4

10.8K 711 4
                                    

Haiiiiii. Aku come back :)
Ada yang nunggu gak? Gak ada ya? Yahh syedihh aku :(

Happy reading. I hope you enjoy it.
Typo betebar!!

____________________________________
Ali menggeram mendengar nama onti ii a.k.a prilli si gadis aneh yang memanggilnya bapak. Tak lama pintu terbuka dan menampilkan seorang wanita cantik, rambut bergelombang panjang, kulit yang putih dan tinggi.

"Hai!!! Udah pada makan siang belom? Aku bawa makanan nih! Al udah makan belom sayang?"ujarnya dengan riang. Lalu berjalan kesofa yang berada diruangan itu.

Al hanya memutar bola matanya saat mendengar suara yang tak asing dipendengarannya. Lalu dia melanjutkan makannya yang tertunda.

"Hai sayang. Tumben kamu kemari? Biasanya kamu kan masih ada pekerjaan jam segini"Ali berjalan mendekati gadis cantik itu dengan senyum manisnya. Dan duduk disebelah gadis yang sibuk membuka bungkusan makanannya.

Dia menoleh sebentar pada Ali dengan tersenyum dan melanjutkan membuka bungkusannya. "Iya lagi kosong aja. Emang aku gak boleh kemari?"tanyanya masih membuka bungkusannya dengan mengerucutkan bibirnya.

Ali yang gemas mencubit kedua pipi kekasihnya dengan gemas. Yakk! Dia Thalita tunangannya Ali. Thalita yang mendapat cubitan dipipinya makin mengerucutkan bibirnya.
"Jangan gitu ah jelek".

"Dih biarin juga"kini thalita melengkungkan bibirnya kebawah membuat Ali terkikik geli.

"Awww sakit yang"ringis ali setelah mendapat cubitan dari thalita dilengannya. Dia mengusap usap lengannya. Jas kebanggannya? Jangan tanya sudah dilemparnya dengan sembarangan.

Tanpa memperdulikan ali yang meringis Thalita menoleh kearah Al yang masih asik duduk di kursi kebanggaan ali dengan gadget ali ditangannya dan memainkan game clash of clans milik ali. "Al? Makan lagi sini. Ini tante bawaiin sushi kesukaan kamu. Pasti tadi gak kenyangkan makannya"ucapnya.

Al memutar bola matanya jengah. Dia tak memperdulikan ocehan Thalita. Dia hanya asik main di gadgetnya. Ali menggeram karna keponakannya itu selalu tak pernah menganggap tunangannya. Dia berjalan kearah kursinya yang tengah diduduki Al. Dan seketika dia melotot. Liat keponakannya asik2an maen game cocnya. Padahal Al tak pernah mengerti cara bermainnya seperti apa. Dia hanya memencet asal2an dan menyerangnya yang hasilnya dia lah yang kalah. "Al!!!! Kenapa maenin cocnya uncle sih. Rugi nih uncle kehilangan coin gara2 kamu"sentak ali dan langsung merebut gadgetnya dari tangan kecil Al.

Al menggeram kesal. Dia menggertakan giginya. "Ishhh al juga pande kali maennya. Gausah alay gitu deh uncle. Malah al selalu__". Ucapannya terpotong saat pintu ruangan Ali diketok. Setelah Ali meyerukan kata 'masuk' seorang suster cantik dan tinggi itu muncul dari balik pintu.

"Maaf dok. Anda ada jadwal untuk mengecek pasien di kamar mawar"ucap suster cantik itu seraya menunduk untuk menjaga kesopannanya.

Ali mengangguk. "__nambah coin sama trophy uncle---Aku ikut ya! Siapa tau entar jumpa onti cantik. Ya..ya..ya uncle". Al menyela sebelum aku sempat mengucapkan sesuatu.

Ali melirik al lalu mendengus. "Ngapain sih al? Kamu disini aja sama tante lita ya. Lagian uncle cuman bentar kali"balas ali.

"Ishh gak maooo. Al mau ikut. Yuk susan anterin al kekamar rawat yang susan bilang tadi". Al langsung menarik tangan susan-suster syantek-itu. Sebelum sempat keluat dari ruangan itu susan melirik dokter ali dan dibalas anggukan oleh ali dengan tatapan 'nanti-saya-nyusul'.

Setelah menyuruh kekasihnya untuk tetap diruangannya Ali pun menyusul mereka.

\*\*\*\*\*\*\

"Onti ii"pekik Al girang saat masuk ke kamar rawat itu. Dia berlari lalu memeluk prilli yang tengah asik menyantap makannya disofa. Prilli segera meletakan makanannya dan menerima pelukan Al yang sangat keras hingga punggung prilli membentur senderan sofa.

Mereka tertawa bersama seraya masih berpelukan erat seolah lama tak bertemu. Padahal baru beberapa jam yang lalu mereka bertemu. Ali yang baru memasuki ruangan itu menganga tak percaya. Bukan! Bukan karna Al yang tengah berpelukan dengan prilli. Dia saja belum menyadarinya. Percayalah dia heran melihat kamara rawat vvip itu.berserakan seperti kapal pecah. Bantal2 sofa bergelimpangan dibawah. Bahkan didepa pintu masuk keranjang sampah ditempatkan disana. Dan bola2 yang terbuat dari kertas berserakan disekitarnya dan beberapa yang masuk. Botol2 minuman serta bungkus jajanan berserakan dimana-mana.

Ali menggeleng tak percaya. Bisakah itu disebut kamar rawat untuk orang yang sedang sakit. Atau mungkin kamar mereka yang biasa ditempati mereka dirumah rumah mereka. Sepertinya yang ke 2 yang tepat.
Dia berjalan dengan tatapan datar kearah pasiennya dan memeriksanya. Saat dia akan keluar, dia baru menyadari adanya si gadis aneh dan keponakannya.

"Al!!! Ayo balik"ucapnya datar.

See you next part. Makasih yang udah setia baca dan ngasih vote :)

Boleh minta 20 vote di setiap chapter untuk next?

Lope lope

QWSya_

I Love You, Baby SitterWhere stories live. Discover now