Chapter 15

159 16 2
                                    


Seharian ini aku hanya tertidur nyenyak karena malam tadi aku terlalu lama begadang. Alhasil, ketika aku terbangun, jam telah menunjukkan jam 5 kurang.

Gawat! Kalau aku telat bakalan di bunuhnya!! Aku dengan cepat mandi dan mengganti bajuku seadanya.

Setelah bersiap-siap, aku langsung berlari keluar rumahku. Namun,

"AA GAPJAGIYA!!" aku terkejut melihat Hoshi yang sudah berpakaian rapi—untuk ke pesta—telah berdiri dengan raut kesal di depan pintu rumahku.

"Waee?? Bukankah kita hampir terlambat? Ayo cepat!" aku langsung mencoba berlari kencang menuju lift, namun Hoshi sudah menarik kerah bajuku membuatku merasa tercekik dan menghentikan langkahku. "Ya! Kau mau bunuh aku?!" seruku kesal.

Hoshi melipat kedua tangannya. Pakaiannya memang sudah rapi namun wajahnya sangat kusut.

"Pabo! Pestanya masih 2 jam lagi!" seru Hoshi.

Aku menatapnya heran. "Kenapa kau bilang jam 5?"

"Karena aku sudah tahu begini akhirnya!" bentak Hoshi sambil menunjukku. Terkhusus menunjuk penampilanku yang hanya menggunakan jaket dan rok panjang. "NORAK" ejek Hoshi.

"Ya! Ini baju khusus untuk pesta! Kau itu namja gak akan tahu tentang fashion yeoja!" bentakku tak terima di ejek.

"Pft!" Hoshi menahan tawanya—tepatnya tawa mengejek.

"Aku ini namja tapi aku bisa bedakan mana yang cantik mana yang jelek tahu! Seleramu kuno! Lagian kau berhenti memanggilku 'Ya', mana hasil latihan kita tadi?!"

Aku mengepalkan tanganku bersiap melayangkan tinjuku ke mulut Hoshi yang dari tadi hanya mengejekku, namun kuurungkan niatku karena Hoshi yang tiba-tiba menarik lengan jaketku.

"Seon Mi-ya, bajumu norak sekali, padahal mukamu sudah cantik," Hoshi berjalan menuntunku sambil menarik lengan jaketku.

Hasil latihan apanya, kau juga masih menarik lengan bajuku, umpatku dalam hati.

***

Kami tiba di sebuah toko baju yang di bilang wow. Aku saja belum pernah ke toko ini, namun sepertinya Hoshi sudah sangat mengenal tempat ini. Yah, bisa kuakui penampilan sehari-hari Hoshi itu sudah lagaknya seperti seorang model. Namun kharismanya tertutup akan aura mengerikannya itu.

"Chagiya, aku akan menunggumu 15 menit. Jangan lupa make up mu! Aku nggak mau di ejek kalau punya pacar yang mukanya minyakan," kata Hoshi sambil duduk di sebuah sofa yang sudah disediakan di toko tersebut.

Aku memberikan tatapan kesal kepada Hoshi.

"Minyakan kau bilang? Kau pikir mukaku ini piring?! Minta tolong aja sama su*light kalau mau yang kesat tanpa minyak!"

Dasar namja gila. Berkeringat saja tidak, darimana datangnya minyak itu! Dasar maniak mengejek! Ahkg! Hancur harga diriku!! Seruku kesal dalam hati.

Aku mulai berkeliling mencari baju. Namun melihat keadaan dompetku, aku rasa aku hanya perlu membeli baju yang paling murah di sini. TAPI kenapa harga di sini fantastis sekali. Menyedihkan sekali nasibku ini.

Setelah mendapat satu stel baju, aku langsung mencobanya di ruang ganti. Kemudian berjalan ke tempat Hoshi untuk memperlihatkan baju yang sedang kucoba ini.

Ketika aku sudah berdiri di hadapan Hoshi, seketika Hoshi membulatkan mata sipitnya itu dan mulutnya terbuka lebar.

Hah! Jangan-jangan dia terpesona akan penampilanku! Kataku dalam hati dengan sangat percaya diri. Aku mengibaskan rambutku dan menatapnya dengan penuh percaya diri.

My Annoying NeighborTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang