BAB V

130 11 0
                                    

Disepanjang perjalanan pulang, otakku telah dipenuhi oleh gambaran wajahnya, dan telingaku sepertinya sudah merekam dengan jelas setiap kata-kata yang dikeluarkan Arata tadi pagi.

Aku sudah terlalu pusing menjalani hari ini, aku harus dihukum membersihkan koridor bersama Arata, dan harus mendengarkan ocehan dari wali kelas kami. Lebih baik aku mendengarkan siaran radio yang menjadi kesukaanku selama aku di Jepang. Sebuah talkshow yang menampilkan curhatan para remaja. -aku pun bingung mengapa aku menyukainya.

".. Kita sambut Allred. Heloow Allred, apa kabar?"

"Aku merasa lebih baik."

"Wah, wahh.. bagaimana kabar gadis itu?"

"Dia semakin cantik ketika malu, dan dia yang paling manis ketika tersenyum."

"Wow, apa yang ingin kau katakan padanya jika mungkin ia mendengar siaran ini, Allred?"

"Aku akan selalu menangkapmu ketika terjatuh, dan aku ingin kau men.." *ceklek

Ahh.. aku mengantuk sekali. Zzzzzzz.

"Sora... Sora.. Bangunlah, nak! Ini sudah pagi." Aku menarik tubuh mungilku, dan memaksa mataku yang berat untuk membuka kelopaknya, rambut hitam lurusku terlihat berantakan. Jam berapa ini? Aku memandang Mom yang melipat tangannya dan menggelengkan kepala.

"Astaga.... Mom, mengapa tak membangunkanku daritadi?"

Segera aku bangkit dari magnet empuk itu, menuju kamar mandi. Aku menyalakan shower dan Brrrrrr...... Dingin sekali! Aku lupa mengatur suhu airnya. Aku memang sudah kacau. Tanpa berlama-lama, aku langsung bersiap-siap ke sekolah, tanpa sarapan.

Aku berjalan memasukki kelas dengan lesu. Dorr!! "Aaaa!" teriakku terkejut sangat hebat, aku pun membalikkan badan dan melihat seorang Arata yang berdiri dilengkapi dengan senyum jahilnya dan rambut hitam yang berantakan. Kali ini ia merangkul bahuku dan menuntunku ke meja.

"Kau terlihat lelah, maka aku menuntunmu." Katanya sok akrab.

"Aku bisa sampai dengan selamat tanpa tuntunanmu." Kataku ketus.

"Hey, hey, hey.. Kau harus bersikap ramah padaku. Sekarang aku temanmu." "teman baikmu." Ia menambahkan.

Aku mendecakkan lidah seolah tak setuju dengan kalimatnya. Selama pelajaran berlangsung, aku tak dapat berkonsentrasi. Aku tak dapat menahan kantuk di mataku.

Pluk!

"Hey, bangun!" Seseorang membisikkan suara lembut ditelingaku. Aku semakin mengantuk. "Her, Sora!! Mengapa kau tidur di kelas???!!"

"Ah, iya pak. Saya mengantuk sekali." Semuanya tertawa terbahak-bahak melihat reaksi spontanku, kecuali Arata. Ia hanya tersenyum geli sambil menulis sesuatu di bukunya(sebenarnya ia lebih terlihat menahan tawa).

Bel istirahat terdengar. Tanpa basa-basi, aku melangkahkan kakiku keluar kelas, dan lagi-lagi sebuah tangan dengan otot kuat menahan lenganku. Arata lagi.

"Kau harus pergi bersamaku. Sekarang kita adalah teman." Aku bingung setengah mati. Apa yang sebenarnya dimaksud dengan 'teman' oleh Arata? Aku berusaha menahan luapan emosiku, dan segera mengikutinya.

"Mengapa kau suka sekali ke atap?" Aku bertanya padanya karena ini sudah kedua kalinya aku diajak kesini, dan ini yang kesekian kalinya mataku menangkap Arata menaiki tangga atap.

"Ini tempatku meluapkan emosi. Terkadang aku ingin bunuh diri dengan melemparkan tubuhku ke bawah."

Sontak aku menahan lengannya, ia menatapku dengan menundukkan kepalanya kesamping -aku tahu, badanku sangat mungil- dan menaikkan sebelah alisnya. "Tolong jangan lakukan itu, jika kau terjun ke bawah, orang-orang akan mengira akulah pembunuhmu."

"Hahaha.. kau terlihat bodoh sekarang. Aku tak akan melakukannya jika kau tetap menjadi temanku. Sekarang makanlah, kau terlihat sangat lapar." Ia berjalan ke sebuah meja berisi makanan -masih dengan senyuman gelinya karena tingkahku-

Aku menghampirinya, mataku berbinar-binar melihat makanan diatas meja. Tanpa A-I-U-E-O aku menyantapnya dengan lahap. Arata hanya memandangiku sambil melonggarkan dasi yang terikat di lehernya dan menyunggingkan senyuman antiknya, "Kau terlihat lebih cantik ketika makan."

Uhukk.. uhuk. Aku tersedak mendengar kata-katanya. "Tak usah ge-er dengan kata-kataku barusan, dan jangan berfikir bahwa ini gratis."


.//.

HALO.. tq yang sudah ikuti sampai chapter 5. baca terus ya. nanti bakal ku update 2 kali seminggu. setiap rabu, dan sabtu jam 7. tunggu ya.. thank u :)

He Caught Me In His ArmsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang