11

6.2K 525 11
                                    

Matahari kembali menyingkirkan malam bersamaan dengan Juliet yang akhirnya bangun dari tidurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari kembali menyingkirkan malam bersamaan dengan Juliet yang akhirnya bangun dari tidurnya. Juliet bangkit dari tempat tidur. Dia menguncir satu rambutnya. Tak lupa dia melakukan peregangan. Salep yang diberikan Rafael semalam memang cukup ampuh. Apalagi Juliet tidak mau bersikap manja hanya karena sempat terluka akibat penyerangan itu. Setelah dia merasa cukup dengan peregangan, matanya mulai mencari-cari sosok yang sudah bersamanya sejak hari kemarin.

Rafael Jordan.

Juliet memutuskan untuk keluar dari kamar dan mendapati Rafael yang masih tertidur pulas di sofa. Dia kemudian duduk menghadap Rafael. Juliet tersenyum samar sembari menatapnya. Dia heran saja kenapa Semesta tiba-tiba membawa sosok Rafael di hidupnya. Bahkan bisa membuat dirinya yang tak ingin tersenyum, jadi tersenyum tanpa sebuah alasan yang pasti.

"Udah bangun ternyata."

Suara yang berasal dari Rafael membuyarkan pikiran berat Juliet di pagi hari ini. Laki-laki yang tadinya sedang tertidur pulas ternyata sudah bangun. Cepat-cepat Juliet kembali dengan ekspresi datarnya. Dia menyembunyikan senyuman itu meski Rafael sudah sempat melihat pemandangan paling langka yang pernah ada di hidupnya.

"Like you see. Baru aja," jawab Juliet, membenarkan ucapan Rafael.

Rafael mengangguk mengerti. Dia berjalan menuju lemari pendingin dan mengambil sebotol air dingin lalu membilas wajahnya dengan air itu. Setelah itu dia mengambil handuk kecil di kamar mandi dan kembali sembari sibuk mengeringkan wajah. Sepertinya sudah menjadi rutinitas Rafael setiap pagi. Juliet terus mengamati gerak-gerik Rafael sampai dia tak mau diam lagi. Mungkin kewarasannya sudah kembali setelah sempat terguncang akibat penyerangan itu. Dia jadi makin merasa aneh kenapa bisa Rafael dapat menolongnya menggunakan senjata. Aneh sekali. Juliet serasa dipaksa untuk merasa penasaran dengan laki-laki yang seharusnya dia jauhi.

"Hmm, gue boleh nanya sesuatu gak sama lo?" Juliet terdengar sedikit ragu walau dia juga sangat menginginkan jawaban dari pertanyaan yang sedang berkeliaran di otaknya. Rafael langsung menganggukkan kepalanya.

"Lo nembak mereka pakai senjata siapa?" tanya Juliet, tepat pada poin utamanya.

"Punya gue. Memangnya kenapa?" Rafael jadi balik bertanya setelah menjawab pertanyaan Juliet dengan santainya.

"Bisa gitu ternyata," gumam Juliet diikuti dengan kerutan di dahinya.

Bagaimana bisa Rafael punya senjata sendiri? Kira-kira begitu yang terlintas di benak Juliet sekarang. Pikirnya Rafael hanya laki-laki biasa yang sangat ingin tahu kehidupan seorang gadis galak sepertinya. Namun mengetahui fakta tersebut, dia semakin takut kalau-kalau kehadiran Rafael di hidupnya punya makna tersendiri.

"Ikut gue, yuk. Gue mau nunjukin lo sesuatu," ajak Rafael dan langsung menarik tangan Juliet. Dia membawa Juliet pada sebuah pintu kecil di apartemennya. Wujudnya seperti pintu lemari biasa. Juliet bahkan sudah melihat pintu itu dua kali. Bagaimana tidak lihat, pintu itu tepat menghadap tempat tidur Rafael.

Bad Juliet?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang