Chapter 2 - Tidak Terkendali

4.5K 261 42
                                    

Sebelum Amanda memasuki kelasnya Amanda beranjak ke toilet terlebih dahulu untuk merapikan make up dan pakaianya, ya! inilah Amanda dirinya harus terlihat perfect di depan banyak orang tanpa mempedulikan waktu belajarnya.

Baginya, Peraturan dibuat hanya untuk dilanggar bukan untuk dipatuhi.

Lain di temoat berbeda. Prilly dan Natasya sedang menunggu kehadiran sahabat satunya.

"Amanda kemana sih kok gak dateng-dateng yaa?" Tanya prilly kepada Natasya.

"Yailah, kayak lo gak biasa ajah deh! Dia mah dateng paling pas deket-deket jam istirahat!" Jawab Natasya cuek.

"Oke-oke!" ucap prilly sambil mengangguk-anggukan kepalanya.

Kring! Kring!

Bel pertanda masuk berbunyi. Prilly dan Natasya masuk kedalam kelasnya dengan malas.

Setelah semua murid, kecuali Amanda yang memang terbiasa terlambat masuk, tak lama kemudian bu Adel guru sejarah yang juga guru wali kelas mereka masuk kedalam kelas diikuti oleh seorang pria berambut hitam pekat.

"Selamat pagi, anak-anak."

"Selamat pagi, bu."

"Baiklah hari ini kelas kalian kedatangan murid baru pindahan dari paris."

Terdengar kasak kusuk dari siswa-siwsi di kelas. Pasalnya murid barunya ini bisa dibilang sangat tampan dan cool. Kaum hawa mana yang tidak berteriak histeris melihat ciptaan tuhan yang sangat sempurna ini.

Anjir ganteng banget.

Gue harus jadi pacarnya.

Cowo idaman banget.

Cool banget.

Sumpah gak tahan gue liat mukanya ganteng banget.

Perfect abis.

Bu Adel menatap murid di sebelahnya.

"Silahkan perkenalkan diri."

Pria itu menghela nafas dan menatap keseliling kelas.

"Nama gue Angga Aldi, silahkan panggil Angga, salam kenal."

Semua murid mengangguk-anggukan kepalanya sambil terus memperhatikan wajah Angga.

"Baik, silahkan duduk!"

Angga pun segera duduk dan pelajaran pun segera dimulai.

Berbeda halnya dengan Amanda yang sekarang telah selesai memperbaiki penampilanya. Amanda segera beranjak dari toilet dan pergi menuju kelasnya.

Sesampainya di kelas Amanda segera masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, bu Adel yang sedang mengajar langsung berheti berbicara dan menatap Amanda dengan tatapan tajam.

Amanda tersenyum miring.

"Apa kedatangan saya mengganggu ibu?" Tanya Amanda.

"Tentu saja! Apa-apaan kamu ini masuk dan pulang sekolah sesuka hatimu! Kamu ingin di keluarkan?!" Jawab bu Adel tersebut.

Amanda tertawa meremehkan
"Coba saja kalau ibu bisa melakukannya! Saya berani taruhan, ibu tidak bisa mengeluarkan saya dari sekolah ini!" Kata Amanda.

Bu Adel hanya bisa menatap Amanda dengan tatapan marah.

"Hah, ibu tidak bisa kan? Jelas saja saya anak pemilik sekolah ini! Dan ibu tidak bisa berbuat apa-apa." Lanjut Amanda.

"Diam kamu!" Bentak bu Adel.

Prilly dan Natasya melihat kelakuan sahabatnya dengan wajah yang sangat kaget. Baru kali ini Amanda bertindak kurang ajar terhadap wali kelasnya sendiri. Biasanya hanya kepada guru lain saja, karena Amanda masih berpikir kalau dia bertindak kurang ajar kepada wali kelasnya itu akan berpengaruh kepada nilainya. tapi mungkin sekarang Amanda sudah tidak memikirkan itu.

Haha gak salah gue milih temen kayak manda! Batin Natasya.

Gila Manda amazzing banget! Gak nyangka gue! Makin bangga deh sama sahabat satu gue ini! Batin prilly.

Amanda berjalan ketempat
Duduknya, dia melihat bangku kosong disampingnya kini sudah diduduki oleh seorang pria, entah siapa itu.
Amanda menatap pria itu dengan tatapan tajam.

Kayaknya ini murid baru, deh.
Batin Amanda.

Amanda memukul meja itu pelan, namun sanggup membuat semua pasang mata menuju kearahnya, ini yang Amanda suka menjadi pusat perhatian.

"Heh! Lo anak baru kan? Soalnya gue gak kenal lo!" Tanya Amanda.

Namun pria itu masih tetap menunduk sepertinya ia masih fokus dengan pelajaranya.

"Lo budek yaa!" Lanjut Amanda.

Pria itu pun mengangkat kepalanya
Amanda tersentak kaget.

Ini. Cowo yang tadi nabrak gue di koridor, kan? Pikirnya.

"Apa semua anak wajib dan harus kenal lo?" Tanya pria itu yang ternyata Angga dengan nada dingin.

Terdengar beberapa anak terkikik mendengar tanggapan Angga, Amanda mendengus kesal ia menggebrak meja Angga lalu berbalik ke murid-murid kelasnya.

"Diem! Lo semua berisik!" Bentak Amanda. Membuat mereka semua terdiam. Bu Adel duduk dikursinya tanpa bisa berbuat apa-apa untuk menghentikan sikap Amanda.

Amanda kembali menatap Angga dengan tatapan marah.

"Heh, lo gak denger tadi gue ngomong apa? Gue anak pemilik sekolah ini! Jadi setiap anak yang masuk ke sekolah ini harus kenal siapa gue!" Kata Amanda dengan nada angkuhnya.

"Setau gue, dibuku peraturan sekolah ini enggak ada tertulis 'di wajibkan bagi seluruh siswa yang baru masuk sekolah ini untuk mengenal Amanda manopo' " Lagi-lagi Angga menanggapi perkataan Amanda dengan nada dingin yang amat menatang.

Kesekian kalinya Amanda di buat terkejut oleh Angga.

Darimana cowo ini tau nama gue?, gue ajah gak tau namanya! Batin Amanda.

Seperti tau apa yang dipikirkan Amanda, Angga pun menjawab.

"Lo kaget gue tau nama lo? Jangan pikir gue ini bodoh kayak lo! Liat baju lo ada nametag yang bertulis Amanda manopo!" Kata Angga.

"Prilly", Bisik nathasya, "baru kali ini gue liat ada yang berani nantang Amanda. Dan baru kali ini juga gue liat ada cowo yang enggak ngeces liat Amanda."

"Iya", sahut prilly "wajahnya enggak nunjukin ketertarikan sedikit pun ke si manda, cowo aneh tapi ganteng banget."

Amanda menatap angga dengan tatapan datar. Ia mendengus kesal.

"Minggir! Ini tempat duduk gue! Teriak Amanda, ia merasa di permalukan oleh Angga.

"Mata lo berfungsi kan? Di sebelah masih kosong!" Jawab Angga.

"Tapi ini tempat gue juga!" Bentak Amanda.

"Oh" gumam Angga, Amanda berpikir Angga akan pindah setelah mengetahui tempat ini milik Dia.

"Badan lo gede amat ya! Sampe-sampe ngedudukin dua kursi sekaligus!"

Muka Amanda langsung memerah menahan marah dan malu. Murid-murid sekelas langsung tertawa mendengar perkataan Angga.

"Kurang ajar!" Teriaknya pada Angga.

"LO SEMUA DIEM!" Bentak Amanda tanpa berbalik, sekarang Amanda benar-benar marah karena baru pertama kali ini iya di permalukan seperti ini biasanya ia yang mempermalukan banyak orang tapi hari ini Amanda lah yang di permalukan. Mereka langsung bungkam mendengar bentakan Amanda.

Sedangkan Angga menatap Amanda tanpa rasa takut.

"Lo liat ntar! Hidup lo bakalan gak tenang!" Desis Amanda kepada Angga sebelum berjalan ketempat duduknya yang sebelahnya kini di duduki Angga.


***
Vote dan coment dont forget.
See you next chap! Bye~

Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang