Chapter Seven

12.9K 478 4
                                        

Setelah beberapa jam lamanya, akhirnya Naya dan Daren selesai melakukan itu. Namun sekarang Naya masih sibuk dengan tangisannya. Sedangkan Daren ia masih tidur dengan nyenyak. Naya juga sebenarnya sangat ngantuk sekali. Tapi entah mengapa matanya sangat sulit sekali untuk terpejam yang ia ingin lakukan sekarang hanyalah menangis menangis dan menangis.

"Hiks...hikss..hikss" tangannya semakin erat memegang selimutnya. Ia sama sekali tak menyangka Daren sangat kasar sekali hari ini. Walau kemarin Daren pernah bersikap kasar juga seperti ini. Namun menurut Naya saat ini Daren lebih kasar dari sebelumnya.

Daren yang tengah terjaga dari tidurnya kini mulai terusik akan tangisan yang dihasilkan oleh Naya. Daren membuka matanya lalu mengucek matanya dengan kedua tangan. Daren melihat tubuh Naya yang saat ini memunggungi Daren. Punggung Nayabergetar sangat hebat. Daren tahu pasti saat ini Naya sedang menangis dan itu karna ulahnya. Daren yang merasa bersalah kinu merengkuh tubuh Naya. Kepalanya ia letakan tepat didepan telinga Naya. "Maaf.." kata itulah yang diucapkan oleh Daren. Daren mengakui jikalau dirinya merasa sangat bersalah saat ini. Daren telah menyakiti perempuan yang saat ini Daren cintai.

"Hikss...hikss...kamu, jahat... Aku gak suka kalo kamu kasar Der.." ucap Naya seraya terisak. Naya sangat benci sekali saat Daren berperilaku kasar kepada dirinya. Jelas saja siapa sih wanita yang mau dikasari? Pasti tidak akan mau! Wanita itu adalah makhluk yang lembut dan paling tidak mau berhubungan dengan kekerasan.

"Aku tau. Aku minta maaf sayang" ucap Daren dengan penuh ketulusan. Jujur Daren bingung harus melakukan apa. Daren, hanya bisa meminta maaf pada Naya saat ini. Walaupun Daren yakin Naya masih sangat kesal dengan dirinya.

"Aku benci kamu Der." Dengan nada yang penuh penakanan Naya mengucapkan itu. Tangisannya semakin menjadi. Ia teringat kejadian dimana Daren memperlakukan dirinya seperti budak seks.

"Maaf sayang." gumam Daren. Ucapannya itu sangat terdengar sekali di telinga Naya. Seketika tangisan Naya mulai mereda. Tubuhnya ia balikan menghadap Daren. Deruan nafas mereka semakin terasa. Pasalnya posisi mereka saat ini bisa dibilang hanya satu inci saja. Tangan Daren memegang kedua pipi Naya. Matanya menatap dalam mata Naya. Saat ini ia sedang meyakinkan Naya bahwa ucapan permintaan maaf Daren tadi tulus dari dalam hati Daren. "Aku minta maaf." hidung mancung milik Daren ditempelkan dihidung mancung milik Naya. Mata keduanya terpejam merasakan getaran yang sangat hebat.
Dan Daren memanfaatkan moment ini untuk menjelaskan semuanya. "Aku emang awalnya, cuman manfaatin kamu doang supaya aku punya keturunan. Dan memang awalnya aku gak cinta sama kamu tapi—"

"Kamu tega Der sama aku. Aku kira kamu beda sama yang lain tapi apa!" gumam Naya yang kini air matanya sudah berjatuhan. Posisi Daren dan Naya masih sama dengan posisi tadi. Ya! Entah mengapa keduanya merasa nyaman dalam posisi ini.

"Dengerin aku dulu sayang.." bisik Daren. Daren tau bahwa Naya sudah menganggap dirinya seperti laki-laki bajingan. Tapi Daren akan berusaha meyakinkan Naya agar Naya percaya. "Aku emang awalnya gak cinta sama kamu. Tapi setelah berjalannya waktu perasaan itu berubah." ucapan Daren kali ini membuat tangis Naya berhenti. Mata Naya langsung terbuka begitu juga Daren.

"Maksud kamu?" tanya Naya yang kini hatinya berdetak lebih cepat.

"Iya aku cinta sama kamu. Dan aku mau kita akan terus bersama sampai maut memisahkan."

***

Seorang wanita kini telah berada dipenjara. Kenara. Ya. Setelah kejadian malam itu Daren menyuruh anak buahnya agar Kenara dibawa kekantor polisi. Dan kini Kenara sedang menangis histeris menatapi nasibnya saat ini. Kenara tak menyangka jika Daren kini telah berubah. Bukan Daren yang seperti dulu selalu menyayanginya. Kenara menangis sejadi-jadinya seperti orang gila. Ya! Ia dia mengalami depresi karna Daren.

REGRET [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang