39

5.1K 366 29
                                    

Juliet dan Kiki beserta keluarga besar pasangan itu, sedang menunggu dengan penuh harapan di depan ruang operasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Juliet dan Kiki beserta keluarga besar pasangan itu, sedang menunggu dengan penuh harapan di depan ruang operasi. Baru setengah jam Shania berada di ruang operasi dan mereka terlihat tidak sabaran untuk menunggu anggota baru yang sebentar lagi akan hadir. Juliet hanya sibuk mengotak-atik rubiknya yang dia bawa di saku celananya.

"Permisi. Bisa urus administrasinya sekarang?"

Seorang perawat dengan ramah bertanya pada mereka yang ada di situ. Kiki baru saja ingin berdiri karena merasa yang paling bertanggung jawab mengurus administrasi, namun Juliet menahannya. Wanita itu tersenyum samar.

"Biar gue aja yang ngurus administrasinya, Ki. Hitung-hitung kado buat anak lo berdua. Hehe," ujar Juliet sambil terkekeh.

"Beneran? Sumpah, sampai sekarang juga lo masih baik, Jul. Makasih banget, makasih. Bersyukur gue dapet sahabat kayak lo." Kiki menjabat tangan Juliet tidak hentinya. Juliet jadi tidak enak hati.

"Iya, iya. Gue ngurus administrasinya dulu. Nanti gue balik lagi." Kiki jadi mengangguk-angguk setuju.

Akhirnya Juliet berjalan menuju ruang administrasi. Juliet mulai menandatangani beberapa surat dari pihak rumah sakit, lalu menunggu sedikit untuk mendapat surat keterangan. Juliet mulai bergelut lagi dengan rubiknya. Sekedar menghilangkan rasa bosan.

Untung saja hari ini dia tidak memiliki jadwal khusus. Tian dan beberapa yang masih sangat aktif di TG tetap memilih untuk mengurus bagian umum klub. Jadi Juliet hanya mengontrol saja via panggilan telepon. Dia bisa menggunakan hari liburnya untuk membantu Shania kali ini.

"Jadi dokter tadi pagi yang gue liatin itu dokter baru di bagian kandungan?" tanya seorang perawat yang duduk di tempat administrasi.

"Iya. Ganteng, kan? Umurnya masih dua puluh enam tahun loh. Dia dokter terbaik di California. Tapi kayaknya udah nikah deh. Ada cincin di jari manisnya," jawab teman perawat itu yang duduk di sampingnya. Juliet masih saja mendengar perbincangan perawat-perawat itu secara diam-diam.

"Seriusan? Waduh, bodoh amat lah yah. Selagi istrinya gak liat, kan boleh?"

Kedua perawat itu malah ketawa-ketiwi membuat Juliet merasa jijik sendiri saat mendengar perbincangan mereka. Entah kenapa juga dia harus terperangkap di obrolan yang tidak penting. Bukannya mereka harus lebih fokus dengan pekerjaan mereka?

"Ngapain kalian berdua ngomongin dokter Jordan?" seorang perawat yang baru saja datang membawa surat keterangan yang harus ditandatangani Juliet. Dia memukul pelan pundak salah satu perawat yang sempat bergosip ria tadi.

"Oh, jadi namanya dokter Jordan? Itu nama belakangnya atau gimana?" tanya perawat itu lagi, masih ingin tahu lebih banyak. Juliet masih sibuk menandatangani surat keterangannya, tidak terusik lagi dengan pembicaraan mereka.

"Makasih yah, Mbak," ujar perawat yang memberi surat itu pada Juliet. Si perawat juga sempat-sempatnya mengisyaratkan Juliet untuk menandatangani kaos yang entah muncul dari mana. Juliet jadi memamerkan senyum simpulnya kemudian menerima permintaan si perawat yang ternyata juga penggemarnya.

Bad Juliet?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang