Chapter Five

13.5K 458 8
                                    

"Naya.."
Sejak  kapan Naya berdiri disitu? Apa ia mendengar percakapan antara dirinya dan Kenara? Tuhan... Jangan sampai itu terjadi.

"Kamu ngapain si mau nampar Kenara segala?" Tangannya masih memegang tangan Daren yang setengah terangkat. Namun kini Daren hanya bisa terdiam seakan lidahnya keluh saat mau digerakan.

"Emmm.. Emm, aku..."

"Gapapa. Tadi tuh kita cuman bercanda doang. Yakan kak Daren?" Kepala dan tangannya bergelayut mesra ditubuh Daren.

"Mmm.. I... I... Iyaa" ucap Daren. Dengan nada yang terbata-bata. Apa yang sebenarnya Kenara mau? Pura-pura sebagai sepupu Daren? Apa alasannya? Sekarang? Ia malah berlagak sok baik didepan Naya.

"Oooo... Yaudah. Oh iya nih kuenya" Sambil menghidangkan kue yang tadi dibuatnya bersama Kenara. "Aku suapin ya. Nih.. Aaaa..." Tangannya terangkat sambil memegang kue tersebut. Lalu setelahnya kue itu mendarat dimulut Daren dengan sempurna.

"Amppp.." Kini mulut Daren penuh dengan kue yang tadi diberikan oleh Naya. Dan detik berikutnya mulut Daren mengunyah kue tersebut.

"Ini, buatan kamu? Enakkkk... Banget." ucapnya. Walau mulutnya masih penuh dengan kue.

Kenara? Ia geram dengan apa yang ada didepan matanya. Sungguh ini adalah pemandangan yang sangat buruk bagi Kenara. Melihat suaminya, bermesraan dengan istri kedua yaitu Naya . Kini mereka berdua sedang asyik ngobrol sesekali tertawa. Arghhh.... Pemandangan macam apa ini? Sungguh Kenara tidak akan membiarkannya begitu saja. Bahkan sepertinya mereka berdua tidak menyadari keberadaan Kenara disini.

'Sial! Gue harus ngelakuin sesuatu.' batin Kenara. Kini batinnya sudah seperti dibakar. Dan mengeluarkan banyak asap didalamnya.

"Kak Daren. Kakak kapan punya anaknya?" pertanyaan bodoh yang keluar dari mulut Kenara yang kini membuat Daren dan Naya langsung terdiam dan menatap Kenara dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Aku sih sebenernya udah siap punya anak. Tapi Daren nya malah bilang jangan dulu. Gak tau kenapa." ucap Naya dengan nada lemas diakhir kalimatnya. Ya! Daren memang pernah bilang kepada Naya kalau ia belum siap punya anak. Namun itu adalah akal-akalan Daren saja. Sebaliknya Daren justru ingin sekali mempunyai anak. Tapi suasananya belum bisa dikatakan aman.

Daren? Pria itu hanya bisa diam tak menanggapi apa yang tadi Naya bicarakan.

'Ooo... Jadi Daren mau ngingkarin janjinya sama gue. Santai aja, gue bakal buat Naya cepet hamil. Walaupun itu bukan anak hasil dari hubungan Naya dengan kamu Darenku sayang. Hahaha'

***

22.00

Kini Naya dan Daren sudah berada dikamar mereka berdua. Kenara? Kenara kini sedang berada dikamarnya juga yang terletak disamping kamar Naya dan juga Daren.

"Sayang aku pengen banget lho punya anak. Masa kamu ga pengen sih?" Bibirnya yang dimajukan sehingga terlihat seperti bebek.

"E... E—"

Daren, pria itu bingung mau menjawab apa. Dirinya sebenarnya ingin sekali mempunyai anak. Namun suatu saat Naya lahiran Daren harus meninggalkan Naya dan menepati janjinya bersama Kenara. Dan Daren tidak ingin itu terjadi. Mengapa Daren harus menepati janjinya itu? Karena jika ia mengingkari janjinya dengan Kenara. Pasti, Kenara akan berbuat yang tidak senonoh terhadap Naya. "Sstt... Kita ngomongnya tar lagi ya sayang. Aku ngantuk"

Kini tubuh Daren berbaring disamping tubuh Naya. Tak lupa tangan kanannya melingkar indah dipinggang ramping Naya.

'Kayaknya ada yang disembunyiin sama Daren. Tapi apa? Udahlah mending tidur.' batin Naya. Posisinya sudah memeluk tubuh Daren. Dan detik kemudian merekapun terlelap.

REGRET [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang