3. Kebiasaan Iren

3K 200 0
                                    

Nathalie memasuki kelas yang sudah lumayan ramai. Seperti biasa, dia menyapa sahabatnya yang sudah datang, kecuali Fariz. Karena Fariz tidak ada di dalam kelas. Mungkin Fariz lagi nyamperin Lena, batin Nathalie.

Saat Nathalie, Iren, dan Rifki sedang asyik mengobrol tiba-tiba ada cowok yang datang ke meja mereka.

"Iren," ucap cowok itu.

"Roy? Ngapain ke sini?" tanya Iren bingung.

"Disamperin pacar ke kelas dan respon kamu kayak gitu?" Roy menggelengkan kepalanya, "semalem kenapa chat aku nggak kamu bales lagi?"

Iren menoleh ke arah sahabatnya yang sedang menatap dia dan Roy bingung.

"Pacar?" tanya Nathalie tanpa suara.

Iren mengangguk dan menoleh ke arah Rifki yang sedang memperhatikan Roy dari atas ke bawah.

"Ngapain lo?" tanya Roy risih.

Rifki yang merasa Roy berbicara padanya pun nyengir, "Gue ngeliatin lo 'lah. Ngapain lagi coba?"

Iren menatap Rifki kesal dan menarik tangan Roy keluar dari kelas.
"Aku mau bilang, kalo hubungan kita tuh udah nggak bisa dilanjutin. Kamu udah berubah," Iren to the point, "kita putus."

"Hah?" Roy menatap Iren tidak percaya, "putus?"

"Iya. Gue udah bosen sama hubungan kita. Jadi kita putus. Udah ya, gue ke kelas. Bye," Iren berjalan memasuki kelas dengan santai.

Roy berjalan meninggalkan kelas 11 IPA3 sambil mengacak rambutnya kesal.

"Parah-parah ... Iren parah," ucap Fariz yang sedari tadi memperhatikan percakapan Iren dan Roy. Fariz memasuki kelas dengan cepat dan duduk di bangkunya.

"Pertama, gue baru pertama kali liat cewek mutusin cowok secara langsung. Kedua, gue kaget liat cara Iren mutusin cowoknya tadi. Ketiga, pasti nyesek banget diputusin dengan cara kayak gitu. Keempat, lo selalu mutusin pacar-pacar lo dengan alasan yang sama, Ren?"

"Napas Riz, napas." ucap Rifki.

Fariz yang baru sadar kalau tadi dia bicara panjang lebar sambil menahan napas pun langsung menghembuskan napasnya.

Iren dan Nathalie saling pandang lalu tertawa kecil.

"Jawab pertanyaan gue," ucap Fariz greget.

"Iya. Gue kalo mutusin pacar gue emang kayak gitu," ucap Iren santai, "emang kenapa deh?"

"Emang gimana sih mutusinnya?" tanya Nathalie penasaran.

Fariz menceritakan kejadian yang tadi dia lihat pada sahabatnya, dan Iren hanya diam memperhatikan Fariz.

"Iren nih ya ... nggak boleh gitu. Sekarang gue tanya, mantan lo ada berapa?" tanya Nathalie sambil menghadap Iren.

"Mantan gue?" Iren berpikir sejenak, "gue lupa, Nath."

"Lebih dari sepuluh?" tanya Fariz.

Iren menganggukkan kepalanya.

"Entar lo dapet karma kalo gitu terus," cibir Rifki, "gue aja yang punya muka diatas rata-rata dan lumayan famous nggak jadi playboy."

Iren mencebikkan bibirnya, "Berisik lo!"

"Bener apa yang dibilang Rifki, Ren." ucap Nathalie.

"Tuh 'kan bener. Gue ganteng ya?" Rifki memainkan alisnya.

"Bukan itu bego," Fariz menjitak kepala Rifki.

Rifki menatap Faris melotot, "Sakit tay."

"Kita nggak lagi di kantin," Nathalie tertawa kecil.

"Oke ulang," Rifki berdehem, "sakit tai."

Nathalie tertawa melihat tingkah Rifki. Sementara Iren dan Fariz hanya menggelengkan kepala.

"Tapi Iren, lo emang nggak boleh kayak gitu terus, ntar takutnya dapet karma." ucap Fariz.

Bel masuk kelas pun berbunyi. Ibu guru memasuki kelas dan mulai mengajar pelajaran yang harus dipelajari oleh semua murid di kelas 11 IPA3.

Fariz, Iren, Nathalie, dan Rifki memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi di depan kelas, sesekali mereka mencuri waktu untuk mengobrol atau sekedar mengecek ponsel masing-masing.

🎈🎈🎈

Iren memang sedikit famous di SMA Angkasa karena dia memiliki wajah yang cantik, sifatnya yang sedikit cuek, dan yang paling utama, dia seorang playgirl.

Alasan Iren menjadi seorang playgirl? Tidak ada. Seperti yang pernah dia bilang, kalau dia sudah bosan dengan hubungannya dia dengan mudahnya mengatakan kata 'putus'.

Hubungan yang membosankan menurut Iren adalah hubungan yang datar-datar saja. Baikan-berantem-baikan-berantem. Gitu terus. Kegiatan Iren dengan cowok-cowok yang pernah jadi pacarnya itu cuman jalan-jalan dan telponan, chatan.

Ada mantan Iren yang memang menerima Iren apa adanya, kalau chatnya nggak dibales Iren pun, pacarnya nggak marah. Pacarnya percaya apa pun alasan yang Iren berikan. Kalau Iren dekat-dekat dengan cowok lain, pacarnya nggak marah. Dia cuman bilang, "Asal kamu nggak selingkuh sih, nggak apa-apa."
Dan Iren hanya mendengus mendengar ucapan pacarnya itu.
Itu juga bikin dia bosan. Punya pacar, tapi kayak nggak punya pacar.

Kalau ada salah satu pasangan kalian bilang, "Aku nerima kamu apa adanya." Itu bohong. Kenapa gitu? Karena, kalau pasangan kalian nerima kalian apa adanya itu, dia nggak bakal ngatur-ngatur pasangannya. Dia bakal nerima pasangannya apa adanya, kayak mantan pacar Iren nerima Iren. Nerima Iren jalan sama cowok lain, nerima Iren nggak bales chat dia selama beberapa hari. Dan menurut Iren, orang yang kayak gitu tuh terlalu bodoh. Lebih baik nggak punya pacar, daripada punya pacar kayak gitu.

Tidak ada orang yang tahu kalau Iren berasal dari keluarga yang broken home. Bahkan, orang yang pernah menjadi sahabatnya pun tidak tahu kalau Iren berasal dari keluarga broken home.

Apalagi sahabat barunya, Nathalie, Fariz, dan Rifki tidak tahu apa pun tentang Iren. Yang baru mereka tahu adalah, Iren seorang playgirl. Iren memang tertutup tentang keadaan keluarganya. Kedua orang tua Iren cerai karena mereka sama-sama merasa sudah tidak cocok lagi. Dan sekarang, Iren tinggal bersama papanya.

Iren sangat menyayangi papanya, begitu pun sebaliknya. Dan Iren tidak mau sampai papanya tahu, kalau Iren sering ganti-ganti pacar. Ia punya adik laki-laki yang sekarang kelas 9 SMP, tapi adiknya tinggal bersama mamanya di luar kota. Sebenarnya dia sangat keberatan berpisah dengan mama dan adiknya. Tapi mau bagaimana pun, itu sudah terjadi. Dan dia hanya bisa menerimanya dengan lapan dada.

🎈🎈🎈

Iren, Nathalie, Rifki, dan Fariz sedang main di salah satu cafe yang ada di dekat sekolah. Mereka membahas banyak hal dan sesekali tertawa kalau ada hal lucu.

"Nath, kamu tahu nggak apa perbedaan dan persamaan kamu sama bidadari?"

Nathalie menatap Fariz sambil tertawa, "Nggak tuh. Emang apa?"

"Persamaannya, sama-sama cewek. Perbedaannya, kalo bidadari itu cantik, kalo Nathalie itu ... manis." ucap Fariz memotong ucapan Nathalie.

Nathalie tertawa dan memukul pundak Fariz, "Gue manis? Gula kali."

"Nathalie nggak mempan digombalin," ucap Fariz pada Rifki.

"Yaudah, gue gombalin Iren aja," Rifki menoleh ke arah Iren dan tersenyum manis, "kamu nggak ba-"

"Nggak!" ucap Iren ketus.

Rifki tertawa mendengar ucapan Iren, "Lo tahu nggak gue mau ngomong apa? Gue tadi mau ngomong, 'kamu nggak bakal nolak 'kan kalo aku nembak kamu?' and see, jawaban lo, 'nggak.' berarti kita pacaran ya, Ren," Rifki mengedipkan sebelah matanya dan tertawa menatap Iren.

Iren mencebik lalu bergaya layaknya orang muntah, "Najis." Iren sudah biasa bergaya seperti itu kalau Rifki sudah bertingkah menyebalkan. Hal yang sudah biasa dilihat oleh Nathalie dan Fariz, dan mereka memakluminya.

*****
Happy Reading guys! Jangan lupa vomment! Jangan jadi sider:)

About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang