Zayn kembali dengan beberapa kantung belanjaan baru di tangannya. Aku membuang wajahku darinya saat mata kami bertemu. Aku memilih untuk mendengarkan lagu dari ponselku. Melihat wajahnya saja berhasil membuatku sangat kesal. Will menjalankan mobilnya dan selanjutnya aku tidak mendengar percakapan sedikit pun di antara kami bertiga.
Aku berjalan menuruni mobil sesampainya kami dengan selamat di rumah. Aku mengambil kantung belanjaanku dan pergi meninggalkan Zayn dan Will yang terlihat sedang asik membicarakan sesuatu.
"Zoe, acaranya jam tujuh malam" Will berteriak. Waktu masih menunjukan pukul lima. Aku masih mempunyai satu setengah jam untuk bersiap - siap.
"Zoe ini undangannya" Will kembali berteriak. "Kau tidak akan bisa masuk tanpa undangan" lanjutnya.
Aku berberbalik ke arahnya. "Kau pegang saja undanganku" ucap Will sambil menyerahkan undangan berwarna biru muda. "Aku bisa masuk tanpa undangan" aku pun mengangguk.
"Kau tidak boleh berangkat sendiri" ucap Will dengan segala sifat otoriternya. "Kau harus berangkat bersama Zayn"
Damn it.
"Aku tidak bisa nengantarmu, aku harus ke toko bunga dulu untuk mengambil pesananku untuk Lily" lagi - lagi aku hanya mengangguk.
Aku membuka undangan yang diberikan oleh Will seusai mandi dan menata rambutku. Mataku nyaris keluar ketika kalimat terakhir pada undangan tersebut.
Dresscode : Navy
Aku berjalan menuju walk in closet milik ku. Aku mencari ke bagian dress dan hasilnya nihil. Aku sangat jarang membeli baju berwarna biru atau pun navy karena aku tidak terlalu suka warna biru. Aku menyerah, mungkin memang aku tidak diizinkan datang ke sebuah pesta yang sebenarnya tidak mengundangku. Aku mendengus kesal. Pintu kamarku berbunyi karena seseorang mengetuknya.
"Zayn?" mata ku menangkapnya yang sudah rapi dengan kemejanya yang berwarna navy.
"Kau masih belum siap juga?" tanyanya.
"Aku baru liat dresscodenya" jawab ku. "Kurasa aku tidak jadi ikut"
"Memangnya kenapa?"
"Aku tidak punya baju berwarna navy, Zayn" ucap ku dan Zayn tertawa.
"Let me in" ucapnya.
"Hah?"
Zayn dengan cepat mendorong pintu dan duduk di atas tempat tidurku. Tangannya menenteng sebuah shopping bag. Pasti dia akan memberikannya kepada Mandy saat di pesta nanti.
"Zoe sini" ucap Zayn yang sepertinya heran hanya melihatku berdiri mematung sambil menatapnya.
"Nih" Zayn menyodorkan shopping bag yang ada di tangannya untukku.
"Apaan ini?" Aku membuka shopping bag berwarna lavender dengan nama toko terkenal tertera di sana. Aku melihat dress berwarna navy yang sebelumnya aku coba ketika membantu Will untuk memilihkan kado untuk Lily. Mataku berbinar.
"You bought this for me?" ia mengangguk. Tanpa aba - aba, aku pun segera memeluknya dengan penuh semangat. Membuat tubuhnya terhuyung ke belakang dan terjatuh di atas tempat tidurku dengan aku yang berada di atasnya.
"Hahaha"
Aku tertawa berniat untuk mencairkan suasana yang sangat canggung ini. Nyatanya hanya aku yang tertawa, sementara Zayn menatapku dalam diam. Zayn mendekat ke arahku membuat jantung ku seketika berhenti. Ia menghapus jarak diantara kami.
Bibir Zayn menyetuh bibir ku, meskipun hanya sekilas tetapi berhasil membuat kakiku lemas seketika.
"Aku tunggu di bawah" aku segera bangkit dari posisi ku sebelumnya dan memberikan jalan untuk Zayn keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Heart Wants What it Wants // z.m
Fanfiction"Cause good girls are bad girls that haven't been caught" Zoella, gadis yang terbiasa tinggal terpisah dari keluarganya dan sudah terbiasa hidup membohongi ayahnya dengan topeng perempuan baik - baik pun akhirnya harus pindah dan tinggal kembali ber...