Sorot balik, beberapa hari yang lalu.
Ruangan bersih dengan kesan cukup mewah, namun hanya sedikit pencahayaannya. Ciri khas tempat berbahaya untuk sesuatu yang kejam namun dianggap berkelas. Perlahan mata Rafael terbuka dan dia sadar bahwa tangan maupun kakinya diikat. Kecuali mulutnya saja yang tidak ditutup dengan benda apapun. Kurang lebih yang ada di dalam ruangan itu berjumlah sepuluh orang. Dan beberapa orang di antaranya membuat Rafael cukup kaget.
"Cikita? Kalian?" tanya Rafael sesaat melihat keberadaan Cikita dan tiga serangkai ada di situ. Penampilan Cikita benar-benar berbeda dari yang selalu dilihat Rafael di sekolah. Selain itu, kondisi tiga serangkai juga sama seperti Rafael. Hanya saja mulut mereka dibungkam, rambut mereka sudah acak-acakkan, dan belum ada tanda-tanda siksaan lainnya. Sepertinya Cikita baru saja membawa mereka ke sini.
"Gue yang berbahaya ini masih punya urusan sama lo. Dan untuk mereka, lo gak berhak tahu apapun!" Cikita menjambak rambut mereka lagi, membuat ketiga gadis itu makin menjerit kesakitan.
"Mukanya mirip banget kan sama lifesaver abal-abalnya Juliet?" Cikita sepertinya tengah berbicara dengan seorang pria bertato itu. Dia terlihat rapi dalam berpakaian.
"Apapun yang kalian rencanakan gak akan pernah berhasil," tutur Rafael yang sudah sangat kesal, namun tetap menunjukkan sikap tenangnya. Pria bertato itu mengisyaratkan anak buahnya untuk keluar dari ruangan itu, begitu juga dengan Cikita. Terlihat keadaan tiga seragkai yang sudah benar-benar kacau. Mereka terus saja mengeluarkan air mata dan tidak lama setelah itu, mereka diseret keluar dari ruangan tersebut bersama dengan para anak buah.
Pria bertato itu kemudian mendekat ke arah Rafael, mencengkram leher Rafael dengan erat. "Saya Ramon Jaques. Mafia paling ditakuti di seluruh Asia."
"Oh jadi sekarang gue juga harus merasa terhormat atau takut karena berhadapan langsung dengan mafia paling aneh gini?" Rafael melemparkan tatapan remehan ke arah pria bertato yang sudah diketahui bernama Ramon.
"Kamu benar-benar mirip dengan anak itu rupanya. Untungnya hidupmu tidak akan berakhir seperti mereka," jelas pria bertato itu, lantas bernama Ramon. Dia kemudian melepaskan cengkramannya.
Rafael jadi bingung dengan maksud ucapan Ramon. Apa maksud pria itu dengan berakhir seperti mereka? Siapa saja yang dimaksud Ramon? Seperti tahu bahwa Rafael sedang kebingungan, Ramon menunjukkan sebuah foto yang makin membuat Rafael kebingungan.
"Apa maksud lo?" tanya Rafael dengan ketus. Pikirannya jadi makin sibuk sesaat dia melihat potret Kakeknya dengan seorang pria lain yang terlihat lebih muda dari Kakeknya.
Ramon jadi tersenyum sinis, "Pria yang ada di sampingnya adalah pelaku yang membunuh Mahesa, Kakekmu!"
"Kakek gue meninggal karena penyakitnya. Dia gak dibunuh sama siapapun!" Rafael bersikeras, tidak terima mendengar Ramon menyebutkan nama Kakeknya dengan sangat tidak hormat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Juliet?
Teen Fiction[ Silahkan dibaca. Kali aja jadi jatuh dalam kisah Juliet yang bukan sekedar misterius. ] Juliet Assandra di tahun itu. Namanya perlahan seperti sebuah kutukan. 1988 seperti awal jebakan. Anggun dan dingin dalam waktu bersamaan. Sekolah menjulukiny...