Prilly cukup tercengang akan kehadiran seseorang yang tak di sangka sangkanya.seorang lelaki tampan berkulit putih tengah berdiri tegap di hadapannya dengan senyumannya.
"adrian?"gumam prilly yang di balas adrian dengan kedipan mata sebelah yang prilly yakini mampu menghipnotis para wanita yang melihatnya.prilly mengalihkan pandangan ke belakang adrian.memastikan tak seorang pun yang mengetahui akan keberadaannya saat ini.adrian mengikuti arah pandang prilly.dia pun tahu dengan arti pandangan prilly.
"tenang saja...aku berani jamin tidak ada yang mengetahui jika kau ada di sini prilly"ujar adrian tersenyum yang secara langsung membuat prilly menatapnya serius.
"bagaimana bisa kau tahu kalau aku ada di sini adrian?"tanya prilly menaruh curiga pada adrian.karna yang dia ingat dia tidak pernah memberikan alamat tempat tinggalnya kepada siapapun terkecuali yuna.karna memang hanya yuna lah yang terkadang menemaninya di apartement
"tadinya aku hanya sekedar ingin melihat lihat suasana kamar di apartement ini.dan tidak sengaja aku melihatmu.
"karna itu kau mengikutiku?"tebak prilly memotong cepat kalimat adrian yang di balas dengan anggukan mantap.prilly mengeluh kesal.akan kedatangan adrian.
"kau tidak mempersilahkanku masuk prilly?"prilly yang saat itu sedang melamun pun tersadar dengan pertanyaan yang baru saja adrian lontarkan padanya.dengan malas dan terpaksa prilly mengizinkan adrian memasuki kamarnya.
"ternyata cukup luas juga.aku akan mengambil apartement ini"ucap adrian membuat prilly mengerutkan dahinya.dia merasa ada yang mengganjal dengan ucapan adrian barusan.
"maksudmu kau akan mengambil kamar lainnya?kalau memang benar.bisakah kau keluar sekarang dari kamarku.aku lelah ingin istirahat "jelas prilly yang membuat adrian terkekeh geli mendengar ungkapan prilly.
"kau mengusirku dokter prilly? "adrian menoleh ke belakang dan mendekat ke arah prilly yang sekarang terlihat memundurkan diri.
"bukan itu maksudku.kalau memang kau ingin mengambil kamar di apartement ini. Silahkan kau bicarakan dengan pemiliknya.lagipula tidak ada salahnya kan kalau aku menyuruhmu keluar dari kamar yang memang sudah menjadi milikku.
"siapa bilang aku ingin mengambil kamar yang lain"adrian semakin mendekatkan diri pada prilly yang mulai terpojok.
"maksudmu?"tanya prilly tak mengerti
"aku ingin mengambil kamar ini dokter prilly beserta"adrian memotong kalimatnya ketika dia sudah berjarak sangat dekat dengan prilly.jari telunjuknya bergerak gerak menyusuri setiap inci wajah cantik prilly.
"beserta apa?
"beserta isinya termasuk kau dokter seksi"mendengar hal itu prilly mendorong tubuh adrian.
"kau itu seorang dokter.kenapa kau tidak punya etika sopan sedikit pun terhadap perempuan."sentak prilly marah
"memangnya salah kalau aku melakukan hal ini padamu pril?aku jatuh cinta denganmu.dan aku tidak bisa memendamnya lebih lama."ucapan yang baru saja adrian keluarkan cukup membuat prilly terperanjat karna kaget.
"kau.... Kau bilang apa barusan?"prilly meyakinkan lagi akan apa yang di dengarnya.
"aku mencintaimu pril.maukah kau menikah denganku"adrian lalu mengeluarkan sebuah kotak merah kecil berbentuk love berpita kuning dari kantong celananya.kemudian menyodorkannya pada prilly.
"apa yang kau lakukan adrian?"prilly menarik tangannya pada saat adrian hendak meraih jemarinya.
"aku ingin kau menerima lamaranku prilly"adrian menarik paksa jemari prilly.
