~~~ My Baby Doll – Part 4 ~~~
Albert berlari begitu kencang, menabrak beberapa mahasiswa hingga terguling-guling ke tanah, " sial " dia memaki sambil melihat jam tangannya, bagaimana mungkin dia bisa kesiangan di hari pemenggalan seperti ini, ahh, dia pasti akan mati hari ini, Albert merinding ngeri membayangkan dirinya akan di penggal dengan kejam oleh dosennya.
Hari ini adalah hari senin, dan setiap hari senin akan ada Quiz, namun di saat bersamaan ada pertandingan Barcelona Vs Real Madrid , jadi dia di haruskan untuk memilih . dan Tentu saja dia memilih bola.
Dan hasil dari begadangnya telah membuat dia terlambat.
Bruk,, Albert berlari begitu kencang hingga tak sempat menghindar saat Sasha tiba-tiba muncul tidak jauh di depannya.
Tanpa dapat di cegah mereka bertabrakan dengan sangat keras, layaknya dalam film-film mereka saling bertatapan dengan berpegangan tangan, Albert memutar tubuhnya agar dia yang terhantam ke bawah.
Mereka saling bertatapan hingga beberapa mahasiswa datang sambil menjerit, " cieeeeee, "
Albert mendengus, " cie cie, gue ciencang kalian mau,,, ? bukannya nolongin malah cie cie."
" apa ?? " Albert bertanya dengan nada marah, melihat Sasha hanya menatapnya.
" Mata kamu ada kotorannya. "
Sasha pergi setelah mengatakan isi pikirannya, meninggalkan Albert yang ternganga karena terlalu shock.
***
" Wow, , ini rumah loe Sas, " Sachi berkata setengah menjerit saat melihat sebuah Rumah dengan Gaya Victoria terpampang di hadapannya, rumah bercat putih ke abu-abuan itu di kelilingi oleh taman bunga dan pepohonan rindang di sepanjang halaman menuju rumah besar nan megah di depan sana.
Albert hanya terdiam atau mungkin terpanah melihat sebuah Rumah dengan nuansa yang begitu mewah dan megah, di tambah banyak sekali pelayan dan pengawal yang menjaga rumah itu, " mungkin ada seribu orang" pikir Albert melihat orang-orang yang sedang melakukan tugas mereka masing-masing.
" Silahkan masuk , " Sasha mempersilahkan Sachi dan Albert memasuki Rumah, atau lebih tepatnya Mansion itu, lalu beberapa saat kemudian berbagai cemilan telah tersaji untuk mereka bertiga.
" Terima kasih Clote," Sasha berkata tanpa ekspresi dan di jawab oleh Clote dengan anggukan kepala, lalu segera meninggalkan mereka bertiga.
" Ini rumah kamu Sas, , loe ternyata orang kaya yah??? Gila, , besar bangets. " Gumam Sachi dengan pipi menggelembung penuh dengan cemilan manis di mulutnya.
" Habisin dulu makanan loe. . " ucap Albert lalu segera mengambil sapu tangannya dan membersihkan sisa-sisa cream pada bibir Sachi.
"Ini Rumah Tuan ku, , "
" Tuan , , ?? " Albert dan Sachi sontak bertanya bersamaan sedikit binggung dengan jawaban Sasha.
" Ya, , ini Rumah Tuan ku, aku bekerja padanya sejak kecil. " Jelas Sasha.
" Bekerja ?? bekerja seperti apa ?? " Sachi merasa begitu penasaran dengan gadis Bernama Sasha ini, sejak pertama kali mereka bertemu serasa ada magnet yang menariknya untuk ingin mengetahui lebih dan lebih tentang Sasha. Saat pak Budi memberikan Tugas kelompok, dia begitu bersemangat meminta Sasha menjadi teman satu kelompoknya, bukan hal mudah untuk membujuk Sasha. Dan pada akhirnya mereka di sini, di Rumah wanita paling misterius di kampusnya.
" Aku membersihkan hama dan sampah yang tak di inginkan Tuanku, bisa di bilang pekerjaan ku adalah pekerjaan kotor. " Sasha kembali tersenyum tipis lalu mulai membuka beberapa halaman buku tebal untuk mencari bahan-bahan dalam Tugasnya.
Sachi dan Albert hanya diam tidak terlalu mengerti apa yang di bicarakan Sasha, mereka berspekulasi mungkin pekerjaan Sasha adalah sejenis pembantu atau tukang kebun.
Di ruangannya Gill sedang tertawa membayangkan apa yang ada dalam benaknya, sambil sesekali menyesap susu coklat panasnya dengan hikmat. " lebih cepat dari yang aku harap kan " gumam Gill tertawa puas melihat pemandangan dari monitor yang terpasang dengan kamera CCTV yang di pasangnya di setiap sudut rumahnya.
***
TBC
setelah saya menyelesaikan cerita ini dan saya membaca kembali entah mengapa saya menjadi begitu ,,,merinding, perasaan yang aneh. :?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby Doll
Novela JuvenilDi tengah malam yang sunyi, tampaklah seorang wanita paruh baya berjalan dengan mengiring anaknya, gadis kecil dengan paras yang begitu cantik, memeluk boneka beruang dengan ekspresi polos yang bahagia, mereka melewati jalanan sepi dengan sedikit te...