Prilly semakin merapatkan diri di sebuah ruang kecil.tempat yang kini dia jadikannya tempat persembunyian.wajahnya memucat ketika mendengar langkah kaki seseorang yang mendekat.
"Ya tuhan apa yang harus aku lakukan sekarang !?"prilly melihat sekeliling ruangan berharap ada benda yang bisa dia gunakan untuk melindungi diri.prilly membuka satu persatu kotak laci yang terdapat di sana.dan tak lama dia menemukan sesuatu benda kecil di sana.2 buah pistol tergeletak di dalamnya.prilly tersenyum kemudian tampa berpikir lama dia mengambilnya dan mengeceknya apakah masih ada pelurunya.dan beruntungnya keduanya masih terisi penuh.
"Bagus kali ini keberuntungan sedang berpihak padaku.aku yakin dengan ini aku bisa menyelamatkan ali."gumamnya tersenyum senang lalu menutup kembali laci laci tersebut.Sebelum akhirnya mempersiapkan diri menyambut serangan dari para bodyguard loferdo.Dan dirinya lebih memilih bersembunyi di balik pintu ruangan.
"Cleecckkk."
Pintu ruangan tersebut terbuka. Dua bodyguard masuk sembari menyodorkan pistolnya."tidak ada siapa siapa? "Ucap salah satu dari keduanya ketika tak mendapati seorang di sana.
"Kau benar memang tidak ada siapa siapa di sini.mungkin tadi aku salah mendengar."keduanya lalu berbalik namun sebelum berbalik.prilly meluncurkan sikunya untuk memukul kedua bahu lelaki itu hingga meringis kesakitan.
"Aaarghhh !"keduanya mengaduh memegang sikunya.prilly lalu menempelkan kedua pistolnya di kepala mereka masing masing dengan arah dari belakang.
"Katakan dimana kalian menyebunyikannya?"tanya prilly cepat.
"Siapa kau? Berani beraninya memasuki wilayah kami"prilly tersenyum tipis menanggapi ucapan salah satu dari mereka.
"Kalian tidak perlu tahu siapa aku.sekarang cepat katakan dimana kalian menyembunyikan laki laki yang baru saja kalian sekap hah?"geram prilly menekankan lebih kuat pistolnya di kepala keduanya.
"Maksudmu laki laki FBI itu?untuk apa kau ingin mengetahuinya?apa kau ingin menyelamatkannya?jangan berpikiran jika hal itu cukup gampang di lakukan?"setelah mengatakan hal itu.salah satunya mengeluarkan sesuatu dari saku jasnya.kemudian menekan tombol yang terdapat pada benda persegi panjang namun memiliki ukuran yang cukup kecil.prilly tak mengetahui jika benda itu ialah benda yang mereka gunakan untuk memanggil para bodyguard lainnya.
"Sebentar lagi anda akan mati di tangan kami nona."prilly mengerutkan dahinya. Namun tak lama dia seakan baru menyadari akan apa yang telah di lakukan oleh bodyguard di depannya.prilly memperhatikan bayangan seseorang mendekat dari lubang kecil pintunya yang tertutup.prilly lalu mengalihkan pandangan.menatap geram kedua bodyguard tersebut.
Dengan gerakan cepat.dan secara kebetulan juga di dekatnya prilly menemukan sebuah plaster hitam dan juga tali.Tampa mau membuang kesempatan.prilly segera memanfaatkan alat alat tersebut.mengikat kedua tangan mereka ke belakang dan membungkam mulutnya dengan plaster.sehingga mereka tidak bisa mengeluarkan suara.
"Apa kalian kira aku cukup bodoh untuk menghadapinya."ujar prilly membalas tantangan mereka tadi.yang kini sedang memberontak. Prilly mengiring mereka berdiri.
"Bersiaplah kalian."prilly menyuaraka hal itu tepat di telinga keduanya. Dan Prilly lalu menempatkan diri di balik punggung mereka.
GEBRAAKKKK...!!!!
Begitu pintu terbuka. Para bodyguard langsung meluncurkan pistolnya masing masing.dan saat itu juga prilly mendorong kedua laki laki yang sempat bersamanya.spontan yang di tembak mereka justru temannya sendiri.
"Dorrrr...!!
"Doorrrr...!!
" Dorrrr...!!!