Chapter 9

139 18 3
                                    


"Kau dengar? Rumah nomor 170? Bukankah itu rumah kita,"

"Jeonghan, yeoja tomboy berdada rata,"

Aku yang sedang membeku kedinginan mendengar celotehan suara dari belakang. Ya, suara yang kukenal. Aku memejamkan mataku dan menggigit bibir bawahku, aku tak ingin menoleh ke belakangku. In Ha menundukkan wajahnya.

"Kebetulan sekali kita bertemu di kantin, Na Seon Mi-ssi," orang yang tadi berdiri di belakangku duduk di sampingku sambil meletakkan makanan dan minumannya di meja. dan orang itu adalah Hoshi!

Aku masih terdiam membeku. Pandanganku kosong. In Ha diam seolah-olah tak melihat apapun di sini.

"Sepertinya pembicaraan kalian menarik," satu orang lagi alias Jeonghan duduk di samping Hoshi.

Aku dan In Ha saling bertatapan. Pandangan kami mengisyaratkan satu-dua-tiga-kabur.

Dengan cepat aku dan In Ha berlari pergi meninggalkan Hoshi dan Jeonghan. Dan tanpa kusadari, ponselku masih berada di atas meja.

Hoshi dan Jeonghan hanya saling memandang, kemudian mereka menyadari ponselku yang tertinggal.

"Na Seon Mi," kata Jeonghan sambil membolak-balikkan ponselku kemudian melihat tulisan di case HP-ku. "Tertulis di ponsel ini," lanjutnya sambil menyerahkan ponsel itu ke Hoshi.

Hoshi membolak-balikkan ponselku. Beberapa saat kemudian dia tersenyum licik.

"Biar aku yang kembalikan padanya," ucap Hoshi.

***

Di rumahku ...

Benar-benar gila! Aku mengcak-acak rambutku. Aku berjalan mengambil tasku dan berusaha mengambil ponselku.

Di mana ya? Aku kemudian membongkar isi tasku. Namun tidak mendapati ponselku. Kemudian aku berkeliling rumahku mencari-cari ponselku. Tetapi tetap saja aku tak dapat menemukannya. Aku pun mulai panik, namun tiba-tiba seseorang menekan bel rumahku. Dengan cepat aku membuka pintu dan mendapati Hoshi sedang berdiri di sana.

Astaga! Kenapa dia ke sini!? Pikirku dalam hati.

"Wae?" tanyaku. Berusaha menyembunyikan perasaan panikku. Dia hanya menatapku datar.

"Seon Mi-ssi, sepertinya kamu sedang panik," jawab Hoshi dengan nada mengejek. Aku tak menjawabnya.

Apa-apan dia!? Seruku dalam hati.

"Apa kau kehilangan sesuatu?" tanya Hoshi. Aku pun kaget mendengar ucapannya barusan.

"Kau! Kau mencuri HP-ku ya!?" seruku sambil menunjuk tepat di depan wajahnya.

Hoshi hanya menyengir. "Kalau kau benar-benar membutuhkan benda itu, besok akan aku tunggu kamu di kantin," jawabnya enteng.

"Apa-apaan?! Itukan ponselku!"

"Sampai ketemu besok, annyeong~" Hoshi berbalik menuju rumahnya, beberapa detik kemudian aku pun berlari mengejarnya.

"Ya!!" panggilku sambil mengejarnya. Namun Hoshi berhasil menjauh dariku, kemudian aku langsung menambah kecepatanku sampai akhirnya Hoshi sudah menutup pintu rumahnya dan aku pun menabrak pintu itu yang mengakibatkan kepalaku terbentur sangat kuat.

BRUAK!!

Begitu kepalaku membentur pintu, kesadaranku langsung melayang kemudian aku pun ambruk dan pingsan.

Hoshi yang berada di dalam rumah terkejut mendengar suara benturan kuat itu kemudian membuka pintu dan menemukanku sudah terbaring tak sadarkan diri dengan darah yang mengalir dari dahi dan hidungku.

"Seon Mi-ssi! Ya! Kau mati?!"

****************************************

To Be Continued~

My Annoying NeighborTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang