13. Yes or No?

1.9K 127 0
                                    

Wangi aroma kopi langsung tercium saat Fariz berjalan menuju meja makan. Papa sangat suka meminum kopi di pagi hari. Seperti biasa, Fariz sarapan di rumah bersama keluarganya.

"Pagi Pah, Mah," Fariz duduk lalu meminum susunya.

"Langsung pulang 'kan nanti?" tanya mamanya.

"Nggak tahu, Mah. Nanti Fariz mau main basket dulu kayaknya."

"Yang kemarin kamu bawa ke rumah siapa, Riz?"

Fariz tersedak mendengar pertanyaan Papanya. Pasalnya, Papanya tidak pernah bertanya seperti ini pada dia. Kalau pun ada temen yang main, Papa nggak bakal nanya-nanya siapa orang itu sama Fariz. Tapi kenapa sekarang Papa nanya gitu?

Fariz menatap Mamanya yang tersenyum jail, "Temen. Papa tahu dari Mama?"

"Cuma temen 'kan?" tanya Papanya lagi.

"Iya Pah, temen doang. Udah ah, Fariz berangkat ya."

"Hati-hati ya. Jangan ngebut." nasihat Mamanya.

"Iya," Fariz menyalami tangan kedua orang tuanya lalu berjalan keluar rumah.

🎈🎈🎈

Chat membuat Nathalie dan Andre semakin dekat. Pergi bareng ke kantin, jalan-jalan, nonton, malam mingguan, mereka sudah sering melakukan hal-hal tersebut. Dan waktu bersama sahabat pun tersita. Nathalie lebih sering bersama Andre dibanding dengan sahabatnya.

Andre mengelap mulutnya dengan tisu lalu melihat ke arah cewek yang ada di hadapannya, "Kenapa sih? Malah bengong."

Nathalie menggelengkan kepalanya dengan pandangan yang masih tertuju pada sahabat-sahabatnya yang sedang tertawa di meja yang pojok.

Andre mengikuti arah pandang Nathalie lalu mengangkat sebelah alisnya, "mau ke sana?"

"Eh ...," Nathalie mengerjapkan matanya.

Tanpa basa-basi Andre menarik tangan Nathalie dan berjalan menuju meja paling pojok, tempat dimana Iren, Fariz, dan Rifki duduk.

"Hai."

"Hai," Iren yang pertama kali sadar pun langsung balik menyapa Andre.

"Duduk-duduk," ucap Rifki.

Andre duduk disamping Rifki dan Nathalie duduk disamping Fariz, karena hanya dua bangku itu yang kosong.

Iren menepuk-nepuk tangan Nathalie yang berada diatas meja, "Nath ... lo tau nggak? Fariz ngegebet anak IPS." ucapnya heboh.

"Serius-serius? Siapa?" tanya Nathalie tak kalah heboh.

"Apaan sih lo?" ucap Fariz kesal.

"Ayna, kelas 11 IPS3."

Andre menengok ke arah Rifki, "Ayna?"

"Heeh, Ayna," Rifki memakan keripik yang dibelinya tadi.

"Tetangga gue," ucap Andre.

"Tetangga? Deketan dong rumahnya?" tanya Fariz.

"Bego. Namanya juga tetangga ya pasti deketanlah," Rifki menggelengkan kepalanya.

Fariz nyengir sambil menggaruk tengkuknya.

"Btw, lo sama Nathalie makin lengket aja. Kalo dikelas doang dia bareng kita" ucap Rifki jail.

"Apaansih, Ki," ucap Nathalie dengan pipi merah.

"Sorry deh udah ngambil Nathalie dari kalian. Lagian gue sama Nathalie nggak cuman main doang kok, kita kadang belajar bareng juga. Ya 'kan Nath?" Andre mengusap puncak kepala Nathalie.

About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang