Pukul 06:28.
"Bang cepetan dikit dong nyetirnya, udah telat nih," cerocos Naya.
Rangga menoleh. "Gue gak mau mati muda.""Yain."
Rangga bingung saat memasuki kamar orang tuanya. "Jadi aku anak siapa, Ma?"
"Kamu anak mama," kata Astrid tertunduk dan menangis.
Joe mulai mengangkat tangannya.
Plak!
Rangga maju mendekati Joe. "Pa! Berhenti nyakitin mama!"
"Inilah akibat dari wanita yang tidak jujur sepertinya," pernyataan Joe membuat Rangga menelan ludahnya kasar.
Rangga mengerem mendadak saat bayangan tersebut muncul.
"BANG! HAMPIR AJA GUE MATI!" teriak Naya yang terlalu kaget.
Rangga mulai mencengkram stir mobil.
Kepanikan Naya bertambah saat nafas Rangga tidak beraturan. "Penyakit lo kambuh!"
Naya segera mengeluarkan obat dan menyuruh Rangga untuk menelannya.
Dalam beberapa menit, Rangga semakin pulih dan meminggirkan mobilnya.
"Tadi lo kenapa?" tanya Naya.
Rangga tidak menoleh dan tetap mengendarai mobilnya.
Karena sudah terlambat, setelah mobil sampai di depan gerbang, Naya langsung membuka pintu mobil dan lari tergesa-gesa. Sedangkan Rangga memasuki halaman sekolah untuk memarkirkan mobilnya, setelah itu Rangga turun dari mobil dan berjalan dengan santai.
Saat berjalan cepat langkah Naya terhenti karena ada yang memanggil namanya. Refleks Naya langsung menengok dan ternyata sesosok orang berbadan tinggi kurus dan berkulit putih.
"Pagi Naya," sapanya.
"Rayn, terlambat juga?"
Rangga merangkul Rayn dan mengajaknya ngobrol untuk mengalihkannya dari Naya.
Kemudian, Naya meninggalkan Rangga dan Rayn yang sibuk mengobrol. Setelah berlari setengah mampus, akhirnya Naya sampai di kelas dengan selamat dan langsung meletakkan tasnya di atas meja, dengan suasana kelas yang ramai ia duduk di kursi sambil bertopang dagu dengan tangan kanannya.
Lerana melirik Naya yang sedang termenung. "Nay, jodohin gue sama Ka Babas dong."
Bersamaan dengan perkataan Lerana, Yuna datang terburu-buru. "Babas?"
"Lo gak tau Ka Babas?" tanya Lerana saat Yuna duduk di depan meja mereka.
"Babas itu Baskara, temen abang gue," Naya menjelaskan.
Hening.
"Ayo dong Nay, pleaseeee.." Lerana mendekatkan wajahnya ke wajah Naya.
Naya hanya membalasnya dengan bergumam.
***
Bel istirahat pun berbunyi. Semua murid berteriak betapa girangnya karena pelajaran kedua sudah selesai.
"Eh Nay, Yun kantin kuy," ajak Lerana.
"Duluan aja," usir Naya.
Lerana dan Yuna menatap sinis Naya, lalu pergi keluar kelas menuju kantin.
Segera Naya mengambil handphone-nya dan mengirim pesan untuk Baskara.
Naya : Waktu itu lo bilang suka sama temen gue kan?
09:13Baskara : Ada apa?
09:18Naya : Action sekarang!
09:18Baskara : Gue ga ngerti maksud lo, tapi pas gue tanya Rangga kenapa lo tiba-tiba ngechat gue, Rangga bilang lo lagi frustasi hampir mati tadi pagi.
09:20Naya : Lo bilang ke abang gue? Ngeselin lo ya Bas!
09:20Baskara : Cuma nanya kenapa lo tiba-tiba ngechat.
09:21Baskara : Lo kenapa sensi gitu? Butuh gue traktir? Butuh duit? Sebut aja sebut.
09:21Naya : Lo suka sama temen gue, temen gue suka sama lo.
09:30
Read.Naya has blocked Baskara.
"Ngeselin banget mahluk Tuhan satu ini! Untung ganteng," gumam Naya sambil memijat keningnya.
***
Hallo, cerita ini udah aku ubah dan lebih jelas dibandingkan cerita sebelumnya, tapi tidak merubah tokohnya dan cerita dasarnya.
Jangan lupa vote🌟
Terima kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything Has Changed
Ficção Adolescente[Bacalah semua kisah tentangku] Aku melerakan pacarku untuk sahabatku dan melerakan kepergian abangku karena papaku. Sebelumnya semua baik-baik saja, semenjak pertemuanku dengan Dev seolah kehidupanku berbalik. Dev adalah temanku dulu yang menyebabk...