Bab 10 : Help You

462 24 1
                                    

Aku merasakan bahwa kepalaku berputar – putar dengan cepat, dan aku berusaha membuka mataku. Aku langsung disilaukan oleh sinar lampu yang berada di langit – langit. Aku merasakan bahwa bahu kiriku masih agak sakit, dan ada semacam aroma aneh yang tercium di hidungku. Aku mengedipkan mataku, lalu berusaha mengingat kembali kejadian terakhir yang aku lalui.

Oh... aku sudah ingat sekarang. Tadi aku mendapatkan tusukan di dekat bahuku, dan setelah selesai melawan pasukan ALA, aku langsung pingsan sebelum dibawa ke ambulans. Berarti... aku sekarang sudah ada di rumah sakit ya?

Aku melirik ke sebelah kiriku. Ada sebuah selang infus disana. Dan juga sekantong darah. Pasti lukanya mengeluarkan banyak darah, sehingga aku harus mendapatkan transfusi darah. Dan di sisi ranjangku, aku bisa melihat kalau disana ada Martin. Dia telah berganti pakaian, dan tangannya agak memar. Wajahnya murung dan matanya agak sembab. Apakah dia menangis? Kenapa?

Aku langsung memberanikan diriku untuk mengeluarkan suara.

"Martin..." ujarku

Semua orang yang ada di sana langsung menoleh. Rupanya semua teman – temanku ada di sana. Terutama Martin yang langsung menganga saat melihatku.

"Jamie! Oh, akhirnya kamu sadar! Kamu membuatku takut, tau!" ujar Martin, lalu dia menggenggam tanganku

"Tidak... aku baik – baik saja kok, sungguh." Sahutku lemah

"Kami semua khawatir, Jamie!" seru Mona

"Aku panggil dokter dulu ya..." ujar Martin

"Ya udah, cepetan gih!" sahut Dave

Martin langsung pergi ke luar untuk mencari doter, dan yang lain langsung mengerubungiku.

"Tunggu, ini jam berapa?" tanyaku

"Jam 7 malam. Kamu sudah tidur selama 12 jam lebih, tau! Enak banget ya... sementara aku musti ke kantor polisi dan menjelaskan semuanya pada mereka." Ujar Christ

"Begitu ya?"

"Ya. Aku nggak pernah loh ngelihat Martin sesedih itu. Pas kamu pingsan, dia langsung panik." Ujar kak Louise

"Eh, beneran?"

"Iya, pake nangis lagi. Pas kamu opreasi juga dia kelihatannya takut banget kamu kenapa – napa gitu. Selama enam jam pertama, air matanya banjir, sampe – sampe sapu tangan yang kupinjemin ke dia basah kuyup!" ujar Mike

"Eh? Serius? Sepertinya aku sudah membuat dia khawatir banget ya?"

"Iya. Aku nggak pernah ngeliat kak Mart sampe sebaper itu. Cuma sama kamu loh, dia sampe baperin keadaan seseorang." Ujar Mary

"Ya ampun... parah banget. Ngomong – ngomong, apa saja yang sudah terjadi selama aku tidak ada?"

Mike langsung menceritakan semuanya. Saat aku pingsan, aku langsung dibawa ke ambulans menuju ke rumah sakit. Martin terus – terusan mengkhawatirkan keadaanku, sampai dia tidak henti – hentinya menangis. Aku diberikan jahitan di bahu. Sementara menungguku sadar, mereka semua merapikan diri dulu, lalu Christ dan Dave pergi ke kantor polisi untuk dimintai keterangan. Rupanya pihak kepolisian mengerti posisi kami semua sehingga Christ dan Dave langsung dilepas setelah selesai menceritakan semuanya pada mereka. Semua orang langsung berkumpul di sini sejak siang, dan menungguku sampai akhirnya aku sadar.

"Oh wow. Jadi bagaimana dengan ALA?" tanyaku

"Mereka, si pemimpinnya di tangkap. Tapi anggotanya banyak yang kabur. Kayaknya kita nggak bisa diam sekarang, guys. Karena kita sudah diserang. Kita harus melakukan sesuatu." Ujar Christ

The LGBTQ+ ClubTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang