Part7

27.3K 1K 3
                                    

"Syifa lima hari lagi aku menikah dengan Diki, gimana ya?" tanya Risa.

"Gimana apanya?" tanya Syifa.

"Yah aku emang cinta sama Diki, tapi aku rasa aku gk pantas buat dia. Dia berakhlak soleh, sedangkan aku? Aku cuma wanita biasa yang gk baik gitu deh" keluh Risa.

"Kenapa kamu ngomong gitu? Dalam hidup itu diciptakan untuk saling berpasangan. Diki berakhlak muliakan? Menurutku Diki akan merubah akhlak mu menjadi lebih baik"

"Tapi..."

"Shuttt, jangan diteruskan, insyaallah Diki pas untuk berjodoh dengan mu"

"Makasih ya kamu dan Najwa udah mau jadi sahabat terbaik aku. Oh ya, Najwa kemana ya?"

"Dia lagi setoran hafalan sama umi keknya"

"Ouh"

•Taman

"Kakak ipar? Buku apa yang kakak baca?" kata Divia yang datang tiba-tiba.

"Eh Divia, ngagetin aja. Aku lagi baca buku tentang hijab" jawab Risa.

"Tumben, biasanya baca Novel Cinta gitu. Sejak kapan suka baca buku kek gitu?"

"Hmm, sejak sekarang"

"Ouh. Eumm.. kakak ipar, nanti ikut aku ke butik yah? Cari baju buat pernikahan kakak"

"Masih lama Div. Oh ya, umur kamu kan lebih tua 2 th dari aku. Masa kamu yang manggil aku kakak, seharusnya kan aku"

"Gapapa kakak ipar. Kakak kan akan menikahi kakak kembar ku, jadi untuk menghormati aja"

"Yaudah deh terserah kamu"

•Dapur ponpes

"Ris umi akan ajarkan kamu memasak makanan kesukaan Diki, karena bentar lagi kamu akan menjadi istri sah nya Diki" kata umi Aisyah.

"Iya umi, umi khimar aku belum sepanjang punya umi, khimar Risa belum memenuhi syar'i. Nanti Risa minta tolong umi untuk antar Risa membeli khimar syar'i seperti umi, umi mau kan?"

"Alhamdulillah, umi pasti mau sayang. Umi bantu kamu untuk hijrah kejalan yang di ridhoi Allah"

"Makasih umi. Emang makanan kesukaan Diki apa?"

"Makanan kesukaan Diki adalah semua masakan yang dimasak sama uminya"

"Oalah aku kira apa, yaudah umi ajarin aku membuat bumbunya"

"Sip"

•Kamis tanggal 21

"Sayang besok kalian berdua akan menikah, umi gk nyangka deh" kata umi.

"Hm, iya umi. Umi doain aja yang terbaik untuk kita" kata Diki sambil melirik Risa. Yang di lirik jadi salting gitu.

"Oh iya Risa umi lupa antar kamu beli khimar, maafin umi yah. Gimana kalo yang antar kamu Diki aja? Diki kamu mau kan antar Risa? Sekalian kamu dan Risa tanya-tanya sesuatu gitu" kata umi.

"Iya umi Diki mau demi umi" kata Diki.

"Yaudah aku antar Risa beli khimar dulu ya mi. Assalamualaikum" kata Diki.

"Waalaikumsalam. Ingat yah tetap jaga jarak, kalian belum halal" pesan umi.

"Iya umi. Assalamualaikum" kata Risa.

"Waalaikumsalam" kata umi.

•Di Pasar

"Ki yang ini cocok gk buat gw?" tanya Risa.

"Iya cocok, ko bilang gw lagi?" tanya Diki.

"Hm, khusus buat cowo nyebelin kek lo" kata Risa senyum.

"Kamu nih"

"Lo mau beli sesuatu? Biar gue antar"

"Tidak, kamu udah belanjanya?"

"Udah, tinggal bayar"

"Yaudah biar aku yang bayar"

"Eh gk usah gw punya uang ko"

"Gapapa, aku aja yang bayar"

"Ih lo maksa banget, kalo lo bayarin gw terus ntar uang lo bisa habis. Lo udah dua kali lho bayarin gw"

"Insyaallah nggak habis. Gapapa, nanti kan aku harus bisa biayain semua kebutuhan kamu, setelah kamu jadi istri aku" kata Diki yang berhasil membuat pipi Risa merah padam.

"Yaudah kalo kek gitu" kata Risa mengumpatkan mukanya dari Diki, karena tersipu malu.

•Pemakaman Ortu Risa

"Ma, pa besok Risa akan menikah dengan Diki, anak umi Aisyah sahabat mama. Risa minta restu sama mama dan papa. Ma, pa doain Risa yah" kata Risa sambil menangis.

•Hari jumat tanggal 22, di rumah umi Aisyah

Ini adalah hari pernikahan Diki dengan Risa...

"Najwa, Syifa aku takut" kata Risa.

"Takut kenapa?" kata Najwa.

"Ya takut aja, aku gemetaran nih" kata Risa.

"Kamu tenang Ris, ini hari bahagia kamu. Kita selalu doain yang terbaik buat kamu" kata Syifa dibalas anggukan Najwa.

"Hm, makasih ya Syif, Naj" kata Risa.

"Udah jangan nangis lagi, nanti make up nya luntur. Diki lagi ngucapin ijab kabul tuh" kata Syifa.

•Di ruang tamu

"Saya terima nikahnya Risa Sandyarisa binti almarhum. Bapa Muhammad Zainal dan almarhumah. Ibu Siti Fatimah dengan maskawin seperangkat alat solat serta rumah di bayar tunai" kata Diki dengan suara lantang.

"Gimana para saksi, sah" kata penghulu.

"Sah" kata semua saksi.

"Nah tuh dia pengantin perempuannya, silahkan duduk berdua, sekarang sudah halal" kata penghulu. Disambut tawa yang lain.

#####******#######******#####

Gimana ceritanya? Terus baca ya...

Menuju HijrahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang