Bertemu Fadhil

143 7 0
                                    

Sebelum berangkat…

“ Syanan ayo. Nanti dokter Raka menunggu”

“ Syanan gak mau tante. Kita kan bisa terapi sendiri di rumah. Syanan gak suka sama rumah sakit”

“ Ayolah, Syanan. Masa iya kamu mau di DO dari sekolah karna terlalu lama izin”

“ Ya udah oke. Demi sekolah aku mau”

“ Gitu dong. Yuk”  

Sesampainya di rumah sakit…

“ Pagi, dok”

“ Pagi, bu Siska. Pagi Syanan”

“ Hmm” jawab Syanan cuek.

“ Kita langsung aja kalau gitu. Mari”

“ Ayo Syanan”

“ Nah sekarang kita mulai dari latihan berdiri” kata dokter Raka memulai.

“ Ayo Syanan kamu pasti bisa” kata Tante Siska menyemangati.

“ Gak usah dipegangin aku bisa sendiri” kata Syanan kesal.

Dokter mengikuti apa yang Syanan mau. Syanan berusaha berdiri sendiri tanpa pegangan. Namun, karena kurang kuat Syanan terjatuh dan seseorang yang memperhatikan Syanan dari tadi menolongnya.

“ Hati-hati” kata orang itu  

(mereka saling menatap)  

“ Makasih. Kamu siapa?”

“ Aku Fadhil. Kamu?”

“ Syanan”

“ Kamu orangnya ngeyelan ya. Kalau dokter harus tuntun kamu, itu artinya kamu emang harus dituntun. Kalau kamu ngeyel kaya gini, diri kamu sendiri yang terluka”

“ Bukan urusan kamu” kata Syanan jutek.

“ Emang bukan urusan aku. Tapi kamu lihat mereka yang di kursi roda. Mereka udah tua tapi semangat sembuh mereka jauh lebih tinggi daripada kamu. Mereka optimis bisa sembuh. Padahal peluang mereka sembuh lebih kecil daripada kamu”

“ Kamu disini ngapain sih?”

“ Tadinya aku mau jengukin saudara. Tapi lihat kamu, perhatianku jadi tersita. Aku lupa kalau aku kesini untuk jenguk saudara bukan jadi pembujuk”

“ Kamu masih muda kan?”

“ Iya, umur aku 14 tahun. Kayanya kita seumuran deh”

“ Udah sana urusin urusan kamu sendiri”

“ Iyalah itu pasti, tapi boleh aku tau tentang diri kamu”

“ Hah? Ha...ha...ha... Gak salah denger nih”

“ Kenapa ketawa? Denger ya.. Aku akan pergi kalau kamu kasih tau nomor ponsel kamu dan kamu mau terapi supaya cepat sembuh”

“ Nyebelin banget sih. Ya udah, nih kartu nama aku”

“ Thanks. Ini kartu namaku. Jadi…”

“ Apa lagi?”

“ Terapinya?”

“ Iya aku bakalan terapi dan cepet sembuh. Sewot banget. Udah pergi sana!”

“ Terapi dulu baru aku pergi”

“ Iya iya” jawab Syanan dengan kesal.

Syanan pun ingin terapi karena bujukan dari Fadhil. Mulai hari itu, kesedihan Syanan hilang terganti oleh kebahagiaan bersama Fadhil. Kedekatan mereka semakin hari semakin akrab. Ya… meskipun berbeda sekolah. Fadhil anak SMP N 1 Madiun sedangkan Syanan anak SMP N 2 Ngawi. Mereka hanya berkomunkasi dan bertemu saat liburan sekolah.

Kisah Masa SekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang