Chapter Fourteen.

9K 321 4
                                    

Dimalam ini, sepasang suami-istri tengah sibuk dalam gengsinya masing-masing. Ya! Mereka adalah Naya dan Daren. Mereka diam pasalnya tidak ada yang memulai topik pembicaraan. Mereka terlalu gengsi untuk berbicara satu sama lain.

Kini mereka berada dikasur king size-nya. Keduanya, masih sangat gengsi untuk meminta maaf. Mengapa Daren tak jadi meminta maaf kepada Naya berupa surprise yang tadi ia susun dengan menyuruh anak buahnya? Dengan itu, semua akan beres. Tapi sayangnya, Daren sudah mengurungkan niat itu jauh-jauh. Asal kalian tahu, Daren type pria yang mempunyai gengsi yang sangat besar. Ya! Begitu juga dengan Naya. Sepasang suami istri yang memiliki ego yang sangat besar.

Sudah hampir satu jam mereka berdiam diri. Namun sepertinya mereka masih enggan, berbicara satu sama lain.

'Ish, Daren gak peka apa. Kalo gua itu, butuh penjelasan.'

'Lo gak ngertiin, gue. Yang udah susah payah buat kejutan untuk lu Nay tapi, lu malah salah faham.'

'Lu harusnya kasih penjelasan. Gue lagi hamil Der, seharusnya lu ngerti.'

Begitulah isi yang ada dibatin keduanya. Seperti orang berbicara. Namun, menggunakan hati. Tak ada satu katapun yang keluar dari mulut mereka. Ya! Mereka hanya bisa mengumpat dalam hati.

'Arghhh....' Jerit dari dalam hati keduanya secara bersamaan. Tentu saja, mereka tidak mengetahuinya. Karna mereka berbicara, menggunakan hati bukan mulut.

***

Berbeda dengan Naya dan Daren. Sudah bulan kesembilan Tiara hamil. Dan itu artinya, sebentar lagi ia akan melahirkan. Ketika Aldo sedang asyik tertidur dari alam mimpinya, kini telinganya mendengar suara erangan Tiara.

"Ald..."

Tangannya sambil meremas perut buncitnya itu. Tiara sudah tidak tahan lagi, kini tangannya beralih ketangan Aldo. Dicengkramnya dengan kuat, hingga Aldo terbangun dari tidurnya.

"Sshhh... Kamu ken— ya ampun! Kamu, kenapa?" Tanya Aldo dengan nada yang sangat panik.

"Ak...aku.. Mau melahirkan.. Akhhhh.. Sakiiiitttt.." Tangan Tiara menjambak rambut Aldo dengan begitu keras. Hingga membuat Aldo kesakitan.

"Aw.. Kita, kerumah sakit. Tapi, lepasin! Sakitt.."

"Akhhh... Sakit..."

Detik berikutnya Aldo menggendong Tiara dengan penuh perjuangan. Bagaimana tidak? Ia harus menggendong ibu hamil yang sangat berat sekali dan juga siksaan yang diberikan Tiara hingga Aldo kian bertubi-tubi. Mulai dari menjambak, mencakar, bahkan menggigit. Eshh! Sungguh malangnya nasib Aldo.

***

"Sayang..."

Ucap Daren kepada Naya. Ya! Akhirnya, Daren-lah yang memulai percakapan. Karna ia sudah sangat jenuh sekali dengan keadaan yang hening seperti ini.

"Hn." Jawab Naya dengan dehaman yang terlihat sangat ketus.

"Aku, mau jelasin semuanya." Ucap Daren seraya membalikan tubuh Naya agar dapat bertatapan dengan Daren.

Dengan sengaja Daren mendekatkan wajahnya yang tampan itu, ke depan telinga Naya. Deruan nafas Daren mulai menerpa permukaan kulit Naya. Namun, Naya hanya bisa terdiam menerima perlakuan Daren itu.

'Huh..'

Daren meniup telinga Naya. Hingga Naya mulai merasa geli dibagian telinganya.

"Maaf-in aku. Jadi—"

Baru saja Daren ingin menjelaskan semuanya, namun sayang bunyi Handphone Daren malah terdengar. Dan itu sungguh membuat Daren geram setengah mati. Gara-gara handphone itu, Daren tidak jadi menjelaskan semuanya kepada Naya. Dengan sebal Daren melihat handphonenya itu. Dan ternyata ada SMS dari Aldo.

'From: Aldo.

Der. Gue mau ngasih tau, kalo Tiara udah lahiran.'

To be Continue...

Minggu, 24 Maret 2019.

REGRET [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang