Chapter 1

236 19 5
                                    



Namaku Na Seon Mi. Aku pindah ke apartemen ini atas saran dari sahabatku, Jung In Ha. Entah kenapa tiba-tiba di apartemen ini ada rumah yang kosong, karena apartemen ini dekat dengan kampusku, makanya tanpa pikir panjang, aku langsung secepatnya pindah ke sini. Tetapi, di awal kepindahanku, masalah langsung datang kepadaku. Yaitu salah seorang tetanggaku yang menempati rumah nomor 170.

***

"Kesan pertama yang buruk! Apaan tuh cowok, walaupun aku gak bukain pintunya, kalau megang pot buganya hati-hati, pasti gak akan pecah!" aku terus mengomel-omel sendirian sambil memindahkan bunga tadi ke dalam pot baru milikku. 

"Untung saja aku punya pot cadangan, kalau nggak, ntu cowok cuma ngasih sampah ke aku!" lanjutku. Kemudian aku meletakkan pot bunga itu di atas meja.

Ku berjalan mengambil air minumku. Sepertinya aku langsung dehidrasi menghadapi cowok aneh itu. Dengan cepat aku meneguk segelas air putih. 

Aku melirik ke atas mejaku dimana aku meletakkan tteokbokki yang tadi kubeli.

Oh iya! Aku harus memberikan ini ke seluruh ... tetangga tiba-tiba saja moodku berubah karena kata 'tetangga'. Ya, dimulai sejak beberapa menit yang lalu. Ketika seorang tetangga bernama Hoshi memecahkan pot bunga di depan pintu rumahku kemudian mengejek dan membentakku.

Aku menarik nafas panjang. Sudah, Seon Mi-ya! Jangan terus pikirkan itu! Nasi sudah jadi bubur, gak bisa diapa-apain, yang sekarang kamu bisa lakukan hanya menambahkan bumbu ke dalamnya!

"Kekeke, gadis baik ..." gumamku pada diriku sendiri. Oh iya, ngomong-ngomong, total seluruh orang yang tinggal di lantai 5 ini berapa orang ya? Aku terus berpikir. Yang aku tahu hanya pemilik rumah nomor 170. Yang pasti Hoshi tidak sendirian, karena tadi dia menyebut 'Coups-hyung', yang berarti 'Coups' adalah tetanggaku.

Kemudian aku sibuk memasukkan tteokbokki ke dalam kotak. Tteokbokki ini akan kuberi kepada tetangga-tetangga baruku. Setelah mengemas tteokbokki itu, aku langsung membagikan kepada tetangga-tetanggaku. Di lantai 5 ini terdapat 4 rumah, dari rumah nomor 168, 169, 170 dan 171.

Pertama, aku memberikan tteokbokki ini kepada tetanggaku di rumah nomor 169, ternyata yang menempatinya adalah seorang mahasiswa wanita berumur 25 tahun. Sepertinya dia sangat sibuk. Aku sedikit segan menghabiskan waktu untuk mengobrol dengannya. Oleh karena itu, aku hanya menekan bel, menyapanya dan langsung memberikan tteokbokki kepadanya.

Berlanjut ke rumah nomor 169, yang menempatinya adalah 2 orang cowok anak SMA. Sepertinya mereka tidak terlalu sibuk, karena begitu pintu rumah mereka terbuka, aku bisa melihat poster dan merchandise anime bertebaran dimana-mana. Hm, seorang otaku.

Dan ke rumah terakhir, nomor 170. aku sedikit takut menekan bel. Ya, aku takut berhadapan dengan cowok yang tadi mengejekku. Hoshi.

Dengan perasaan merinding aku memberanikan diri menekan bel. Kemudian seseorang membuka pintu.

Dan yang membuka pintu itu adalah ... Hoshi. Perasaanku menjadi canggung. Aku bingung harus bilang apa ke cowok aneh ini. Dia hanya diam menatapku.

"Um, tteokbokki," aku menyerahkan tteokbokki  itu.

"Apa artinya? Maaf? Makasih? Mohon bantuan?" tanya Hoshi bertubi-tubi. "Atau ..." Hoshi memutuskan kalimatnya.

Atau...? Aku berpikir.

"Saranghaeyo?" 

******************************************************************** 

Chapter 1 nya kependekan ya? :3

Jangan lupa vote dan comment nya ya~

Thank You~ 

My Annoying NeighborTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang