10. Anak Pindahan

10 1 0
                                    


Selamatkan kami!!

Bagaikan dilanda banjir bandang air limbah, angin topan tornado, tsunami air laut, dan gempa bumi berskala beribu-ribu mililiter. Semua murid disini butuh bantuan! Sip author lebay -,-

Bagaimana tidak, sekarang murid kelas XII Bahasa 1 sedang mengalami tekanan jiwa dan batin dengan kertas berisikan soal-soal yang belum mereka pelajari. Dan terpampang jelas dikertas mereka, ULANGAN HARIAN.

Murid-murid bingung sekaligus takut akan nilai mereka nanti. Banyak yang mencari contekan pada teman-temannya, dan ada juga yang berani membuka buku secara sembunyi-sembunyi dikolong meja. *jangan ditiru ya kawan

"Jangan berisik!"

Dan kelaspun diam tak bersuara layaknya taman tak berbunga. Hidup tanpa cinta, bagai taman tak berbunga~

Bukan itu maksudnya, tapi diam tak bersuara layaknya di kuburan.

♣♧♣

"Sumpah tuh guru bikin gue naik darah!" Amuk Neylia dengan mendobrak-dobrak meja kantin. "Ngapain juga ngadain ulangan harian yang materinya belum di ajarin. Huh." Tambahnya dan main ambil es teh milik Serra dan langsung meminumnya.

Pletak

"Hei! Napa lo njitak dahi gue?" Kesal Neylia mengusap dahinya. "Gak tau gue sekarang naik darah nih." Ucapnya.

Serra langsung mengambil es teh miliknya kembali yang tinggal setengah dari tangan Neylia, "Marah sih marah, naik darah sih terserah lo, tapi gausah main comot es teh gue segala kali." Cerocos Serra sambil menghabiskan es tehnya yang tinggal setengah.

"Oh? Hehe sorry Ser, gue haus. Tenggorokan gue butuh minum." Cengir Neylia dengan mengusap-usap tenggorokannya.

"Udah ngabisin 2 gelas es teh masih haus juga?"

Dan Neylia hanya cengar-cengir dengan wajah polosnya.

"Eh lo tau gak, ada anak baru di kelas XII Bahasa 3?"

"Iya iya gue tau. Yaampun tadi gue liat, ganteng banget sumpah."

"Betul. Udah ganteng, tinggi, putih, matanya coklat terang. Bule-bule gituhh"

Tidak sengaja, Serra dan Neylia mendengar perbincangan murid yang duduknya bersebelahan meja kantin dengannya. Otak mereka berdua sedang berpikir. Dan tidak lama, mereka berdua saling bertatapan dengan wajah kaget.

"Murid pindahan itu?"

"Jangan-jangan..."

♣♧♣

Sebelumnya
Kelas XII Bahasa 3

Semua mata perempuan dikelas ini menatap kagum dengan apa yang mereka liat di depan kelas mereka.

"Anak-anak, kita kedatangan murid pindahan." Ucap wali kelas di kelas itu. "Silahkan perkenalkan dirimu." Pintanya kepada anak laki-laki disebelahnya.

"Hello, my name is Luke Abraham." Ucap Luke dengan senyum yang manis.

"Kyaa bule tuh bulee!"

"Ganteng sumpah! Klepek-klepek gue."

Yah, begitulah teriakan dari para perempuan di kelas itu.

"Kita harus panggil kamu apa?" Tanya seorang perempuan di kelas itu.

"Kalian bisa panggil gue Luke." Jawabnya lancar menggunakan bahasa Indonesia.

"Kyaa bisa bahasa Indonesia!"

"Fixs gue suka sama loe."

Dan Luke hanya menanggapi mereka dengan senyuman.

♣♧♣

"Murid pindahan itu?"

"Jangan-jangan..."

"Hello.." Sapa laki-laki yang tiba-tiba duduk dimeja Serra dan Neylia.

"Luke?!" Kaget Serra dan Neylia serempak.

"Iya ini gue." Senyum Luke.

"Ngapain lo di sekolah gue?" Tanya Serra.

"Jangan-jangan lo... ngintilin kita berdua ya?" Tebak Neylia.

Pletak

"Hei! Napa lo njitak gue? Udah kena 2 jitakan gue hari ini." Kesal Neylia pada Luke karena ia menjitak dahi Neylia.

"Yee lo sih ngatain gue ngintilin kalian, udah jelaskan kalo gue sekolah disini." Jelas Luke.

Neylia melihat Luke dari atas sampai bawah dengan mengusap dahinya, "Iya juga sih, lo sekarang pake seragam sekolah kita."

"Tapi kemaren lo gak bilang kalo mau sekolah disini?" Serrapun angkat bicara.

"Yahh, It's surprise for you." Jawabnya dengan memainkan alisnya.

"Tapi gak surprise tuh buat gue." Ucap Serra cuek.

"Huahahahah kena lo." Tawa Neylia senang.

Pletak

"Aww! Sakit bego! Udah 3 kali nih. Awas lo." Ancam Neylia ke Luke karena sudah menjitaknya. Lagi. "Jangan nangis ya nak dahi." Neylia mengusap-usap dahinya dan ngomong tak jelas dengan dahinya sendiri.

"Ser, lo mungut darimana nih anak?" Tanya Luke dengan menunjuk Neylia yang masih ngomong tak jelas dengan dahinya.

"Di selokan rumah." Jawabnya cepat. Dan mulai tertawa bersama Luke.

"Heh apa kalian bilang? Gue? Dipungut? DI SELOKAN RUMAH?! Emang gue apaan?" Amuk Neylia yang mulai membara.

"Pikir aja sendiri. Wleekk" Jawab Luke dan Serra bebarengan dengan memeletkan lidah mereka dan langsung berlari meninggalkan Neylia.

"Awas kalian! JANGAN KABUR!" Marah Neylia dan langsung mengejar 2 orang yang mengusilinya tadi.

Bersambung

His Not 'NERD' Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang