Rachel Saraswati

61.3K 2K 14
                                    

Nama gadis itu adalah Rachel Saraswati, dan semua orang memanggil dia dengan nama Rachel. Dia sendiri kini sekarang sudah memasuki berusia dua puluh tiga tahun. Dan juga, tentu saja Rachel baru saja selesai untuk bisa merayakan kelulusan dirinya itu dari kampus. Rachel sendiri bahkan belum ada atau pun juga belum memikirkan sedikit pun untuk bisa melakukan kegiatan apa pun saat ini, terlebih lagi mengingat kembali jika saat Rachel pertama kali melakukan lamaran untuk bisa mendapatkan pekerjaan, dan di saat itulah dia mulai merasa sangat lah gugup, meski pada akhirnya tentu saja semua kegiatan melamar pekerjaan yang dia lakukan itu mulai berjalan sangat lah lancar. Dan kini Rachel hanya lah dengan segera menunggu jika surat lamaran dan juga semua berkas – berkas yang dulu dia lamar kan dalam pekerjaan tersebut, yang juga masih berada di dalam antrean review atau proses seleksi dari tempat pekerjaan yang sudah sangat lama sekali dia incar dan sangat lah dia ingin kan itu, dapat memberi kan informasi yang baik untuk diri Rachel saat ini juga. Dan dia sendiri kini merasa sangat – sangat lah berharap bahwa dia bisa di panggil untuk dengan segera di panggil untuk bisa melakukan interview jauh lebih lanjut dan juga bisa di mulai untuk melakukan pekerjaan di sebuah perusahaan yang selama ini sudah sangat lah dia ingin kan itu. Rachel kini sendiri sedang menikmati masa – masa santainya dengan selalu berada di dalam rumah, menunggu akan kepulangan dari seluruh anggota keluarga Rachel dari rutinitas dan juga kegiatan yang biasa nya mereka semua lakukan secara masing – masing itu. Lalu secara tiba – tiba saja, ponsel Rachel pun mulai berdering dengan kencang, dan saat Rachel mengambil ponsel itu dari dalam saku celana Rachel, layar ponsel milik Rachel itu sudah memperlihat kan tulisan ‘Mama’ di layar ponsel Rachel itu. Dan dengan segera Rachel pun mulai mengangkat panggilan dari Mama nya itu. “Halo, Ma? Ada apa?” panggil Rachel untuk bisa menyapa pertama kalinya. Rachel sendiri pun seketika saja langsung mulai melangkah kan kedua kakinya untuk bisa berjalan tepat mendekat ke arah wastafel yang terletak di bagian dalam dapur itu, untuk bisa meletak kan piring bekas makan siangnya yang sudah kotor itu. “Rachel, mama... mama mohon kamu segera datang ke rumah sakit ya? Ini, ini situasi yang darurat. Kakak kamu... kakak kamu mengalami kecelakaan, dan dia sekarang sudah ada di rumah sakit. Mama dan juga papa sudah ada di sini, kamu segera datang ya...” ucap Mama Rachel yang sama sekali tidak memberikan suatu jeda sedikit pun dalam memberitahu kan sebuah informasi mengenai keadaan Kakak Rachel yang ada di rumah sakit itu. “Apa?! Bagaimana mungkin itu bisa terjadi? A – aku akan segera ke sana... aku akan berangkat.” Dan dengan adanya reaksi yang muncul seperti itu dari Rachel, secara tiba – tiba saja piring kotor yang sebelumnya ada di pegangan telapak tangan kanan Rachel itu seketika saja terjatuh dengan cukup keras di dalam wastefel, meski tidak mengalami pecah sedikit pun di piring tersebut. Tangan Rachel yang memegang ponsel milik Rachel itu pun bahkan kini mulai terlihat sangat lah gemetar. “Ti – tidak... itu, itu tidak mungkin, Ma! Itu tidak mungkin! Mama jangan bercanda, ini sama sekali tidak lah lucu sedikit pun,” lanjut Rachel dengan suaranya yang kini terdengar sangat lah gemetar dan juga sedikit keras itu. Serta di ikuti dengan air mata yang mulai menggenang di kedua kelopak bola matanya itu. “Rachel, mama sama sekali tidak berbohong atau sedang bercanda... cepat lah datang ke rumah sakit ini ya... kakak kamu... mama dan papa ketakutan, Rachel. Cepat lah datang,.” “Iya, a – aku akan segera pergi ke sana... aku akan segera datang,” jawab Rachel dengan tergesa – gesa itu. Dan dengan segera saja, Rachel pun langsung dengan cepat menutup panggilan ponselnya itu, dan mulai melangkah secara tergesa – gesa untuk bisa dengan segera mengambil jaket dan tas miliknya yang berisi dompet di dalam kamar Rachel itu. Bergerak dengan sangat lah cepat, sambil dengan mengendarai sepeda motor matic milik Rachel itu menuju tepat ke arah rumah sakit. Tempat di mana mama – nya sudah meminta diri Rachel itu untuk bisa segera datang. Pikiran Rachel kini sudah tidak beraturan lagi rasanya, terlebih lagi dengan perasaan yang sangat lah campur aduk dia rasa kan. Dia sangat ingin sekali menangis saat itu juga, dengan kedua mata Rachel yang sudah terasa memanas, akibat air mata yang mulai merangsek ingin keluar dan menetes membasahi wajah Rachel saat ini. Saat sudah sampai di rumah sakit, Rachel dengan cepat mulai memarkir kan sepeda motor matic – nya itu, dan juga dengan segera berlari masuk ke dalam rumah sakit, dengan kedua langkah kakinya yang terasa gemetar hebat dan juga tergesa – gesa. Dan Rachel langsung saja menghenti kan langkah kedua kakinya, saat pada akhirnya melihat Mama – nya yang kini sedang menangis histeris di dalam pelukan Papa – nya, yang juga menangis dalam diam dan juga tanpa ekspresi, seakan – akan menjadi hampa seketika saja. Tidak – tidak, ini tidak mungkin benar – benar terjadi... tidak. Aku tidak sedang bermimpi bukan? Ini semua pasti hanya lah mimpi buruk. Batin Rachel yang terus saja menolak. Tapi sama sekali tidak bisa menahan air mata untuk tidak jatuh membasahi langsung ke arah kedua pipinya seketika itu juga. Dengan mulai memantap kan hatinya, Rachel mulai melangkah kan kedua kakinya yang terasa gemetar dan juga terasa sangat lah berat itu, untuk bisa semakin mendekat ke arah Mama dan juga Papa – nya itu. “Rachel?” panggil Mama dan juga Papa – nya itu. Tapi Rachel sama sekali tidak mendengar kan panggilan dari mereka berdua itu. Dia hanya terus berjalan untuk bisa masuk ke dalam ruangan kamar rumah sakit itu. Dan air mata Rachel semakin deras membanjiri kedua pipi dan juga wajah Rachel saat ini. Dia sama sekali tidak dapat mengatakan satu patah kata pun. Menatap lurus ke arah sosok yang terbaring di atas nakas dan juga dengan seluruh tubuh kakak Rachel yang kini sudah tertutupi dengan menggunakan kain putih. Dan Rachel pun pada akhirnya mulai sesenggukan di sana, lalu kembali mulai mempercepat langkah dari kedua kakinya dan langsung saja memeluk erat jasad kakak Rachel itu. “Kakak!!!! Bangun!!! Jangan tinggal kan aku!!! Aku mohon!!!” Rachel berteriak histeris sambil menggoyang kan jasad kakak lelaki dari Rachel itu. Dia sama sekali tidak bisa menerima kepergian kakak nya yang secara tiba – tiba itu. Kakak lelaki satu – satu nya, yang selalu menghibur diri Rachel di kala dia sedih dan merasa down, sekarang sudah tiada lagi. Air mata Rachel semakin deras menjatuhi kedua pipi dan juga wajah Rachel serta memeluk erat jasad itu. Melihat Rachel yang semakin histeris di sana, dengan segera papa – nya masuk ke dalam ruangan itu, dan menarik perlahan Rachel untuk keluar dari dalam kamar itu serta menenangkan diri Rachel itu. Pihak rumah sakit itu sendiri pun juga akan dengan segera memproses kepulangan jasad kakaknya ke rumah duka – rumah mereka. Dan Rachel semakin merasa patah hati di sana. Masih sangat sulit untuk bisa di percaya oleh akal sehat Rachel saat ini. Bahwa kakaknya sudah tiada. Rachel di dudukkan ke kursi lorong rumah sakit itu, dan di peluk dengan sangat erat oleh orang tua – nya. Dan Rachel yang masih menangis histeris itu pun seketika jatuh pingsan di sana.

I Love My Devil Husband ✔️ {DI HINOVEL}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang