15. Weekend

1.8K 128 0
                                    

Refreshingnya anak sekolahan itu kalau nggak nongkrong di tempat biasa, ya main ke tempat-tempat yang disuka. Sama halnya dengan lima orang yang sedang duduk-duduk di cafe Artha. Rifki, Fariz, Iren, Nathalie, dan Andre, mereka sengaja nongkrong di sini untuk mendapatkan traktiran dari dua orang yang baru jadian kemarin.

Fariz yang paling semangat dalam hal traktiran-traktiran ini. Ia selalu menyebutkan makanan apa saja yang akan ia pesan di cafe.

Nathalie bersedekap lalu menyender pada kursi cafe, "Pokoknya ... gue sama Andre nggak mau traktir kalian, sebelum Rifki sama Iren nyeritain kenapa mereka kemarin bisa telat datang ke kelas."

Fariz membulatkan kedua bola matanya lalu menatap Iren dan Rifki bergantian, "Jelasin!" ucapnya tegas.

"Jadi gini, gue 'kan kem-"

"Gue aja yang ceritain," potong Iren.

Nathalie mengangguk, mempersilakan Iren bercerita.

"Jadi gue tuh kemarin disuruh bantuin Pak Agus bawa buku paket ke kelas IPS1, terus tiba-tiba ditengah jalan gue kesandung. Dan Rifki datang bantuin gue. Karena kita udah telat di jam pelajaran pertama, jadi kita bolos. Gitu ...."

Rifki menatap Iren tak percaya, "Cepet banget ya ceritanya."

Iren mengedipkan sebelah matanya lalu tersenyum lebar.

"Mba," Fariz memanggil pelayan cafe untuk memesan makanan.

"Ngapain lo?" tanya Andre.

"Pesen makanan 'lah," Fariz tersenyum lebar.

Andre menggelengkan kepalanya, "Bayarnya masing-masing. Nggak ada acara traktiran, gue sama Nathalie lagi bokek. Iya 'kan, sayang?"

Nathalie mengangguk diikuti senyumannya, "Setuju."

"Gitu banget," cibir Iren.

Fariz memutar kedua bola mata mendengar pembicaraan kedua pasangan baru itu.

Mereka memakan pesanan mereka masing-masing sampai habis. Dan saat pembayaran, Bunda Rifki memberi diskon 50% khusus untuk mereka, sahabat-sahabat Rifki. Dan karena diskon itulah Andre jadi membayar semua biaya makan-makan mereka pada kasir.

🎈🎈🎈

Tujuan kedua mereka setelah main ke cafe Artha adalah mengunjungi rumah Fariz, si anak sulung. Mereka akan nonton bareng di rumah Fariz. Kenapa mereka nggak nonton di bioskop? Karena nonton di rumah Fariz itu nggak beda jauh sama nonton di bioskop. Lebih enak nonton di rumah Fariz malah, banyak makanannya.

Karena sebelumnya Nathalie sudah pernah ke rumah Fariz, ia biasa saja saat memasuki rumah yang besar itu. Sementara sahabatnya terkagum melihat rumah Fariz yang mewah.

"Ada upil nya ih," Rifki menunjuk pada foto seorang anak kecil yang sedang tersenyum lebar. Siapa lagi kalau bukan Fariz.

"Jangan berisik lo. Udah buruan naik ke atas, ntar kalian diintrogasi sama nyokap gue," Fariz menyuruh Nathalie untuk membawa sahabatnya ke kamar.

"Eh temennya Fariz udah dateng," Mama Fariz berjalan menghampiri mereka.

"Iya nih, Tan," Rifki menyalami tangan Mama Fariz diikuti oleh yang lainnya.

"Abis dari mana kalian?"

"Aduh Mah ...," Fariz menepuk jidatnya, "kalian masuk ke kamar gue aja gih. Nanti gue nyusul."

"Eh ... mama kayak kenal dia," tunjuk Mama Anna pada Nathalie.

🎈🎈🎈

Setelah masuk ke dalam ruangan yang berada tepat di samping kamar Fariz, mereka mengambil tempat masing-masing lalu memakan makanan yang sudah tersedia.

About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang