Chapter Twelve

9.2K 332 3
                                        

Sesampainya dirumah, Daren langsung berjalan menemui sang istri.-Naya!

Kini Daren sudah berada diruang tamu. Disini Naya dan Keyra sedang asyik menonton kartun upin dan ipin. Tak jarang mereka tertawa saat menyaksikan upin dan ipin. Pasalnya, upin dan ipin sering sekali mengudang ketawa keduanya pecah.

Mereka sedang asyik sekali tertawa, sampai mereka tidak tahu jika Daren sudah berada dibelakang mereka. Tak lupa tangan Daren membawa semangka dan bubur sesuai dengan keinginan Naya tadi malam. Hei? Apakah Daren tak menyadari jika ini sudah pukul delapan pagi? Dan itu artinya Naya sudah menunggunya dari tadi malam. Daren menghembuskan nafas kasarnya. Daren tahu, jika ia telah melakukan kesalahan yang sangat besar saat ini. Bagaimana tidak? Daren lebih memilih menenangkan Sandra daripada memenuhi keinginan istrinya yang sedang ngidam itu. Daren menundukan kepalanya. Ia memberanikan dirinya untuk duduk disamping Naya dan Keyra yang sedang asyik tertawa.

Ditaruhnya buah semangka dan bubur yang ia pegang diatas meja yang terletak didepan sofa mereka duduki itu. Kedatangan Daren membuat Naya dan Keyra terkejut. Kini mereka memandang Daren dengan penuh teka-teki didalamnya.

"Seru banget sih, kayaknya. Sampe ayah dateng kalian gak nyadar." ucap Daren seraya merentangkan tangannya diatas sofa. Seakan-akan ia sedang merangkul Naya dan Keyra.

"Iya, yah. Selu aned. Ayah abis dali mana?"

Mata Daren menyorot mata Naya yang kini menatap Daren. Daren menyadari ada raut kekecewaan dimata itu. Dan itu membuat Daren bingung harus melakukan apa. Daren tahu jika apa, yang ia lakukan ini salah.

Naya bangkit dari tempat duduknya. Ia berjalan menuju kamarnya meninggalkan Keyra dan Daren. Naya kesal dengan perilaku Daren. Bagaimana tidak kesal? Daren telah mengingkari janjinya. Dengan langkah yang penuh dengan amarah Naya berjalan mendekati ruang kamarnya. Sedangkan Daren yang melihat reaksi Naya, kini mulai menyusul mengikuti langkah Naya.

"Ayah mau kemana?" tanya Keyra.

"Ayah mau nyusul bunda sayang. Keyra sendiri dulu ya, disini nonton upin ipin."

Keyra pun tersenyum. Itu artinya, ia menuruti kemauan Daren yang tadi diperintahkan.

***

'Ceklek...'

Daren membuka pintu kamarnya. Mata Daren menyorot Naya yang kini menangis tersedu-sedu diatas ranjang king sizenya. Daren menyeretkan kaki-nya mendekati Naya. Daren akan menjelaskan semua apa yang terjadi kepada Naya. Dan ia tak mau jika menyakiti hati Naya untuk kedua kalinya. Cukup sekali! Cukup akibat perjanjian bodohnya dengan Kenara, Naua sakit. Daren berjanji tidak akan membiarkan Naya tersakiti lagi.

Daren mendudukan bokongnya diranjang king sizenya. Ya! Ia duduk berdampingan dengan Naya yang sedang menangis.

"Kamu kemana aja? Hah! Aku nungguin kamu tau gak? Hikss...hikss..." Tangis Naya yang begitu pilu, menyeruak ditelinga Daren.

"Aku..."

Daren menghembuskan nafasnya. Air liurnya ia telan dengan secara perlahan. Daren akan menjelaskan semuanya kepada Naya.

"Apa hah? Hikss... Please, jangan sakiti aku lagi! Cukup sekali kamu bikin aku sakit." gumam Naya dengan nada yang sudah mulai melemah.

"Aku... Oke! Aku jelasin. Sebelumnya, aku mau minta maaf sama kamu karna aku udah buat kamu nunggu lama. Aku kayak gitu karna, aku..."

Mata Naya menyorot dalam mata milik Daren. Seakan menyuruh Daren melanjutkan ucapannya.

"Aku... Mau bantu nenangin temen aku. Dia dipaksa rujuk sama mantan suaminya, padahal dia udah bilang gak mau. Tapi tetep aja suaminya maksa dia supaya mau rujuk."

Naya hanya bisa diam mencerna ucapan Daren tadi. Pikiran Naya sudah berfikiran yang tidak-tidak. Apakah Naya harus mempercayai ucapan Daren?

"Kamu lebih memilih teman kamu? Daripada aku?" tanya Naya dengan nada lemah.

Daren hanya bisa menunduk. Ya! Daren sangat merasa bersalah saat ini.

"Der... Aku lagi hamil, dan udah seharusnya kamu... Sebagai suami, mau nurutin permintaan anak kita. Apa kamu mau kalo anak kita ngeces nanti?" ucap Naya yang kini sudah tak bisa membendung air matanya.

Kedua tangan Daren menangkup pipi Naya. Mata Daren menyorot dalam mata Naya. Dengan penuh tekadnya Daren menjelaskan semuanya. Bahwa Daren mengakui jika ia melakukan kesalahan. Daren menenangkan Sandra karena Daren ingin menjadi teman yang baik untuk Sandra. Dan Daren sudah berjanji, bahwa ia tidak akan melukai hati Naya lagi. Sampai Daren menghembuskan nafas terakhirnya Daren akan mencintai Naya.

"Aku tahu aku salah. Aku minta maaf, sayang. Aku mau jadi temen yang baik buat Sandra, dan aku juga mau kamu ngertiin aku. Please..." ucap Daren seraya mendekatkan wajahnya ke wajah Naya. Hingga hidung keduanya bersentuhan. Mata Daren dan Naya kini sudah terpejam.

"Aku akan berusaha buat ngertiin kamu. Tapi kamu harus janji sama aku kalo kamu gak akan tertarik sama yang namanya Sandra itu."

"Aku janji. Aku janji sama kamu. Aku gak akan tertarik sama Sandra. Karena cinta dan kasih sayang aku, akan aku berikan cuma sama kamu dan anak-anak kita."

"Aku berharap kamu, gak ngingkarin janji kamu Der."

"Aku pastiin. Aku akan nepatin janji aku."

'Cup...'

Bibir keduanya pun saling bersentuhan. Menikmati kenikmatan yang dirasakan satu sama lain. Merekapun terhanyut dalam suasana.

***

Dua bulan kemudian...

Kini kandungan Naya sudah memasuki tujuh bulan. Dan itu membuat Daren membuat Daren harus lebih telaten lagi menjaga Naya. Karena Naya, sebentar lagi akan melahirkan buah cintanya bersama Daren.

Waktu menunjukan pukul tiga sore. Daren dan Keyra sedang asyik berenang. Sedangkan Naya hanya bisa melihatnya saja dibangku yang terletak didekat kolam renang tersebut.

"Unda..." panggil Keyra dari kolam renang. Tubuhnya dilapisi oleh pelampung agar dirinya tidak tenggelam.

"Apa sayang?"

"Sini nyebul. Baleng aku sama ayah."

"Kan bunda bawa dedek sayang." bukan Naya yang menjawabnya melainkan Daren. Daren berenang dengan celana boxer saja. Ia bertelanjang dada. Daren membiarkan dadanya yang bidang itu terekpos. Naya yang melihatnya pun tak munafik. Ia mengakui jika dada Daren itu sangatlah sexy. Membuat perempuan manapun tak kuasa melihat dada bidang itu.

"Dedek bayi?"

Daren mengangguk.

"Iya, sayang kan didalem perut bunda ada dedek bayinya. Kalau, bunda ikut renang kasian dedeknya." ucap Naya.

"Yahh...'' ucap Keyra dengan nada yang murung. Sebenarnya, Keyra ingin sekali berenang bareng dengan bunda dan ayahnya.

"Jangan sedih, dong kan ada ayah.''

Keyra pun tersenyum. Detik berikutnya keduanyapun melajutkan aktifitasnya dikolam renang.

'Ting..nong'

Bell rumah berbunyi. Sontak membuat Naya, Daren dan Keyra terdiam.

"Aku bukain dulu, ya." ucap Naya yang langsung berjalan menuju pintu utama rumahnya.

'Ceklek..'

Setelah pintu terbuka mata Nayapun melihat sosok perempuan cantik didepannya. Kening Naya mengernyit. Siapa perempuan ini? Ada apa ia datang kesini?

"Siapa ya?"

Tangan perempuan itu langsung menyodorkan tangannya. Dengan ragu Naya pun menerimanya.

"Kenalin, Sandra."

To be Continue...

Repost:
Kamis, 17 Januari 2019.

REGRET [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang