Part 11

249 22 2
                                    

Hahaha... Persiapannya selesai, sekarang aku bisa bermain dengan mainanku. Aku sudah memiliki banyak ide untuk bermain dengan gadis ini, yeah mungkin aku bisa melalukan ikeh- ikeh dengannya.

Wait... Apa yang aku pikirkan aku ini psychopath berdarah dingin, bukan penggila s*x. Oke aku akan serius, tapi... tidak akan seru jika ia masih pingsan. Baiklah, coba ku potong lidahnya, mungkin dia akan bangun, dan dia tidak akan bisa berteriak.

Ku buka mulutnya, dan langsung menarik lidahnya, ku iris pelan hingga ia mulai membuka matanya. Ia melihatku dengan tatapan horror, dan aku hanya membalas menyeringai, by the way lidahnya sudah setengah terpotong, jadi... kutarik lidahnya sekuat tenaga hingga putus.

Ia pun langsung menjerit (walaupun tidak jelas karena lidahnya sudah kupotong). Well, ia masih bisa bersuara rupanya, mungkin akan kupotong pita suaranya, tapi... resikonya dia akan langsung mati, dan aku tidak bisa bersenang-senang. Ah... masa bodo, mau dia menjerit kek mau nangis kek, g bakal ada yang denger, rumah ini kan mewah, gede, plus jaraknya dengan rumah lain agak jauh, jadi... aman-aman saja kan?

Cukup basa basinya, aku menyayat kedua pipi gadis ini hingga terbentuk senyuman lebar, darahpun mengucur deras dari pipinya, aku pun mendekatkan mulutku ke telinganya.

"You've meet a terrible fate, poor girl", bisikku dengan nada keji.

Setelah itu aku pun memotong salah satu telinganya, dan munculah lampu seribu watt dari kepala ku,

Yeah... I have a badass idea

Ku potong jari manis tangannya dengan katanaku, dan memasukkannya ke lubang telinga, ia hanya meringis kesakitan.

Aku pun berinisiatif untuk mencari alat lain untuk bermain, aku pun pergi ke dapur, aku menemukan sebuah silet dan termos yang berisikan air panas, yeah... cukup bagus.

Aku kembali pada gadis tadi, terlihat ia sudah terkulai lemas diatas kursi sambil menahan rasa sakit, aku hanya terkekeh melihat ekspresinya yang seperti mengatakan 'Bunuh saja aku', tapi... Aku belum puas bermain, jadi aku tidak akan membunuhnya dengan cepat

Aku mendekatinya dan menyobek, bajunya lalu menariknya hingga terlepas, sekarang ia hanya memakai bra dan celana jeansnya, wah... Dadanya besar juga...

Wait... Ada apa denganku???

Ah... Dari pada otakku jorok terus, langsung saja digoreskan seluruh tubuh perempuan ini menggunakan silet, mulai dari perut, dadanya, dan juga punggungnya, lalu kusiram air panas, ia pun meronta-ronta hingga terjatuh, ah... Menyusahkan saja

Lalu kuangkat anak itu dengan kursinya, well... Aku masih belum puas, walaupun keadaannya sudah tak karuan, badan dengan daging melepuh, muka dengan bentuk yang tidak jelas, tapi... Aku masih punya ide, hitung-hitung percobaan.

Ku congkel mata nya lalu kutarik dengan kuat, agar urat matanya putus tentu saja, sekarang aku harus mencari sesuatu, hmmm... Sepertinya aku harus ke dapur lagi

Saat di dapur, aku melihat lilin, dan sebuah pemantik api, lalu aku kembali pada anak gadis itu dan langsung menancapkan lilin ini pada rongga matanya yang bolong, lalu aku membakar lilin itu, haha... Perfect, sekarang sentuhan terakhir aku mengukir huruf A, di jidatnya, selesai... Hufftt capek juga.

Akh... Kenapa kepalaku tiba-tiba sakit, dan aku mulai memiliki visi polisi mulai berdatangan kemari

Wait... Polisi, kenapa bisa, lalu aku melihat ada sesuatu yang berkedip di pojok atas ruangan, shit... Itu CCTV, kenapa aku tidak menyadarinya

Lalu aku dengan cepat, berlari ke arah pintu depan, dan aku di kagetkan dengan lampu yang sangat terang, dan banyak sekali polisi dan orang yang membawa senjata

"Berlutut!!!, rumah ini sudah dikepung, kau tidak akan bisa kemana-mana lagi, Jeff the Killer!! "
Bentak salah satu polisi

"Kau sudah membunuh banyak orang, 3 keluarga dalam 3 hari apa itu belum cukup"bicara salah satu orang yang membawa pistol

Hufft... Aku senang kalau aku terkenal, tapi aku sebal jika aku terus-terusan di panggil Jeff, kenapa lelaki itu begitu terkenal, hmm... Lain kali aku akan merubah penampilan

"Hei kalian, aku bukan Jeff aku Alma, begini saja, jika kalian tidak ingin mati cepatlah pergi", bentakku sambil menyeringai

Dorr...

"Aw... Sakit tau", ucapku sambil meringis ketika kaki kananku tertembak

"Yang akan mati siapa sekarang", ucap salah satu polisi dengan nada mengejek

Okay, mungkin sekarang aku harus berteleportasi, tapi itu tidak mungkin, walaupun sekarang aku bisa kabur, tetapi, jika suatu hari aku tertangkap, aku bisa di jadikan bahan penelitian karena aku bisa teleportasi, hufftt... Tidak ada jalan lain, aku harus membunuh mereka semua, atau sebagian, dan langsung lari secepat mungkin dan langsung berteleportasi ke dekat sekolahku, kenapa ke dekat sekolahku, karena aku ingin mengecek, peluru ini ada pelacaknya atau tidak, karena jika ada, dan aku berteleportasi ke mansion, rahasia creepypasta akan terbongkar.

Oke cukup basa basinya, lalu aku menarik katana dari punggungku dengan tangan kananku, dan mengambil pisau dari hoodieku dengan tangan kiriku

"Oy... Pak polisi, jika aku mati tolong masukkan pakaian dan senjataku ke museum ok"kata ku yang mulai maju dengan perlahan

"Dasar psycho gila"ucap salah satu polisi yang bersiap menarik pelatuk

"Yes, i'm crazy, i'm a killer, i'm a psycho, and i am Alma the bloodhunter", ucapku dengan keras dan langsung berlari ke arah kerumunan polisi

Meanwhile...

Di mansion, di dalam kamar Bem

Ben: "Hei, E.J, Jeff, sepertinya kita melupakan sesuatu"

Jeff: "Yeah... Kau benar Ben, wait, kita meninggal kan Alma, bagaimana kalau dia terkena masalah, kita bisa dihajar oleh Slenderman"

E.J: "Relaks bro, dia kan bisa berteleportasi, lagi pula dia baru jadi pembunuh, dia pasti lagi senang-senangnya menyiksa korban"

Ben: "Benar kata E.J, hmm... Lebih baik kita main TitanFall"

Lalu Ben, Jeff, dan E.J bermain TitanFall sampai lupa dengan Alma

Psychopath LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang