*
*
*
*
"percuma saja kau berteriak sweety.karna aku sudah memasang alat kedap suara di seluruh ruangan mansion ini.jadi untuk itu cobalah menikmatinya.aku pastikan setelah aku melakukannya.kau pasti akan ketagihan lagi dan lagi!"tekan lelaki itu menyeringai ketika melepas kebrutalannya mencium leher prilly yang kini sesunggukan karna menangis.
"lepaskan!!aku mohon jangan lakukan itu.a...a..aku sedang hamil"ucap prilly terbata
Lelaki itu menghentikan aksinya saat dia akan kembali menciumi leher mulus milik prilly.
"apa kau bilang?"ucapnya yang nampak terkejut.
"sa...saat ini aku sedang hamil..ku mohon jangan lakukan itu.kau akan membunuh bayiku nantinya."pinta prilly dengan air mata berceceran di sekitaran pipinya.awalnya dia menganggap bahwa pengakuannya barusan bisa membuat lelaki bejat itu mengurung niatnya.namun tak di sangkanya malah berbalik.
"apa perduliku tentang hal itu.yang terpenting sekarang.kau adalah milikku"lelaki itu menyobek bagian depan baju yang di kenakan prilly.dan di saat itu pula sebuah tarikan membuat lelaki itu terhuyung ke belakang.dan belum sempat dia sadar siapa yang menariknya.sebuah pukulan sudah menghujam perutnya.dan di lanjutkan dengan pukulan-pukulan lainnya.
Prilly membuka matanya dan dia sudah melihat ali dengan brutalnya menghajar lelaki tadi yang hampir memperkosanya tanpa ampun.
Seolah kesetanan ali bisa saja membunuhnya.namun hal itu tak berlangsung lama ketika raka datang menghadangnya.
"hentikan ali!"seru raka mencoba meredam emosi ali.
"apa kau bilang?hentikan?tidak,aku tidak akan menghentikan apa yang memang seharusnya aku lakukan padanya!"ali kembali menghujami lelaki itu dengan pukulan-pukulannya.
"hentikan kau bisa membunuhnya!"cegah raka
"aku memang berniat membunuhnya."ali benar-benar tak menggubris ucapan raka.
Hingga dengan paksa raka menghentikan aksi brutal sahabatnya itu menarik kedua lengannya dari belakang.
"ini belum cukup!"
"tapi,ini bukan waktunya untuk menghajarnya.lebih baik kau urus prilly"ucapan raka membuat emosi ali sedikit redam,namun dia kembali saat lelaki bejat itu berhasil kabur melarikan diri dari hadapannya sambil berseok-seok
"bajingan!jangan lari!!"
Ali hendak mengejarnya namun raka kembali menghadangnya."biar aku yang urus.lagipula beberapa polisi,tentara dan para anggota FBI sudah berjaga di berbagai sudut ruangan.kau tenang saja mereka pasti akan bisa menangkapnya.lebih baik sekarang kau lihat prilly.dia membutuhkanmu"ucap raka lalu berlalu keluar mengejar langkah lelaki tadi.
"brengsek!"umpat ali dengan mengepalkan tangannya.hingga kemudian dia mengalihkan pandangannya menatap nanar kondisi istrinya.sungguh dia tahu bagaimana perasaan prilly sekarang.pastilah dia merasa sudah terhina karna lelaki itu sudah berhasil melecehkannya.
"sayang"ucap ali membelai lembut puncak kepala prilly membuat prilly memfokuskan pandangan kepadanya.
Ya tuhan,apakah yang ku lihat ini nyata?ali masih hidup dan sekarang dia membelai rambutku dan memangilku dengan nama yang sering kali dia gunakan sebagai tanda cintanya kepadaku.
"sayang maafkan aku,maaf karna sudah membuatmu menunggu lama,"ali menarik kepala istrinya dan memberikan satu kecupan di sana.membuat prilly akhirnya tersadar dari kelamunannya.bahwa apa yang di alaminya memang nyata adanya hingga tak lama dia menangis dan membalas pelukan ali dengan sangat erat.
"aku takut ali....aku takut"isaknya dalam tangis.
"semua susah berakhir,aku ada di sini,aku akan menjagamu sayang"
