CHAPTER ELEVEN: DESPERATE SOULS

22 2 0
                                    

Tik...

Tik...

Tik...

"SAMPE KAPAN KITA AKAN SAMPAI DI ATAS?!"

PERHATIAN: INI HANYALAH FIKSI, JANGAN BAPER

[Point of View: Edo]

Aku sudah menunggu selama 40 menit-an dan masih belum sampai-sampai di atas. Aku, Imel, Hamka, dan Dilla kedapatan giliran terakhir. Setelah menunggu selama 30 menit, lift-nya baru sampai dan untuk menaikinya lagi dibutuhkan waktu 15 menit. Kami sudah berada di dalam lift sekitar 10 menit-an, itu artinya 5 menit lagi baru kita tiba di atas. Aaahh, sungguh membosankan. Andai kekuatan yang kumiliki adalah teleportasi, aku takkan membutuhkan semua ini. Kalau saja aku bertemu dengan seorang pengguna kemampuan teleportasi, aku pasti akan mengambil kekuatannya. Kekuatan es milik Esdeath ini sepertinya belum terlalu berguna buatku.

JREGGG!! "Ah, akhirnya sampai!" seru Dilla. Kita akhirnya sampai di atas dan berkumpul kembali dengan Akame, Fita, dan Anto. "Baiklah. Kita sudah lengkap sekarang. Sekarang rencananya mudah, kita hanya harus menyusup ke Istana Doflamingo." ujar Akame. "I-Istana?!" ujar Anto terkejut. "Ya, biasanya Esdeath ada di situ, tapi karena kejadian hari ini, tempat itu kehilangan satu orang penjaga yang kuat." lanjut Akame. "Tapi meski begitu, bukan berarti tak ada orang yang akan menghalangi jalan kita, lho. Doflamingo adalah, bagaimana yah menjelaskannya, orang yang sangat kuat. Selain itu, ia juga sedang bersama Fujitora, salah satu Laksamana angkatan laut yang sangat kuat." ujarku. "Hah?! Laksamana?! Bukannya itu adalah pangkat tertinggi di angkatan laut? Itu setara dengan Jendral, kau tahu?" ujar Hamka yang kelihatan terkejut. "Pa-pangkat tertinggi?!" tanya Imel. "Eh, apa dia sekuat itu?" tanya Fita. "Ya, kudengar dia memiliki sebuah Teigu yang dapat mengendalikan gravitasi." ujar Akame. "G-gravitasi?!" teriak Anto kaget yang hanya diberikan anggukan oleh Akame. Kami pun akhirnya keluar dari tempat ini dan terkejut saat melihat keadaan di luar.

 Kami pun akhirnya keluar dari tempat ini dan terkejut saat melihat keadaan di luar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di luar, semuanya sudah membeku. Sepertinya sebelumnya Esdeath sudah berada di sini dan membekukan semuanya. "A-apa yang terjadi?" tanya Imel terkejut. "Sepertinya Esdeath sudah membekukan tempat ini sebelumnya." ujar Akame. "E-Esdeath?! Bu-bukannya kamu sudah mengalahkannya, Edo?" tanya Fita. "Ya, mungkin saja seharusnya es ini menghilang apabila penggunanya tak sadarkan diri. Tapi, akulah pengguna kekuatan es ini sekarang." ujarku. "Jadi, apa kau bisa menghilangkannya?" tanya Hamka. "Tunggu dulu, biar kucoba." kataku. Aku pun mencoba untuk menghilangkan es yang ada di hadapan kami. Aku mulai berkonsentrasi dan seketika semua esnya menghilang. "Wah, hebat!" seru Fita kagum. "Ka-kau benar-benar melakukannya." ujar Anto. Aku hanya tersenyum. "Sudahlah, ayo kita pergi!" seru Akame.

Kami pun melanjutkan perjalanan menuju istana sampai aku berhenti karena merasa ada sesuatu yang aneh. "Tunggu dulu. Bukannya sebelumnya Franky ada di sini?" ujarku membuat langkah yang lain juga ikut terhenti. "Ya, bukannya sebelumnya om-om aneh itu ada di sini?" ujar Imel. "Oh ya, bukannya sebelumnya kalian berkata aku tak sadarkan diri selama lebih dari 6 jam, kan?" tanyaku. "Ya, kami di bawah menunggu kalian lama sekali! Sampai-sampai Akame harus memberikan kami bekalnya!" ujar Imel marah-marah. "Ya, ya, kita kesampingkan dulu hal itu. Jika benar aku tak sadarkan diri selama 6 jam, itu artinya pertempuran di negeri ini sudah mencapai tahap akhir." ujarku. "Apa?! Pertempuran?! Apa maksudmu? Kenapa kau tak mengatakan kalau akan ada pertempuran di negeri ini?!" tanya Akame meneriakiku. "Karena... aku tak tahu kalau kita akan berada di sini untuk waktu yang lama. Aku juga... tak mau mengubah apa yangseharusnya terjadi."

"Apa maksudmu dengan mengubah?" tanya Akame. "Bagi orang seperti kalian yang tak tahu apa yang akan terjadi, kalian hanya menjalani semua ini secara alami. Sedangkan aku? Karena sudah tau jalan ceritanya, aku berusaha untuk tetap membiarkan ceritanya berjalan seperti seharusnya." kataku. "Tapi meskipun begitu, karena kau mengalahkan Esdeath, otomatis kau mengubah skenario ceritanya menjadi berantakan." ujar Akame. "TIDAK!!" teriakku membuat yang lain terdiam. "Cerita ini... sudah berantakan sejak awal."

Suasana pun menjadi hening. Akame tak bisa mengatakan apapun. Yang lain cuma bisa tertunduk, termasuk aku. Keheningan kami kemudian di-interupsi oleh sebuah portal yang terbuka di hadapan kami. Dari portal tersebut, ada tujuh orang yang keluar.

"E-Ewi?!"

==========================================================

[Point of View: Mr. Gold]

Sial! Bocah-bocah ini sangatlah berani menantangku. Aku akan menunjukkan pada mereka kalau apa yang ingin mereka lakukan sia-sia. "Aku memang masih memiliki kacangnya, tapi sepertinya mustahil." kataku meyakinkan mereka untuk menyerah. "Mustahil? Kenapa?" tanya gadis pemberani itu. "Kacang itu hanya akan berguna apabila ada tujuh orang yang memasukinya." ujarku agar mereka putus asa. "Tu-tujuh? Bagaimana jika kau dan anakmu itu ikut dengan kami?" tanyanya lagi yang membuatku kesal. Aku pun kemudian menghirup nafas dalam-dalam lalu kemudian menghembuskannya perlahan dan berkata, "Apa kau tak bisa menghitung, nona? Kita hanya berenam, tak mungkin-" TOK TOK. 'Cih, siapa lagi ini?' batinku. "Bae, bukakan pintunya." kataku yang langsung dituruti olehnya. Ia kemudian membuka pintunya dan aku terkejut dengan apa yang kuliat. "Syi-Syiar?!"

'Syiar?' batinku. Aku tak tahu siapa itu Syiar, tapi yang pasti adalah... orang ini si agen baru itu, kan? "E-eh? Apa yang kalian lakukan di sini?" tanyanya sepertinya heran. "Kalian saling mengenal?" tanyaku lebih heran. "Kami ingin mencari Imel. Orang inilah yang menyebabkan Imel hilang." kata si gadis pemberani itu menuduhku. "Oh ya? Benarkah itu, wakil ketua?" ujar si agen baru itu. "Wa-wakil ketua?!" teriak mereka penuh keterkejutan. "Apa maksudmu... Syiar?" tanya gadis pemberani itu. "Syiar? Siapa itu? Oh iya, kita belum berkenalan sejak awal pertemuan kita." kata si agen baru. "Eh? Apa... maksudmu?" tanya seorang remaja lelaki berkulit cerah. "Aku bukanlah Syiar. Ya, secara teknis aku memang diciptakan berdasarkan dari orang itu. Tapi... aku adalah penguasa Planet Shiar sekaligus salah satu anggota Pentagram, Kazuma Kazeshii."

"Ka-Kazuma?!" teriak bocah-bocah itu berbarengan. "Ya, kalian pasti mengetahuiku, kan?" tanya si agen baru yang ternyata bernama Kazuma itu. "Kami... tak tahu." kata bocah-bocah itu berbarengan membuat Kazuma memasang wajah suram. "APAAA?! Kalian tak tahu?! Aku adalah Kazuma, Ka-Zu-Ma, kau tahu? Aku karakter yang diciptakan oleh teman kalian, Edo!" ujar Kazuma. "Oh, pantesan gak terkenal." ujar salah satu bocah. "Ya, karya gagal aja lu." ujar bocah yang lain. "Edo pernah bikin karakter yang mirip Syiar?" ujar yang satu lagi. "DIAAAMM!! Kalian menghancurkan hatiku! Aku akan membunuh kalian!" ujar Kazuma membuat bocah-bocah itu takut. "Eh? Membunuh?" ujar gadis pemberani itu ketakutan (haha). "Ya! Aku akan menghabisi kalian!" ujar Kazuma membuat bocah-bocah itu semakin takut. "Hei, jangan membuat rumahku kotor!" kataku, "Paling tidak... bunuh mereka di dunia lain!"

"Du-dunia lain?!" teriak mereka terkejut. Aku kemudian membuang kacang-kacang itu ke lantai dan portalnya pun terbuka. "TIDAAAKK!!" teriak mereka saat tubuhnya terhisap masuk ke dalam portal. "Oh, ini akan menarik." kataku saat kemudian melompat ke dalam portal tersebut bersama Kazuma. Si jaket ungu itu menyusul di belakangku. Kami pun kemudian terjatuh di sebuah tempat yang tak kuketahui. Aku pun melihat ke sekitar dan terkejut saat Edo dkk, sekarang sedang bersama Akame, berdiri di hadapan kami.

"E-Ewi?!"

==========================================================

[[ Gimana? Jangan lupa untuk vote dan comment, baik itu kritik maupun saran (aku suka klo kalian ngasih aku kritik dan saran, kurasa itu bisa ngebuat cerita ini makin wew). Jangan jdi sider yah, biarin aku tau klo kalian suka atau nggak sama ceritaku! Btw, sorry chap kli ini delay hahaha. Oh ya, buat yg lulus SBMPTN gue ucapin selamat yah.. Dan buat yg nggak jangan sedih. Mungkin Tuhan sudah menyiapkan jalan yg lbih baik buat kmu.. Next chap comes tommorow. Bsok Double Issue, jdi bakal keluar dua bagian. So see u in the next chap!! From Drawde with love ]]

Cover: Hand of Despair

- Drawde

RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang