PROLOG

1.2K 47 5
                                    

PROLOG

SIANG itu cukup terik. Matahari di hari Minggu itu seakan-akan berada di atas kepala, begitu panas. Beberapa orang terlihat mengenakan masker demi menghindari terpaan angin yang bercampur debu. Sungguh, kondisi seperti ini benar-benar menyiksa.

Tak terkecuali dengan Atta. Gadis berambut sebahu itu sudah sedari tadi berdiri di pinggir trotoar demi menunggu angkutan umum yang lewat. Namun setiap angkutan umum tersebut lewat, selalu saja penuh.

"Shit!" umpatnya ketika satu angkutan umum hanya melewatinya begitu saja dikarenakan penuh.

Atta mengembuskan napasnya kasar, membuat poninya beterbangan sejenak. Setetes keringat kembali jatuh dari pelipisnya. Ia lalu melepas sebelah tali mini bag-nya, membuka zipper-nya sebagian lantas mengambil selembar tisu dari dalam sana.

Atta dengan tergesa-gesa langsung mengelap seluruh wajahnya. Setelah itu ia remas tisu bekas itu lalu ia jatuhkan begitu saja ke tanah. Namun saat hendak menutup kembali mini bag-nya, seorang pria berjaket merah secara tiba-tiba langsung berlari ke arahnya dan merampas tasnya. Kejadian itu terjadi dalam kurun waktu beberapa detik saja. Ia yang belum siap, merasa sangat terkejut reflek berteriak.

"Eh, copet!" pekik Atta. Sedetik setelah itu ia langsung berlari mengejar pencopet tersebut. Beberapa orang di sana sempat menolehkan kepala, namun tak ada satupun yang berlari menolong Atta.

"Woy! Balikin tas gue!" Atta menambah kecepatan larinya. Namun sepertinya pencopet itu juga mempunyai keahlian dalam hal berlari. Nyatanya jarak antara Atta dan pencopet tersebut semakin menjauh.

"Anjir! Tas gue! Woy, bangsat!" teriak Atta sembari terus berlari. Napasnya semakin memburu.

Dengan sekuat tenaga, Atta kembali menambah kecepatannya. Ia bersumpah, ketika mendapati pencopet itu akan ia hajar habis-habisan.

🐣🐣🐣

"Totalnya Rp7,500,00, Mas."

"Oh, iya!" Deva yang tengah asyik melihat iklan rokok di satu di antara poster yang tertempel di dinding minimarket itu lantas tersadar. Dengan buru-buru ia keluarkan uang 10 ribuan dari dalam dompetnya. Kemudian ia letakkan begitu saja di atas meja kasir.

"Kembaliannya Rp2,500,00. 500-nya mau disumbangkan atau tidak?" tanya penjaga kasir tersebut.

Deva menggeleng, "gak usah, Mba. Masih bisa saya beliin permen." Penjaga kasir tersebut hanya tersenyum masam menanggapinya, lalu ia sodorkan selembar uang 2.000-an dan koin 500-an pada Deva.

Cowok bertubuh jangkung itu lantas mengambilnya, setelah itu ia keluar dari minimarket tersebut. Panasnya udara langsung menerpanya ketika ia melangkahkan kakinya keluar.

"Bangke! Makin panas aja," gumamnya. Sambil berjalan ia membuka tutup botol minuman yang baru ia beli tadi. Setelah terbuka ia langsung meneguknya.

"Eh, berhenti lo copet!"

Deva yang tengah meminum airnya langsung dikejutkan oleh teriakan seorang gadis. Sepersekian detik setelah suara pekikan tersebut menghilang, seseorang yang datang dari arah belakang langsung menabrak tubuh Deva. Minuman yang ia teguk tadi langsung terjatuh dan tergeletak begitu saja di tanah. Tak hanya itu, sebagian jaket yang ia kenakan pun ikut terkena imbasnya air tersebut.

Pria yang mengenakan jaket merah sembari menenteng mini bag itu kembali berlari tanpa meminta maaf, membuat emosi Deva semakin meluap.

"Woy! Ganti air gue!" pria yang dipanggil oleh Deva tak menoleh.

"Bangsat!" Merasa tak puas, Deva langsung mengejar pria tersebut. Tiba-tiba dari arah belakangnya kembali terdengar suara teriakan seorang perempuan. "Copet! Berhenti lo!"

Deva sempat menoleh sebentar, seorang gadis berponi yang ikut berlari tak jauh darinya itu langsung menunjuk ke arah depannya Deva dengan tak sabaran, "itu copet! Tas gue!"

Deva kembali memfokuskan pandangannya ke depan. Pria berjaket merah yang menabraknya tadi masih terus berlari di depannya dengan sebuah mini bag di genggamannya. Sepertinya dia memang benar-benar copet.

Ketika copet tersebut berbelok di tikungan gang, Deva semakin menambah kecepatannya. Hingga jarak antara ia dan pria tersebut hanya beberapa meter, Deva langsung melompat dan menabrak tubuh pria tersebut hingga terjatuh.

"Kena lo!" Deva kembali bangkit, lantas menghajar pria tersebut habis-habisan. Tak lama setelah itu, seorang gadis yang ikut berlari tadi sampai dan menghampirinya. Ia lalu buru-buru mengambil mini bag-nya yang sudah tergeletak di tanah lantas menendang kaki pria tersebut kuat-kuat.

"Ugh! Rasain lo!" dengan napas memburu ia terus menendangi pria tersebut.

Deva menghentikan aksinya, kemudian menarik gadis tersebut agar menjauh. "E-eh! Udah udah!"

Napas gadis tersebut memburu, masih dipandanginya pencopet tersebut. Dengan gesit gadis tersebut melepaskan diri kemudian menendang pencopet tersebut untuk terakhir kalinya, "mampus lo!"

"Eh! Udah!" Deva kembali menarik gadis itu. Perlahan pencopet tersebut berdiri, memandang takut ke arah gadis itu lalu berjalan tertatih menjauhi mereka.

"Awas kalo ketemu lagi! Gua cincang lo!" teriak gadis itu. Deva melirik gadis berponi itu lantas terkekeh pelan.

Sepertinya gadis itu menyadari jika dirinya tengah dipandangi, namun ia tidak memedulikannya. Ia hanya mengenakan kembali tasnya.

"Eh, iya! Makasih udah nolongin gue." Gadis berponi itu mengangkat wajahnya demi melihat Deva. "Lo mau imbalan apa?" tanyanya kemudian.

Deva mengangkat kedua alisnya heran, "imbalan?"

"Iyalah! Lo kan udah nolongin gue." Gadis itu melipat tangannya di dada. Deva nampak berpikir, sedetik kemudian ia tersenyum.

"Gimana kalau lo gantiin minuman gue yang tumpah tadi?" tanya Deva masih dengan senyumannya. Gadis itu langsung mengangguk setuju.

"Oke. By the way nama gue Atta," gadis yang bernama Atta itu menjulurkan tangannya ke arah Deva dengan sebuah senyuman di bibirnya.

Deva menyambut hangat tangan itu dengan senyuman, "gue Deva. Senang bisa ketemu sama lo." Deva tersenyum lama, menyimpan semua perasaan senangnya dalam dada.

Bersambung...

Note

Selamat pagi menjelang siang semuanya! Hari ini aku bawain kalian cerita baru nih hehe... Semoga suka yaa 😘

Oh, ya. Aku bakal ngepost Beautiful Dream setiap hari Selasa, Kamis, dan Sabtu. Khusus Sabtu aku bakal ngepost pas malam. Kenapa? Biar nemenin malam minggu kalian bagi yang gabut di rumah hihihi

Buat readers, jangan lupa tinggalin jejak kalian, oke? Soalnya vote/komen kalian sangat sangat berarti buat aku. Makasiiihh

Salam anak ayam 🐣

Beautiful DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang