CHAPTER EIGHT: POWER

18 5 1
                                    

Mufly?

Mufly?!

MUFLY!!

PERHATIAN: INI HANYALAH FIKSI, JANGAN BAPER

[Point of View: Edo]

Aku tak percaya dengan apa yang kusaksikan sekarang. Di hadapanku, Esdeath telah membekukan Mufly. Aku menyaksikannya dengan kedua mataku sendiri... bagaimana Mufly dibekukan secara perlahan oleh Esdeath hingga akhirnya membeku sepenuhnya. Ingatan-ingatan tentang hal-hal yang pernah kulakukan bersamanya terlintas dalam pikiranku. Apa dia sudah... mati?

Esdeath kemudian memungut pipa Anto yang terjatuh di lantai. "Pipa yang bagus.." katanya. Ia pun kemudian mengayun-ayunkan pipa itu sebelum akhirnya menggunakannya untuk memukul tubuh Mufly yang membeku hingga hancur berantakan.

Aku... kacau.

Ini tak mungkin...

Ini tak mungkin, kan?

Ini... tak mungkin, kan?

Ya, kan?

KAN?!!

.

.

.

Andai saja aku punya kekuatan...

.

.

.

Tiba-tiba aku merasakan hal yang aneh. Aku kehilangan kesadaran dan saat aku terbangun, Esdeath sudah tak sadarkan diri. 'Apa Akame yang sudah mengurus semua ini?' pikirku. Aku pun melihat sekitarku dan Fita dengan Anto menatapku dengan penuh kecemasan. "Kau akhirnya sadar ya?" ujar Anto. "Kamu sudah pingsan selama 6 jam-an tau.." ujar Fita cemberut. "Apa... yang terjadi?" tanyaku. "Kau tak ingat ya? Kau berhasil mengalahkan Esdeath dengan kekuatanmu!" seru Anto yang membuatku bingung. "Aku? Mengalahkan Esdeath? Kekuatan? Apa maksudmu?" tanyaku bingung. "Kamu beneran gak tau?" tanya Fita. Aku hanya menggeleng-gelengkan kepala. "Kamu tadi sangat hebat! Kamu mengambil kekuatan Esdeath dan mengalahkannya!" seru Fita. "Eh? Bisa kau... ceritakan semua yang terjadi saat aku tak sadarkan diri?" pintaku. "Hmm, tentu saja.." ujarnya sambil mengangguk.

===========================================================

[Point of View: Imel]

Kakashi? Sepertinya aku pernah mendengar namanya. Kalau tidak salah aku pernah mendengarnya saat Syiar berbicara dengan Edo. "Ayo bantu dia, Mel!" ujar Hamka membuyarkan lamunanku. Aku hanya menganggukinya lalu membantunya melepaskan kabel-kabel merah yang mengikatnya. Wajahku memerah saat melihat tubuh telanjangnya, tapi aku terus berusaha fokus untuk melepaskan kabel-kabel tersebut. Setelah beberapa saat, kabel-kabel tersebut akhirnya terlepas dan kami berusaha untuk menyadarkannya. Hamka menutupi tubuhnya dengan jaketnya dan memberikannya pertolongan pertama. Tak berapa lama, pria tersebut akhirnya terbangun dan sepertinya terkejut akan kehadiran kami. "Siapa kalian?!" tanyanya. "Tenang, kami bukan musuhmu. Kami hanya ingin menolongmu.." ujar Hamka meyakinkan pria tersebut. "Menolongku? Oh, ya! Aku tak boleh berlama-lama di sini! Naruto dan yang lain butuh bantuanku! 'Naruto?' batinku. "Aku... harus segera kembali ke sana!" serunya.

"Tunggu dulu! Kau bisa berpindah dimensi, kan?" tanya Hamka. "Ya, mata ini yang membuatku bisa melakukannya.." katanya sambil menunjukkan mata Sharingan-nya. "Bisakah kau membawa kami pulang ke dunia kami?" tanyaku. "Eh, maaf.. Aku tahu kalian adalah orang yang sudah menyelamatkanku, tapi aku hanya memiliki tenaga untuk satu kali berpindah dimensi. Kabel-kabel itu telah menyerap hampir seluruh tenagaku.." ujar pria tersebut. "Tenagamu diserap? Untuk apa? Siapa yang tega melakukan hal seperti itu?" tanyaku lagi. "Ya, tenagaku diserap oleh seseorang bernama 'Joker' yang menggunakan kekuatanku untuk membuat kacang yang dapat membuat penggunanya berpindah dimensi."

RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang