Chapter 5

166 19 3
                                    


"Kenapa kamu gak kasih tahu kalau kamu sakit? Kan aku bisa bantuin kamu," kata In Ha.

"Uhuk! Uhuk! Aku ... Cuma nggak mau ngerepotin kamu, kok," jawabku dengan suara yang kubuat seolah-olah aku sedang sakit.

"Kamu nggak kepanasan nih? Selimutnya tebal banget," ujar In Ha sambil melihat selimut yang kugunakan ini.

"Ah! Uhuk! Hari ini rasanya dingin banget ..." jawabku sambil menyembunyikan keteganganku.

"Tapi, kok rasanya kayak ada sesuatu di samping kamu, atau jangan-jangan kamu menyembunyikan sesuatu di dalam selimut ini, ya?" tanya In Ha curiga padaku.

AAAAAAAAAAAAAAAAKKHHHH ....!!! Aku berteriak cemas di dalam hatiku.

"Hahaaha ... Iya ya? Ini ... uhuk! bantal guling kok," kataku sambil berpura-pura tertawa. Kemudian aku langsung mengelus-elus guling itu alias mengelus-elus punggung Hoshi dengan tangan berkeringat dingin dan gemetaran.

Ya! Gila banget niih yeoja, emang aku peliharaannya ya!? Batin Hoshi dalam hati.

MIANHAEE!! Aku juga ogah ngelus-ngelus kamu! Seruku dalam hati.

"Hahaha ... kira aku kamu nyembunyiin sesuatu barang yang besar di dalam sana," In Ha tertawa. Akupun ikut tertawa—paksa—.

"Ya udah, aku ke apotik dulu ya, kamu harus cepat-cepat minum obat biar sakitmu hilang," kata In Ha kemudian berjalan keluar.

"Ah, gomawo, uhuk! In Ha... uhuk!"

Setelah In Ha keluar dari rumahku, dengan cepat aku langsung melempar selimut yang kugunakan untuk menyembunyikan Hoshi.

"Panas ...!" seru Hoshi begitu keluar dari selimut. "Gila amat nih yeoja, ngelus-ngelus punggung aku," gumamnya.

"MIANHAE! Aku juga gak akan gitu kalau In Ha gak curiga! Kalau kamu di posisi aku tadi, apa yang kamu lakukan, hah!?" tanyaku.

"Kalau aku jadi kamu tadi, aku langsung peluk aja, biar dikira guling beneran," jawabnya datar.

"Byun tae!!" aku melayangkan tinjuku ke arah perut Hoshi, namun dengan cepat Hoshi menangkisnya.

"Kekuatanmu belum selevel denganku, wahai pemilik sabuk merah," ejeknya sambil menjulurkan lidahnya. Aku memonyongkan bibirku mengejek kata-katanya barusan.

"Tapi tak kusangka acting mu bagus juga," goda Hoshi. "Ahh ... pegal juga menggulung di dalam selimut denganmu," dia terkekeh.

Jantungku berdetak kencang, tak dapat kukontrol.

Ahh!! Memalukan!! Dasar namja gila! Seruku dalam hati.

"Ppali! Keluar! Sebelum In Ha datang!!" aku langsung mendorong Hoshi keluar dari rumahku.

"Ya! Ya! gak usah dorong-dorong! Aku punya kaki nih!"

***

Aku menarik nafasku. Perlahan kuhembuskan. Kemudian aku melakukannya berulang-ulang.

Aku terus memikirkan kejadian tadi.

Flashback : On

Gawat!! In Ha tahu passwordnya!! Aku berteriak kencang di dalam hati. kemudian aku panik karena In Ha sudah masuk ke rumahku. Aku menatap Hoshi yang berdiri di belakangku.

Ahhkg!! Andwae!!

Aku berputar-putar di kamarku selama beberapa detik. Melihat seluruh celah yang bisa menyembunyikan Hoshi. Peluang terbesar adalah di lemari. Tapi lemari adalah daerah privasiku!!

"Pst! Seon Mi!" Hoshi menarik selimut tebalku. "Aku akan sembunyi di sini," lanjutnya.

"Hah?! Apa maksudmu?! Jelas-jelas In Ha aka curiga kalau melihat buntalan besar di bawah selimut!" bantahku ragu.

Tanpa ba-bi-bu Hoshi langsung menarikku ke atas kasur, di bentangkannya selimut itu menutupiku dan Hoshi.

"Kamu pura-pura sakit aja," katanya kemudian langsung menggulung di dalam selimut.

Saat ini tubuhku rasanya menggigil, jantungku berdetak sangat cepat, nafasku sangat sulit ku kontrol.

Ide gila! Hoshi gila!!

Kriet ...

In Ha membuka pintu kamarku. Aku berkali-kali menelan ludahku untuk menenangkan perasaanku.

"Seon Mi? kenapa?" tanya In Ha.

Kuperhatikan tangan In Ha, dari gerak-gerik tangannya sepertinya dia ingin menarik selimutku.

"Andwae!" seruku. In Ha terdiam.

"A-aku lagi kedinginan," kataku bohong. Tidak! Sepertinya saat ini aku benar-benar kedinginan karena namja yang bersembunyi dibalik selimut yang sama denganku ini.

"Kamu ..." kata In Ha. Jantungku berdegup kencang, penasaran apa yang akan In Ha bilang selanjutnya.

"Sakit ya?" lanjut In Ha. Aku mencoba menenangkan pikiranku, mencoba fokus untuk berbicara dengan In Ha, tapi pikiranku malah memikirkan namja gila yang sedang bersembunyi di sampingku ini.

"Ah? Uhuk! I-iya ... sepertinya begitu," jawabku berpura-pura batuk.

"Kenapa kamu gak kasih tahu kalau kamu sakit? Kan aku bisa bantuin kamu,"

Flashback : Off

Aku menghempaskan tubuhku di atas kasur. Kemudian menggigit-gigit bantal, membanting selimut dan menendang-nendang guling.

Pabo! Pabo! Pabo! Pabo! Pabo namjaaaaaa...!!! Aku menepuk-nempuk kepalaku.

Sekarang pikiranku benar-benar di hantui oleh namja bernama Hoshi itu.

*******************************************

Bersambung~

*bagi yg tidak ngerti maksud 'sabuk merah' 'sabuk hitam' itu maksudnya

kalau di taekwondo itu ada tingkatan2 dari pemula di tandai sabuk putih, kemudian naik jadi sabuk kuning, naik lagi jadi kuning strip, hijau, hijau strip, biru, biru strip, merah, kemudian baru yang profesinal itu sabuk hitam

My Annoying NeighborTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang