05. Dia menjadi ketua OSIS

342 35 5
                                    

Pagi ini cuaca sangat tidak mendukung. Hujan deras dari semalam, tapi tidak menghentikan aktivitas para manusia.

Setibanya di kelas Naya hanya mendengus kesal sambil tersenyum miris.

'Untung gue cepet sampe, dasar abang durhaka, tiap pagi gue di kerjain mulu. Ahhh....' Naya berteriak di dalam hati.

Lerana datang bersama dengan buku tipisnya. "Hai Nay, lo masih duduk sama gue kan?" tanyanya.

"Udah tau pake nanya lo. Eh tumben lo gak teriak-teriakan Ler," tangan Naya mulai menopang dagu lalu menatap Lerana.

Lerana menatap Naya jutek. "Gua lagi males."

"Kyaaaa, pasti lo putus sama Babas kan?"

"ANJIR LO!" teriak Lerana sambil menoyor kepala Naya.

"Aduh untung gue inget."

"Apaan?" Lerana tersenyum konyol melihat temannya sok berfikir keras.

"Ada hot news."

"Apa?"

Naya memberi aba-aba agar Lerana mendekat. "Dev jadi ketua osis," bisiknya.

Terasa hembusan angin di telinga Lerana. "Oh Dev," katanya tidak peduli. "DEV? KOK BISA?" teriak Lerana setelah menyadari apa yang terjadi.

"Berisik!" Naya kalap dengan suara Lerana.

"Naya! Demi apa? Cogan kelas kita jadi ketua osis?" tanya Lerana tidak percaya.

Naya membisikkan Lerana lagi. "Jangan disebar awas aja!" ancam Naya saat Lerana bengong.

"WOI DENGER GAK APA YANG GUE BILANG?" pertanyaan Naya membuat Lerana tersadar.

"EH ANJIR LO PMS YA" Lerana mendumel.

"Jangan kenceng-kenceng bego! Kan gue udah bilang tadi!" Naya memberikan tatapan membunuh kepada Lerana.

Lerana terlihat mengerti. "Ok."

Seketika hening.

Bel berbunyi menandakan pelajaran pertama akan dimulai.

Seorang wanita berjalan anggun memasuki kelas. "SELAMAT PAGI BU RANTI," pekik semua siswa.

"Pagi, keluarkan buku masing-masing. HARI INI KITA ULANGAN." pinta Bu Ranti.

Diantara mereka bertiga, hanya Naya dan Lerana yang terlihat khawatir dibandingkan dengan siswa yang lainnya.

"What the hell!!!" gumam Lerana.

"Double SHIT!" umpat Naya.

Sedangkan Yuna punya rasa bangga tersendiri karena dia sudah memiliki pengetahuan awal mengenai pelajaran tersebut.

The power of Yuna.

"Eh Yun gue yakin lo udah belajar kan? Ya, ya, ya?" tanya Lerana ke tempat duduk di belakang.

"Udah dong," ucap Yuna sambil memberi tatapan mengejek kepada Lerana.

Pandangan Lerana langsung beralih ke Naya yang masih terlihat panik. "Tenang ada Yuna! Kita tidak boleh panik! Bolehnya piknik! Lho?!"

***

Suasana kelas terasa berisik dikarenakan sang ketua kelas sedang ada rapat osis, sedangkan wakilnya? sangat mencintai keramaian.

Ada yang teriak sana-sini, ada yang selfie, ada yang biang rumpi, dan kemungkinan sangat kecil harapan siswa yang mau belajar.

Semua aktivitas siswa terhenti saat sebuah suara yang muncul dari speaker kelas, yang tak lain tak bukan adalah 'Pengumuman'

"Selamat pagi anak-anak. Pengumaman ini diperuntukkan untuk kelas X diwajibkan untuk mengikuti eskul masing-masing. Silahkan daftar diri kepada sekertaris kelas. Setelah itu bisa langsung dikumpulkan kepada guru yang ada di meja piket," ucap seseorang dari speaker sana.

"Biar gue aja yang data namanya" tawar Lerana.

Semuan siswa meng-iyakan.

"Kalo pada mau di data, sini samperin Lerana. sekalian bayar uang kas sama gua" pinta Naya selaku bendahara kelas.

Semua siswa pun menggrutu sebal, karena selalu dimintai uang kas.

"Woy Nay, lo eskul apa?" tanya Lerana dari kejauhan.

"GATAU PUSING," pekik Naya yang masih menghitung jumlah uang kas.

Setelah selesai dengan kesibukkannya Naya berjalan menghampiri Lerana yang dikerumuni teman kelasnya. "Lo eskul apa?"

"Gue ikut kesenian, bakat gue kan nyanyi," kata Lerana menjawab pertanyaan Naya.

"Gue cheerleader deh, lanjutin yang dulu," Yuna nimbrung.

Ini semua membingungkan bagi Naya, bagaimana tidak dia selalu berfikir bahwa dirinya tidak memiliki bakat atau pun mimpi. "Yaudah gue basket aja," katanya pasrah.

"Jangan Nay," Yuna membuka suara.

"Kenapa?"

"Badan lo kan kek triplek tipis, krempeng pula, sok-sok an mau ikut basket, ntar kalo lu mati muda gimana?" Lerana tertawa.

"Jangan jadi setan, Ler," Naya bergegas pergi meninggalkan kelas.

***

PLS VOTE & COMMENT.
THANKS.

Everything Has Changed Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang