Nathalie berbaring di UKS sambil memainkan ponselnya. Dia tidak ikut pelajaran olahraga karena kurang enak badan.
Iren sudah menyuruh Nathalie pulang ke rumah dan istirahat di rumah saja, tapi Nathalie menolak. Dia lebih memilih istirahat di ruang UKS daripada di rumah. Karena kedua orang tuanya sedang bekerja dan abangnya sedang kuliah, di rumah pasti cuma ada bi Ijah, pembantunya. Dia tidak suka sepi, jadi dia memilih istirahat di UKS daripada di rumah.
Pintu UKS dibuka dari luar oleh seseorang, Nathalie masih betah di posisinya tanpa berniat untuk melihat siapa yang baru saja membuka pintu UKS.
"Udah baikan, Nath?" tanya Dodo teman Nathalie saat kelas 10.
"Eh? Kok lo tahu kalo gue ada disini, Do?" tanya Nathalie bingung.
Dodo terkekeh pelan, "Gue 'kan anak PMR, dan hari ini adalah tugas gue buat jaga UKS, jadi gue tau lo ada di sini." jelas Dodo.
Nathalie hanya menganggukkan kepalanya dan kembali memainkan ponsel. Mending gue ke kelas aja kali ya, kayaknya gue udah lumayan baikan ini, batin Nathalie. Nathalie bangun dan memakai sepatunya.
"Mau kemana?" tanya Dodo.
"Ke kelas. Gue udah baikan kok," Nathalie tersenyum kecil.
"Mending lo istirahat dulu di sini. Lagian kelas lo masih jam olahraga kok." ucap Dodo sambil melihat jam tangannya.
Nathalie menggelengkan kepalanya dan berjalan ke arah pintu, "Gue mau ke kelas. Thanks Do."
Dodo menganggukkan kepalanya menatap Nathalie, "Masih keras kepala."
Nathalie berjalan meninggalkan ruang UKS tanpa menghiraukan ucapan Dodo, dia bersenandung kecil sambil berjalan menuju kelasnya.
Nathalie melihat ke arah kelas 11 IPA5, dan di sana ada Andre. Cowok yang pernah dia tolak karena sifat Andre yang jauh dari kata baik. Andre terkenal sebagai berandal sekolah yang hobbynya tawuran dan balapan liar. Dan Nathalie tidak suka dengan cowok yang seperti itu.
Nathalie memasuki kelas dan menghembuskan napas melihat kelas yang masih kosong. Dia melihat ke arah lapangan dan di sanalah teman-temannya berada. Mereka sedang berolahraga ditemani oleh teriknya matahari.
Ia duduk dibangku dan menelungkupkan kepalanya di atas meja. Tangannya ia masukkan ke kolong meja. Dan dia memegang sesuatu, Nathalie menegakkan badannya dan menarik tangannya dengan cepat.
"Apaan tuh?" ucap Nathalie kaget. Ia menunduk untuk melihat isi kolong mejanya, lalu mengambil sebuah kotak yang ada di dalam kolong meja. Kotak persegi, berwarna hitam dan berpita pink.
Nathalie mengerutkan keningnya. Dan menggerak-gerakan kotak itu disamping telinganya, tidak ada bunyi apa pun.
"Padet. Apaan ya isinya? Buka apa nggak? Ah kalo nanti kotak ini bukan buat gue gimana? Tapi kotak ini ada di kolong meja gue, buat siapa lagi coba? Salah alamat? Yakali salah alamat...." cerocos Nathalie.
Nathalie membuka kotaknya hati-hati dan membulatkan kedua bola matanya saat dia melihat isi dari kotak tersebut. Sebuah novel, novel yang sudah lama dia inginkan. Dia mengambil secarik kertas yang terdapat di atas novel tersebut.
Novel yang bercover manis, untuk orang yang memiliki senyum manis seperti Nathalie. -A
Nathalie tersenyum membaca tulisan yang ada di kertas tersebut.
Siapa pun lo, gue sangat berterima kasih karena dengan baik hatinya, lo ngasih novel ini ke gue. Thanks, batinnya tanpa pusing memikirkan siapa orang yang mengirimnya itu.
Iren memasuki kelas dengan seragam olahraga yang masih dikenakannya lalu duduk di samping Nathalie, "Cie ... kado dari siapa tuh? Emang lo ulang tahun? Perasaan udah kelewat deh. Mana sini gue liat isinya," Iren menarik kotak itu dari hadapan Nathalie lalu membukanya, "Wow. Ini 'kan novel yang lo pengen, Nath. Siapa yang ngasih kado ini?"
"Kado apaan?" Nathalie menarik kotak itu kembali dan menutupnya. Dia menyodorkan kertas yang tadi ada di dalam kotak itu pada Iren. Iren membacanya lalu menatap Nathalie.
"Lo punya secret admirer, Nath. A? Kira-kira siapa ya? Lo nemuin kotak ini di mana?" tanya Iren penasaran.
"Di kolong meja."
"Wah ... kita harus cari tahu siapa secret admirer lo, Nath." ucap Iren heboh.
"Ada apaan sih? Heboh banget," ucap Rifki yang baru saja duduk di bangkunya.
Iren dan Nathalie membalikkan badan dan menyimpan kotak dan kertas diatas meja Rifki, "Liat deh," ucap keduanya kompak.
Rifki mengangkat sebelah alisnya sambil membaca tulisan yang ada di kertas, lalu dia membuka kotak itu dan menganggukkan kepala melihat isinya, "Emang manis kok, Nath."
Iren menepuk dahi dan menarik kotak itu menjauh dari Rifki, "Yang jadi masalah itu, bukan manis atau nggaknya. Tapi ... siapa orang yang ngirim kotak ini ke Nathalie. Siapa secret admirer Nathalie. Dan yang jelas, inisial dia A."
Rifki menganggukkan kepalanya lalu menatap Nathalie, "Lo nggak ada niatan buat nyari tahu siapa yang ngirim ini 'kan, Nath? Serius deh Nath, orang yang berinisial A di sekolah ini tuh banyak, banyak banget malah."
"Ada apaan?" tanya Fariz yang baru saja memasuki kelas.
"Dari mana lo?" tanya Iren.
"Kantin," Fariz nyengir, "haus banget gue, jadi beli minum dulu. Ada apaan deh?"
"Nathalie punya secret admirer," ucap Rifki.
"Hah? Secret admirer? Pengagum rahasia 'kan?" Fariz menatap Nathalie, "kok bisa sih?"
"Maksud lo?" tanya Nathalie.
"Kok bisa ada yang mau jadi pengagum rahasia cewek batu kayak lo?" Fariz tertawa kecil.
"Cewek batu? Keras kepala maksud lo?" Iren menaikkan sebelah alisnya, "Nathalie ini, biarpun dia keras kepala, tapi dia baik dan peduli sama semua orang. Jadi wajar aja kalo dia punya secret admirer, lo berdua tuh yang sirik." bela Iren.
"Sirik? Ngapain?" cibir Rifki.
Nathie hanya menggelengkan kepala melihat tingkah sahabatnya.
"Ngasih apaan emang?" tanya Fariz pada Nathalie.
Nathalie menyodorkan kotak dan kertas kecil pada Fariz.
"Lo suka sama apa yang secret admirer lo kasih ini?" tanya Fariz.
"Suka 'lah. 'Kan gue udah lama pengen novel ini. Kenapa lo nanya gitu?" tanya Nathalie bingung.
"Gapapa sih, gue cuman nanya aja. 'Kan kasian sama pengagum rahasia lo kalo barang yang dia kasih nggak disukain sama lo. Sia-sia dong usaha dia buat nyimpen barang ini secara diem-diem," Fariz menyenderkan tubuhnya pada bangku, "lo pertama kali punya secret admirer?" tanyanya.
"Iya," jawab Nathalie.
"Fariz-Fariz ..., dimana-mana nih ya, yang namanya secret admirer itu bakal nyari tahu apa pun yang disukai sama orang yang dia suka. Jadi Nathalie pasti bakal suka apa pun yang nanti bakal dikasih sama secret admirernya itu." ucap Rifki.
"Iya deh. Terserah lo," ucap Fariz, "gue mau ganti baju dulu, sebentar lagi ganti jam pelajaran."
🎈🎈🎈
Nathalie ditinggal sendiri di dalam kelas karena sahabat-sahabatnya sedang ke toilet untuk mengganti baju olahraga dengan seragam putih-abu. Dia memperhatikan kotak yang ada di atas meja dan kertas yang ada di tangannya secara bergantian. Siapa ya yang kira-kira yang jadi secret admirer gue? A? Ng ... Andre?
*****
Hello. Gimana part 4 nya? Jangan lupa vomment ya:)
Seenggaknya tinggalin jejaklah wkwkwk :v
KAMU SEDANG MEMBACA
About Us
Teen FictionAltafariz Mahardika, cowok yang sedang dalam proses move on dari mantan pacarnya. Andriana Iren Puspita, cewek yang cepat merasa bosan dengan suatu hubungan. Dia akan mengatakan kata 'putus' dengan mudahnya kalau dia sudah bosan dengan hubungannya...