkung dibibirnya.

Ali pun balas tersenyum canggung dan berbalik hendak kembali ke tempat Al. Namun dia berbalik lagi dan menahan pintu yang akan ditutup prilly. "Eh... pril bentar bentar",ujarnya sambil menahan pintu.

Prilly pun kembali membuka pintunya sambil memandang ali heran.

"Ehm itu. Ehm lo masih butuh tawaran gue yang mau mijet lo gak? Eh bukan maksud modus atau apa. Cuman buat ganti rugi karna lo udah mau nemenin gue olahraga tadi", ali tersenyum gugup sambil menggaruk kepala bagian belakangnya.

Prilly hanya bisa cengo sebelum akhirnya ketawa kecil. "Gak papa pak. Saya gak keberatan kok tadi nemenin. Lagian saya bisa pijet sendiri aja kok."

"Beneran gapapa? Engga gue ga enak aja ini."

Prilly tersenyum sambil menggeleng. "Iya gak papa kok. Justru saya mau berterimakasih karna udah di traktir", ya walaupun pertamanya gue ogah banget nemenin lo. Tapi kalo tau kaya gitu sih, mau gue disuruh nemenin tiap hari juga.

Ali hanya mengangguk dan tersenyum. Sebelum pamit dan mempersilahkan prilly melanjutkan istirahatnya. Prilly mengangguk dan menunggu sampai ali benar benar tidak kembali lagi lalu dia menutup pintu kamarnya dan kembali ke ranjangnya sambil merebahkan badannya. Jujur dia lelah. Bukan secara fisik namun secara batin. Karna dari tadi jantungnya tidak berhenti berdetak kencang dan pikirannya terus melayang dikejadian manisnya bersama ali.

Prilly tersenyum senyum sambil memegangi pipi nya yang memanas. "Gilaaaa. Itu beneran si dokter? Yang ngeselin itu? Kok dia bisa buat jantung gue disko sihhhh". Prilly berganti memegang dadanya dengan kedua telapak tangan menekan dada seolah menahan jantungnya untuk tidak keluar. "Jantung gue. Please. Jantung gue. Aaaa", prilly mesem mesem sambil menghentak hentakan kakinya di ranjang sambil tersenyum tentu saja.

I Love You, Baby SitterWhere stories live. Discover now