Bab 1 : Rahasia Besarku

3.7K 79 3
                                    

Oke, mari kita awali dengan yang namanya perkenalan. Namaku James. James Wellington. Aku adalah seorang pria muda dengan postur tubuh lumayan berisi dan orang – orang sering bilang kalau aku adalah cowo yang lumayang ganteng. Usiaku 24 tahun, dan aku bekerja sebagai salah satu staf redaksi De Outstanding, yang merupakan sebuah majalah dua mingguan yang cukup terkenal di kotaku. Aku sudah bekerja di sama selama kira – kira dua setengah bulan.

Aku merasa sangat senang saat bisa bekerja di sini. Karena ini merupakan pekerjaan impianku, menjadi anggota redaksi dari sebuah majalah. Jadi, aku tak menyesali karena aku telah berada di sini.

Apalagi, lingkungan kerjaku ini sungguh sangat asik. Teman – temanku adalah orang yang sangat ramah, dan bisa dengan mudah menerimaku. Mereka juga tak segan membantuku yang masih anak baru agar bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja dan juga ritme kerja mereka. Tak heran kan, kalau aku betul – betul betah di sini?

Mengenai kehidupan pribadi, aku merupakan seorang lajang, atau kasarnya jomblo. Dan aku tinggal di sebuah rumah sewaan kecil yang berjarak sekitar 15 menit dari kantorku. Aku memutuskan untuk hidup sendiri saja sejak lulus kuliah, sementara itu kedua orang tuaku tinggal di sisi lain kota ini.

Itu adalah gambaran umum tentangku. Yang bisa kalian lihat dari luar saat pertama kali berkenalan denganku.

Dan aku punya satu rahasia, yang tak pernah kubagi dengan siapapun. Kuharap kalian yang mendengarnya akan terus menjaganya. Karena ini merupakan rahasia yang sangat... mengguncangkan. Apalagi kalau sampai diketahui oleh orang lain.

Mau tau?

Oke, aku akan katakan sekarang. Sebenarnya... aku adalah seorang... gay.

Kumohon kalian jangan merasa jijik karena itu. Karena sejauh ini, aku belum pernah pacaran dengan seorang cowopun. Kalau ditembak cewe sih sering. Dan beberapa ada yang kuterima juga. Tapi aku betul – betul tidak pernah melakukan apa yang kalian bayangkan saat mendengarkan kata 'gay' tadi.

Selama ini, aku hanya jadi pengagum pria – pria yang bisa dibilang tampan dan juga gagah. Dan aku tak pernah berniat memiliki mereka. Karena aku tau itu sangat berbahaya. Kaum gay memang tak pernah diterima dengan baik, kan? Jadi aku memutuskan untuk merahasiakannya saja dulu selama yang aku bisa. Dan jika aku nanti bisa mendapatkan lingkungan yang mau menerimaku sebagai seorang gay, mungkin nanti aku akan lebih terbuka lagi. Tapi menemukan lingkungan yang seperti itu agak mustahil kan?

Ya, aku sudah menutupi sesuatu yang sering dibilang 'kelainan' ini dengan cukup rapi. Bahkan semua mantanku tidak pernah tau kalau aku adalah seorang gay. Apalagi teman – temanku. Mereka semua tidak tau. Dan itu kurasa bagus. Walau kadang aku sangat ingin sekali mendekati incaranku.

Seperti misalnya, saat aku kuliah dulu. Pada saat itu, aku ikut klub jurnalis di kampus. Dan salah satu seniorku –yang merupakan ketua klub- adalah incaranku. Tak heran dia kuincar. Karena dia memang seorang pria yang menawan lagi baik hati. Banyak wanita yang mengidolakannya, walau dia tak pernah dikabarkan pacaran dengan seseorang. Aku selalu senang kalau bisa berdekatan dengannya di klub, apalagi kalau bisa membantunya dalam liputan buletin kampus yang terbit sebulan sekali. Aku senang kalau dia memintaku untuk jadi asistennya, dan dia juga orang yang sangat ramah. Aku nyaris saja lepas kendali saat aku berduaan dengannya di ruang klub. Walau setelah dia lulus kuliah, aku sudah jarang sekali berhubungan dengannya. Kudengar kabarnya dia jadi seorang anggota redaksi di koran kota.

Oke, kalau sudah membahas soal cowo, aku pasti melantur. Lebih baik aku kembali ke topik utama tadi.

Yah, dan bahkan sampai saat ini semua temanku di lingkungan kerja tidak tau kalau aku seorang gay. Kuakui anggota redaksi di kantorku ini kebanyakan terdiri atas pria tampan dan juga wanita cantik. Yang membuatku senantiasa ingin sekali meneteskan liurku kalau melihat salah satu dari mereka lewat di hadapanku.

The LGBTQ+ ClubTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang