Sesampainya di depan gerbang sekolah, Naya, Lerana, dan Yuna memberhentikan sebuah taksi yang sedang lewat. Mereka akan merayakan hari jadi Lerana dan Baskara.
"Naya, buat lu double deh," kata Lerana.
Lerana mengatakan itu karena Naya berperan besar dalam hubungannya dengan Baskara.
Setelah satu minggu Naya memberitahu Baskara bahwa Lerana menyukainya, Baskara mulai mendekati Lerana.
Beberapa jam yang lalu Naya dan Yuna terkejut mendengar kabar ini.
Sesampainya di bioskop mereka berebut tentang film yang akan ditonton.
Lerana tidak menginginkan film seram, sedangkan Naya dan Yuna sangat menginginkannya.
"2 lawan 1," lirik Yuna kepada Lerana yang tidak terima.
"Udahlah nyerah aja!" paksa Naya.
Lerana mengerucutkan bibirnya. "Kan gue yang bayarin, jadi suka-suka gue dong!"
"Seluler," timpal Yuna lalu menarik Naya pergi dari sana.
Lerana menatap kepergian kedua temannya dengan kesal.
"Jangan narik-narik, Yun. Malu diliat orang," Naya berusaha stay cool.
Yuna tetap menariknya untuk menjauhi Lerana.
"Gue udah tau lo suka sama Rayn kelas XI IPA 1, kan?" bisik Naya yang membuat Yuna berhenti dan melepaskan tangannya.
"Iya...jangan disebar ya," Yuna memohon.
***
Naya dan Yuna tertawa. "Thanks, Ler."
"Oke," Lerana tersenyum melihat kedua temannya berbahagia. 'Itung-itung sedekah buat yang membutuhkan' batin Lerana.
"Bye, hati-hati di jalan!" ucap Naya saat Lerana memasuki mobilnya.
"Hati-hati juga tante!" kata Yuna kepada mama Lerana.
Dalam hitungan detik, mobil Lerana sudah menghilang dari parkiran. Ini adalah saatnya untuk Naya dan Yuna pulang ke rumah masing-masing.
"Ayo pulang!" ajak Naya, Naya langsung berjalan duluan dan Yuna hanya mematung. "Eh Nay, gue udah di jemput Rayn," kata Yuna.
Naya membalikkan badannya. "RAYN?!"
"Kok bi-" perkataan Naya terpotong saat mobil Rayn berhenti di depan Yuna.
Yuna menaiki mobil tersebut. "Naya! Gue duluan!" teriak Yuna.
Naya berjalan dengan lesu. "Rayn? Kok? Apa sih ini semua? Sialan! RAYN BRENGSEK!"
Naya frustasi dan mengeluarkan handphone-nya untuk menelfon Rangga.
'Gue lemes! Cepet jemput!' paksa Naya.
'Oke bentar'
Setelah sekian lama mencari, akhirnya Rangga menemukan Naya yang sedang berjongkok di parkiran.
***
"Besok gue ceritain," tolak Naya saat dia dan Rangga sedang duduk santai di balkon kamar Naya.
Rangga memohon. "Ih gue kepo."
Angin malam berhembus kencang bersamaan dengan lagu melow yang sedang Rangga putar.
Naya tidak menangis, dia terus tertawa miris mengingat bagaimana bodohnya dia menghabiskan hampir satu tahun bersama laki-laki brengsek seperti Rayn.
Kring..
Sebuah pesan masuk di handphone Naya.Rayn : Naya.
Naya : ?
Rayn : Kamu kenapa?
Naya : u yg knp?
Rayn : Aku nelfon kamu dari tadi, terus aku kerumah kamu tapi kamu gak ada di rumah, kamu kemana?
Read.Rayn : Kamu kenapa?
Read.Rayn : Kamu berubah.
Naya : Lo yg berubah!
Rayn : Aku ke rumah kamu ya sekarang.
Naya : G.
Rayn : Rangga bilang kamu gak ada di rumah, sekarang kamu ada dimana?
Naya : Udhlh Rayn skrg tinggalin w, lo sm Yuna aj w ikhlas.
Naya : w seneng ngeliat dia bahagia setiap ngomongin lo.
Rayn : Aku emang suka sama Yuna tapi aku gak bisa ninggalin kamu.
Naya : Brengsek!
Rayn : Naya..
Rayn : Naya..
Rayn : Naya?
'Mati lo Rayn!' Batin Naya.
***
Minggu, pukul 14:00.
tok..tok..tok
Suara ketukan dari balik pintu kamar Naya."MASUK!"
Rangga berjalan masuk. "Tumben lo bang pake ngetuk segala, biasanya langsung masuk," kata Naya.
"Haruslah, kalo misalkan gue nyelonong masuk terus lo abis mandi cuman pake handuk doang gimana? Atau lo lagi pake baju gitu?" cerocosnya sambil duduk diatas kasur Naya.
"Mesum lo, anjir," pukul Naya dengan keras ke lengan kirinya.
"Dek gue lengser dari ketua osis dan digantiin sama-" ucapan Rangga terpotong karena Naya langsung histeris gak jelas.
Cogan lagi ngomong jangan suka dipotong WOY!
"What? terus di gantiin siapa? oh gue tau pasti di gantiin sama anak kelas XI kan?" Naya mengintimidasi.
"Kalo gue ngomong jangan suka di potong! Gue gak tau apa alasannya, tapi kepala sekolah menginginkan Devolarixo dari kelas X IPA 3 buat gantiin gue."
Naya melotot. "Kok lo bodoh sih?"
"Pinter ya gue dikata-katain padahal gue udah ngasih tau walaupun gak detail," Rangga menghela nafas kasar.
"Nah! Itu! KENAPA GAK DETAIL ABANG!" teriak Naya kesal. "CEPETAN JELASIN YANG BENER!" lagi-lagi Naya berteriak.
"Gue gak tau dibilang!" Rangga nantangin.
"Bang tapi-" perkataan Naya terpotong karena Rangga berjalan keluar kamar.
Rangga menoleh. "Ih udah gue bilang gak tau"
"Bukan itu!"
Medengar itu Rangga balik badan dan menghampiri Naya. "Apa?"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything Has Changed
Teen Fiction[Bacalah semua kisah tentangku] Aku melerakan pacarku untuk sahabatku dan melerakan kepergian abangku karena papaku. Sebelumnya semua baik-baik saja, semenjak pertemuanku dengan Dev seolah kehidupanku berbalik. Dev adalah temanku dulu yang menyebabk...