Chapter Twenty.

7.5K 261 0
                                    

Sinar mentari telah bersinar ke muka bumi. Naya dan Daren sudah bangun dari tidurnya. Bahkan kini mereka sudah mandi dan sudah rapi. Begitupun dengan Keyra dan Zefan.

Hari ini mereka berniat mengunjungi rumah bunda Daren. Karna sudah beberapa bulan belakangan ini, mereka tidak bertemu dengan bunda Daren. Lagipula, bunda Daren juga belum menjenguk cucu keduanya yaitu Zefanno Kaino Dhakbar. Ya! Bunda Daren tidak sempat untuk menjenguk Naya saat melahirkan Zefan. Beliau sibuk dengan bisnis cattering-nya yang sudah didirikannya beberapa bulan yang lalu.

"Und, aku mau ayamnya dong." Ucap Keyra sambil menunjukan sepotong paha ayam, yang terletak agak jauh dari dirinya.

"E... Baal, tolong ambilin ayam goreng itu buat Keyra ya." Naya meminta tolong kepada Daren. Sebab ia tengah repot menyuapi bubur bayi kepada Zefan. Kali ini Zefan lagi susah sekali disuapi sampai-sampai Naya belum makan, hanya karna harus menyuapi Zefan.

Beberapa menit kemudian...
 
Mereka sudah selesai makan pagi. Kini mereka sudah siap untuk pergi kerumah Bunda Rike. Naya menggendong Zefan ditangannya, sedangkan Daren menggandeng tangan Keyra untuk menuntun Keyra jalan agar selamat sampai didepan mobil pribadi milik Darem.

Kini mereka semua sudah masuk, kedalam mobil sedan milik Daren. Laju mobil Daren sudah terasa. Dan saatnya mereka berangkat menuju rumah bunda Daren.

Selama diperjalanan, mereka asyik bercanda gurau satu sama lain. Tak jarang, mereka juga tertawa ria sehingga terciptalah kegaduhan di mobil ini.

"Ayah.. Eyla, mau nyetil obil dund."

"Sayang... Kamu masih kecil, belom boleh nyetir mobil." Nasihat Daren yang diucapkan melalui mulutnya itu. Jelas saja, Daren melarang. Orang tua mana, yang membolehkan anak seusia Keyra menyetir mobil. Kalaupun ada, mungkin otaknya sudah tidak waras lagi.

"Iya, sayang. Entar kalo kamu ditangkep sama polisi gimana? Emang Keyra gak takut, ketemu sama polisi?" Tanya Naya seakan-akan ia menakuti Keyra. Ya! Ia seperti itu agar Keyra tidak minta yang seharusnya tidak ia minta.

"Iya, und. Aku takut. Aku gak mau, ketemu pak polisi. Pak polisikan, galak."

Daren dan Naya hanya tertawa menanggapi, ucapan Keyra tadi.

****

Kini mereka berempat, sudah sampai dirumah bunda Daren. Terlihat banyak orang yang datang kerumahnya. Ya! Bunda Daren sengaja, menyiapkan surprise ini kepada cucu keduanya yaitu Zefan. Daren saja, yang anaknya bunda Daren tidak tahu menau tentang acara ini. Sungguh! Ini adalah diluar dugaan Naya dan juga Daren.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam. Sini masuk. Bunda udah siapin sesuatu, buat cucu bunda tercinta."

Naya memalingkan wajahnya, kepada Daren. Seakan-akan ia berkata, ada apa dengan semua ini? Namun, Daren hanya menggelengkan kepalanya.

"Hei! Ayok masuk." Perintah bunda Daren.

Naya dan Daren serta kedua anaknya menuruti perintah bunda Daren. Betapa terkejutnya mereka, melihat ruangan tamu rumah bunda Daren terisi penuh dengan orang-orang yang tak lain adalah teman-teman mereka.

"Kita disini, mau buat selametan. Buat anak, lu Nay.. " Ucap Tiara, yang ternyata datang bersama Aldo dan juga Elfar.

"Ya Ampun, makasih banyak atas semuanya. Gua gak nyangka, kalian peduli banget sama gua." Ucap Naya dengan mata yang berkaca-kaca.

"Kita ngelakuin ini, karna kita sayang sama lo Nay. Lagian ini gak seberapa kok, kita cuman buat syukuran doang."

"Tapi ini luar biasa, kalian sampe repot-repot buat ginian."

"Udahlah, oiya besok kita jadikan kepuncak?" Tanya Tiara kepada semua orang yang ada disini.

"Pasti dong. Kita buat, pengalaman yang paling berkesan disana."

"Yoi.. Hahaha.." Merekapun tertawa lepas melepaskan rindu mereka setelah sekian lama tak bertemu.

To be Continue...

Repost:
Selasa, 30 Juli 2019.

REGRET [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang