[7] Plan

10.1K 751 24
                                    

Pukul 11 malam, dimana seluruh makhluk hidup selain kelelawar berjuang memasuki alam mimpi masing-masing. Hujan sudah mulai reda, tanda kodok siap melancarkan auman khasnya. Begitu juga dengan tiga bersaudara yang masih sibuk memusyawarahkan sesuatu di ruang tengah.

"Gimana kalau tetep kayak kemaren aja?" usul Ferrel.

"Lo masih mau tega adik lo ini dipatok sama ayam, hah?!"

Raka melotot kearah Ferrel. Jujur saja, patokan paruh ayam kemarin masih membekas di lengan Raka.

"Lo sih jarang mandi, dipatok 'kan. Haha!" Ferrel terkekeh.

Raka hendak menoyor Ferrel, namun dilerai oleh Adrian.

"Sudahlah, kalian kayak anak kecil aja," Adrian menggeram "kalau kita pake rencana kemaren, kita bakal ketahuan. Apalagi Ici sekarang udah mulai curiga sama kita."

Raka dan Ferrel hanya mengangguk sok paham. Padahal otak mereka tersendat di engsel pintu.

"Kita harus bikin rencana lain." Adrian turun dari meja yang didudukinya.

Dan gue pengen tau nama cewek yang udah buat adek gue sengsara di hari pertamanya sekolah, imbuh Adrian membatin. Senyum sinisnya mulai terangkat hingga membuat Raka penasaran apa yang membuat seorang Adrian tersenyum sebegitu mengerikan.

"Gue ada ide."

💣💣💣

"Lo yakin ide kali ini bakalan berhasil?"

"Yakinlah," ujar Raka mantap.

Walaupun kedua kakaknya berasumsi kalau rencana yang satu ini bakal gagal total.

"Kalo sampe rencana ini gagal, dan kita malah ketahuan, gue bakal cincang elo jadi martabak," ancam Ferrel, "dan gue kasih ke kucing komplek"

Raka tak peduli, biarpun gagal tapi toh bermakna juga. Lagian, kucing komplek nggak doyan martabak buatan Ferrel.

1 jam kemudian...

"Nih," Raka menyodorkan sebuah chip pada Adrian.

Adrian mengangkat satu alisnya, bingung. "Seriusan lo? Ini?"

Raka mengangguk yakin, "Iya. Lo gak pernah liat pilem action sih. Jadinya kudet deh"

Adrian menghiraukan perkataan Raka, pandangannya sibuk meneliti benda yang Raka buat sejam lamanya, sebuah chip.

"Mau diapain nih benda?" tanya Adrian lagi.

"Gue udah satuin program cctv di chip itu dan gue tambahin sedikit, ya, lo-taulah. Gue modif sedemikian rupa hingga bentuknya kecil samar di mata. Rencananya sih, tuh chip bakal gue taroh di name tag nya si Ici, dan walaa kita bakal jadi hacker yang cuman duduk manis di rumah sambil mantengin layar komputer," ujar Raka membuat Ferrel ternganga tak percaya. Ternyata adik yang satu ini otaknya briliant juga.

"Pinter banget lo. Diajarin siapa hah?" Ferrel masih bertanya seakan dirinya kurang percaya akan apa yang telah dilakukan Raka, dalam kurun waktu 1 jam.

Raka malah tersenyum miring, wajah menantang ia suguhkan demi meladeni sang kakak yang katanya hendak mencincang-seseorang-jadi-martabak. "Untung aja otak gue gak tercemar kayak otak lo,"

"Lo ya-!!"

"Sudah-sudah," lagi-lagi Adrian melerai, "kalian bertengkar kayak gini juga gak ada artinya. Mending kita susun planning-nya sekarang."

Raka dan Ferrel pun terpaksa mengangguk, meski masih ada rasa kesal yang mengganjal di benak mereka berdua.

My Brothers, My Bodyguard ✔ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang