two ;

1.8K 271 17
                                    

Rabu, 9 Agustus. Pukul 20:37

Gadis hantu yang ada dihadapan Jongdae histerisnya melibihi Jongdae. Ia memandang gadis hantu itu. Kakinya tidak napak. Mau dilihat bagaimana pun Jongdae tidak takut lagi dengan hantu ini.

"Maaf bukannya kau sendiri hantunya?" tanya Jongdae.

Gadis hantu itu terdiam. Sepertinya ia sedang berpikir.

"Hahaha, kau benar Tuan. Padahal aku sendiri hantunya," tawanya.

Jongdae merinding mendengarnya tertawa. Baru kali ini ia bisa berbicara dan melihat hantu.

"Apa tadi Anda ketakutan? Saya hanya ingin menyapa, tidak ada maksud lain," kata hantu itu dengan bahasa formal.

"Sejujurnya iya. Tapi setelah kau bertingkah seperti itu rasa takutku hilang. Kau ini hantu yang bodoh ya?" tanya Jongdad ceplas-ceplos.

"Saya bukan hantu yang bodoh. Saya ini arwah yang tertinggal disini," elak gadis hantu itu.

"Bukannya sama saja?" tanya Jongdae judes. "Bicara biasa saja tidak usah seformal itu."

"Perkenalkan namaku Cheng Xiao," kata gadis hantu itu sambil tersenyum.

Cheng Xiao? Orang Cina?, pikir Jongdae.

Jongdae memperhatikan lagi. Memang benar dia orang Cina. Dia memakai pakaian khas China yang berwarna merah. Sudah dipastikan dia adalah orang Cina.

"Kim Jongdae." Jongdae tetap saja judes.

"Jong siapa? Jong... deul?" ucap Xiao kesulitan menyebut nama Jongdae.

"Jondae. Kim Jongdae." Jongdae memperjelas pengucapannya.

Tapi tetap saja Xiao tidak bisa mengucapkannya.

"Namamu itu terlalu sulit untuk diucapkan!" keluh Xiao.

"Kalau begitu panggil aku tampan," kata Jongdae sok ke-gantengan.

Tentu saja Xiao tidak ingin memanggil Jongdae dengan panggilan "tampan". Parasnya tidak selevel dengan kata "tampan". Itu pemikiran Xiao.

"Aku akan memanggilmu Chen. Mau terima atau tidak aku akan memanggilmu Chen," kata Xiao ngebut.

Mana terima Jongdae dipanggil dengan nama lain seenaknya.

"Jongdae bukan Chen," tolak Jongdae.

"Chen!" balas Xiao tidak mau kalah.

Jongdae menghela napas. Sebaiknya ia mengalah daripada berdebat dengan hantu bawel seperti Xiao.

"Baiklah-baiklah panggil aku Chen," kata Jongdae pasrah.

Xiao langsung kegirangan.

"Sekarang kau pergi dari rumahku dan jangan hantui aku. Oke? Selamat tinggal," ucap Jongdae-kembali menaruh pakaiannya didalam lemari.

Tubuhnya memunggungi Xiao. Jongdae tidak ingin berurusan dengan hantu. Tampak menyeramkan.

"Seharusnya kau pergi dari sini. Ini tempatku bukan tempatmu," kata Xiao tidak terima dengan perintah Jongdae.

Jongdae membalikkan badannya. Benar-benar hantu yang menyusahkan.

"Aku bisa saja pergi dan kembali ke alamku. Tapi ada satu hal yang harus kulakukan di alam ini dalam waktu sebentar," terang Xiao.

"Apa itu?"

"Buat aku bahagia di alam ini. Tolong, Chen," pinta Xiao.

Permintaan yang tidak masuk akal. Membuat bahagia seorang hantu? Mana bisa separuh kehidupan Jongdae digunakannya untuk membahagiakan hantu.

ghost contract ─ chen × xiao ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang