one ;

3.4K 338 72
                                    

Rabu, 9 Agustus.

Pagi-pagi sekali halte bus sudah ramai oleh orang-orang yang akan sekolah dan bekerja. Mereka menunggu bus sambil berdiri karena bangku sudah penuh diduduki.

TING.

Wanita badak.
Aku segera tiba tunggu aku!
Kalau berani meninggalkanku
akan kucium nanti! Ingat itu,
Kim Jongdae!

Jongdae hanya membaca pesan dari wanita badak. Menciumnya? Memang ia berani melakukannya?

Kim Jongdae, pria yang memiliki kehidupan yang biasa-biasa saja. Tidak ada yang istimewa selama ia hidup. Kecuali bila ia masih tinggal di rumah orangtuanya. Baginya sangatlah istimewa bisa tinggal lagi di rumah orangtuanya. Ia diusir dari rumah karena menganggur. Waktu itu ia belum memiliki pekerjaan dan kerjanya di rumah hanya menonton tv sambil ngemil ciki-cikian.

Sekarang ia tinggal disebuah rumah kontrakan yang biayanya cukup mahal. Ia rela makan mie instan setiap hari demi menabung uang untuk membayar sewa.

Sahabatnya, Suho sudah berkali-kali menawarkan uang padanya. Ditolaknya uang tebal itu dengan mentah-mentah. Padahal Suho tidak meminta uang ganti bila uang yang ia berikan itu diterima.

Bus 205 datang. Itu nomor bus yang arahnya menuju SD Hwasong. Beberapa orang sudah menaiki bus, kecuali Jongdae.

"Kemana si Wanita Badak? Kalau ia tidak muncul-muncul juga akan ku tinggal."

Jongdae terus melihat kearah kirinya. Baiklah ia mulai panik. Tidak mungkin seorang guru terlambat datang. Bisa-bisa para murid protes habis-habisan.

"Jongdae!" teriak gadis yang disebut Wanita Badak.

Gadis itu berlari sambil melambaikan tangan. Rambutnya acak-acakan karena berlari.

Setelah melihat gadis itu, Jongdae langsung naik kedalam bus. Tak lama gadis itu berhasil menaiki bus bersama Jongdae. Wajah Jongdae sangat datar.

"Hei, Wanita Badak! Kalau besok kau datang seperti tadi, aku tidak akan toleran lagi untuk menunggu. Paham?" kata Jongdae sambil mendekatkan wajahnya.

"Siapa yang kau panggil Wanita Badak? Aku ini Chu Sojung. Panggilanku Sojung! Bukan Wanita Badak," kata Sojung tidak terima.

"Habisnya kau ini mirip dengan badak," kata Jongdae santai.

Sojung memutar kepalanya-memandang Jongdae dengan mata melotot. Jongdae yang sadar dipandangi seperti itu langsung tersenyum.

"Maaf."

"Cih, senyumanmu itu menyebalkan. Membuatku tidak bisa marah padamu," kata Sojung sambil membuang muka.

Jongdae mengelus kepala Sojung dengan perlahan.

"Manisnya badak ini," ejek Jongdae.

"Sudah diam! Setelah sampai aku mau ke toilet untuk make-up. Aku belum sempat make-up dari rumah," kata Sojung malu.

Jongdae menahan tawa melihat sahabatnya itu malu. Dengan cepatnya Jongdae merangkul bahu Sojung. Dia menarik Sojung untuk lebih dekat dengannya. Terkejut akan hal ini, Sojung mendongakkan kepalanya memandang Jongdae.

"Bus ini ramai. Agar aman kau harus dekat denganku. Daritadi kau terus terdorong orang-orang." Jongdae masih saja tersenyum. "Kau lebih cantik tanpa polesan make-up."

Menyebalkan kau, Kim Jongdae. Perlakuanmu itu semakin membuatku suka padamu, batin Sojung.

***

ghost contract ─ chen × xiao ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang