CHAPTER TWO: PRICE OF GOLD

118 15 13
                                    

Enam orang teman?

Aku terus-terusan memikirkannya.

Siapa yang mesti kuajak?

PERINGATAN: CERITA INI HANYALAH FIKSI BELAKA, JANGAN DIMASUKKAN DALAM HATI

[Point of View: Edo]

Hari ini aku masih terbaring di rumah sakit. Aku masih merasakan sedikit sakit di dadaku, tapi paling tidak rasanya sudah lebih mendingan dibanding sebelumnya. Setelah memberitahuku kejadian yang terjadi hari itu, Rumple memberikanku sebutir kacang. Bagi orang yang tak pernah menonton Once Upon a Time, itu hanya terlihat seperti kacang biasa, tapi bagiku? Itu adalah sebuah hadiah yang tak ternilai. Kacang tersebut adalah kacang ajaib yang dapat membuka portal ke dunia manapun yang kau pikirkan. Jika dunia yang kau pikirkan tak ada, dunia itu akan tercipta. Dengan kata lain, kacang itu memiliki kemampuan untuk melakukan salah satu kuasa Tuhan.

"Hahaha konyol! Mana mungkin kau bisa mengunjungi dunia fiksi hanya dengan sebutir kacang!" tawa ledek Amrhul. Hari ini Amrhul, Adi dan Diman datang untuk menjengukku. "Betul tuh, bisa-bisanya itu!" ujar Adi yang juga tak mempercayainya. "Kalau kau tak percaya liat nih.." kataku sembari melemparkan kacang tersebut ke lantai. Cara kerjanya memang begitu, kau harus memikirkan kemana kau mau pergi kemudian lemparkan kacang tersebut ke lantai dan portalnya akan terbuka. Aku yakin begitulah seharusnya. Tapi tidak. Ada yang aneh. Portalnya tak terbuka. Apa yang terjadi? Aku yakin cara kerjanya begitu. Aku sudah menonton serial tv sialan tersebut hingga musim kelima. Tak mungkin aku salah.

"Tuh kan? Kelamaan di rumah sakit sih lu!" ujar Amrhul meledekku lagi. 'Shit!' batinku. "Hahaha konyol! Kebanyakan nonton 'Once Upon apa lah itu' sih! Hahaha.." ujar Adi menertawaiku. "Sudah woi, jangan terus-terusan dibully. Orang sakit ini eh.." ujar Diman, satu-satunya temanku di situ yang membelaku. Yah, memang Diman terbaik. Diman pun mengambilkan kacang yang kulempar tadi dan mengembalikannya padaku. "Istirahat aja lu, simpan baik-baik kacangnya hahaha..." ujarnya menertawaiku. Kampret! Kirain lu bela gue! "Ayo deh pulang! Biarkan aja si Edo istirahat, mulai nggak waras kayaknya otaknya hahaha.." ujar Adi meledekku lagi. "Ayo deh! Mau pulang nah! Hati-hati lu! HBD!" ujar Amrhul. "GWS kampret!" timpal Diman. Aku hanya tertawa melihat kekonyolan mereka saat keluar dari ruanganku.

Yah, meski mereka sering meledekku tapi mereka tetap teman-temanku yang konyol. Paling nggak mereka masih nyempetin waktu buat jenguk, meski mereka datang cuman makanin makanan-makanan yang ada di sini dan nertawain aku doang. Aku pun kembali melihat kacang tersebut, aku masih merasa kecewa pada kacang tersebut. Padahal aku berharap agar bisa memperlihatkan keajaiban pada mereka. Aku pun berniat untuk membuang kacang tersebut ke luar jendela. Saat akan membuangnya, tiba-tiba terdengar seseorang berkata, "Apa yang kau lakukan? Aku membuatnya dengan susah payah namun kau ingin membuangnya?"

Aku pun berbalik dan ternyata itu Rumple. "Ini tak berfungsi! Kau mempermalukanku di hadapan teman-temanku!" ujarku kesal. Ia pun tertawa sejenak dan kemudian mengatakan, "Bagaimana itu mau bekerja? Portalnya hanya akan bekerja apabila ada tujuh orang di situ." jelasnya padaku. 'Kampret! Kenapa baru memberi tahuku sekarang?!' batinku. "Jadi itu alasannya kenapa kau menyuruhku mengajak enam orang temanku?" tanyaku. Ia hanya mengangguk. Tiba-tiba ada satu pertanyaan lagi yang muncul di kepalaku. "Tapi aku penasaran, apa untungnya bagimu jika aku melakukan hal ini? Aku selalu menonton Once Upon a Time dan kau selalu memperoleh keuntungan dari kesepakatan yang kau buat. Lalu apa untungnya ini bagimu?" tanyaku. Ia terdiam beberapa saat dan kemudian menjawab, "Ini hanyalah prototype yang kubuat. Dengan kata lain ini belum sempurna. Sebelumnya aku sudah menguji cobanya dan portalnya hanya bisa dimasuki oleh tujuh orang saja. Kali ini kau yang akan menggunakannya untuk percobaanku.."

=====================================================================================

Beberapa jam kemudian, Anto datang untuk menjengukku. Katanya ada keluarganya yang juga dirawat di sini dan dia sekalian menjengukku. Tak berapa lama, Mufly, Hamka dan Dilla datang. Mereka merasa sedikit bersalah tentang kejadian hari itu. Aku hanya memberitahu mereka kalau mereka tak perlu merasa bersalah, malah harusnya aku berterima kasih karena mereka yang telah membawaku ke sini dan memanggil petugas keamanan di sekitaran Unhas untuk mengusir preman-preman tersebut. Selain mereka berempat, Fita juga datang. Ia ke sini bersama Dilla. Yah, padahal aku janji untuk melanjutkan ceritaku sebelumnya, eh malah begini kejadiannya. Aku meminta maaf karena tak bisa melanjutkannya untuk beberapa waktu. Ia pun memberitahuku agar cepat sembuh dan segera kembali melanjutkan ceritaku. Aku hanya tersenyum dan menjawab, "Tentu saja!"

RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang