s e v e n

5.9K 759 69
                                    

Jisoo dan wonwoo memasuki toko baju bermerk itu.

"Ada yang bisa saya bantu,i tuan?" tanya seorang pegawai. "Bisa carikan baju untuk namja ini?" ujar Jisoo.

Pegawai itu mengangguk dan menatap wonwoo dari ujung ke ujung. Dia mengernyit heran. Wonwoo mengeluarkan keringat dingin. Lantaran, takut ketahuan.

"Hm, baiklah. Silahkan ke bagian sini. Nanti akan saya carikan ukurannya. Pilih saja model yang anda inginkan" pelayan itu membungkuk dan menunjuk ke deretan pakaian pria.

Jisoo mengangguk dan menarik wonwoo ke deretan pakaian itu.

"Hyung....tidak usah.."

"Kan sudah kubilang kalau aku memaksa, won" ujar Jisoo sambil memilih model baju yang cocok untuk wonwoo.

Mingyu dan jaket hitamnya masuk ke dalam toko. Dia berjalan ke deretan baju pria juga. Tapi mengendap-endap. Berusaha sedikit menghindari Jisoo dan Wonwoo.

"Bagaimana dengan ini?" tanya Jisoo sambil menunjukkan kemeja berwarna abu-abu. "Eung...terserah hyung saja" ujar wonwoo.

Jisoo menghela napas. "Maaf, apakah baju model ini ada ukuran untuk namja ini? Kira-kira M atau L" tanya Jisoo sambil memanggil seorang pelayan.

"Hm, sepertinya L, tuan. sepertinya ada" ujar pelayan itu sambil mencari ukurannya. Jisoo mengangguk lalu mencari model baju lain.

Wonwoo hanya diam sambil menatap Jisoo. Mingyu berjalan santai melewati Wonwoo. Dengan sengaja, Mingyu menyenggol sikut Wonwoo.

Ngapain dia melakukan itu? Untuk mencari perhatian wonwoo.

"Akh---" ringis wonwoo sambil memegang siku tangan kanannya. "ah, maaf, saya tidak sengaja" ujar mingyu dan berlalu begitu saja. Wonwoo tidak menatap wajah mingyu, hanya mengangguk canggung.

Mingyu mendengus kesal. Rencananya gagal total.

Akhirnya mingyu memilih untuk keluar dari toko dan membeli minuman.

"Aish, gimana ini. Kenapa aku jadi pusing sendiri?" ujarnya kesal. Dia lalu masuk ke dalam mobilnya dan meminum soda yang baru dibelinya.

10 menit...

Wonwoo dan Jisoo keluar dari toko. Mingyu segera meletakkan kaleng soda yang kosong dan segera menyalakan mobilnya. Berniat untuk mengikuti wonwoo dan Jisoo.

"Kita mau kemana lagi, hyung?" tanya wonwoo.

"Masih jam 10, ayo kita keliling Seoul saja. Nanti kalau ada tempat yang ingin kau kunjungi, kita tinggal mampir" ujar Jisoo sambil menyalakan mobilnya. Wonwoo tersenyum dan mengangguk.


⚪⚪⚪


Jam 3 sore. Jisoo dan Wonwoo berhenti di sebuah pantai. Dan ntah kenapa, Mingyu setia mengikuti mereka dari belakang.

"Ini tempat terakhir. Apa kau bosan?" tanya Jisoo. Wonwoo menggeleng.

"Seharusnya aku yang bertanya, hyung. Kau sudah mengantarku daritadi. Apa kau tidak capek atau merasa terbebani?" tanya Wonwoo.

"Tidak, kok. Malahan, aku merasa senang. Karena biasanya aku akan bekerja di cafe yang membosankan itu. Tapi, tadi shiftku tidak ada dan aku diliburkan sementara, jadi aku memutuskan untuk mengajakmu jalan-jalan. Apa menyenangkan?"

Wonwoo mengangguk senang. Mereka lalu kembali berbincang-bincang.

"Tch. Apa-apaan mereka. Kenapa cepat sekali akrabnya, sih?" kesal Mingyu.

Mingyu duduk di salah satu kursi yang disediakan sambil memainkan hpnya. Sesekali dia melirik Jisoo dan Wonwoo yang asyik berjalan santai di pinggiran pantai.

Sebuah pesan masuk ke hp Mingyu.

Seungcheol
Yak, hitam. Kenapa kau tidak kuliah?!

Mingyu
Ah, mian, seungcheol. Aku ada urusan tadi

Seungcheol
Ya ampun. Kenapa tidak izin? Asal kau tau, aku dikejar oleh penggemar gilamu sampai ke mana-mana hanya untuk menanyakan dirimu!!

Mingyu
Wkwk, yang kuat ya, seung. Aku mau melakukan sesuatu

Seungcheol
Aish, pabo! Sudahlah, aku juga mau pergi dengan Jeonghan

Mingyu
K.
|read|

Mingyu terkekeh pelan, mengingat Seungcheol yang dikejar-kejar oleh sasaeng fansnya.

Sekitar setengah jam, Jisoo dan Wonwoo pun pulang. Begitu juga dengan Mingyu.

Mereka kini sampai di rumah masing-masing.

"Wonwoo mau ngapain setelah ini?" tanya Jisoo sambil berjalan ke dalam rumah yang kosong. Ya, soonyoung pergi dengan Jihoon. Dan kedua orangtua Jisoo masih kerja.

"Kurasa aku akan tidur, hyung. Aku lelah" ujar wonwoo. Jisoo mengangguk. "Baiklah. Tidur yang nyenyak" ujarnya.


⚪⚪⚪


Mingyu membanting pintu kamarnya kasar. Dia mendengus kesal mengingat kejadian tadi.

"Akh, kenapa aku sekesal ini, sih?" gerutunya sambil merebahkan badannya di kasur. Dia menghela napas.

"Kurasa aku beneran suka kepadanya" gumamnya.

Mingyu lalu berdiri. "Hm?" Dia melirik sesuatu.

"Bukannya ini baju wonwoo?"

Sebuah baju dan celana lusuh. Jelas-jelas itu punya wonwoo. Bercak darah dan robekan dimana-mana. Mingyu lalu mengambilnya. Bukan, dia bukan akan membuangnya. Justru sebaliknya.

Dia tersenyum tipis sambil meletakkan satu pasang baju lusuh itu di sebuah meja kecil di samping meja belajarnya. Ntah untuk apa, tapi dia merasa itu berharga.

Ting tong!

Mingyu tertegun. Baju yang tadi ditaruhnya di meja segera diletakkannya di laci meja belajarnya dan tidak lupa menguncinya. Dia segera berlari ke bawah dan membuka pintu.

"Nug---- Taehyung!!" ujar Mingyu langsung tersenyum lebar begitu melihat adik laki-lakinya berdiri di depan pintu.

"Hehe, hyung. Aku akan tinggal disini untuk 3 hari termasuk hari ini" ujar Taehyung sambil masuk dan meletakkan tasnya di sofa. "Hm? Ada masalah apa, Tae?" tanya Mingyu.

"Tidak ada masalah, sih. Aku hanya sedang ingin bersama hyung saja. Dan, eomma menitipkan bahan masakan tadi. Dia merasa kalau kau kekurangan bahan" ujar Taehyung menunjuk sebuah tas petak ukuran sedang.

Mata mingyu berbinar-binar. Memang benar dia kekurangan bahan-bahan.

"Gimana dengan sekolahmu? Kan jauh dari sini?" tanya Mingyu sambil membereskan bahan-bahan tadi.

"Sekolah libur sementara karena renovasi" jelas Taehyung. Mingyu hanya menjawabnya dengan 'oh'.

Taehyung menyalakan TV dan duduk di sofa. Dia tersenyum tipis.

'Jww ditemukan di komplek ini. Aku pasti akan menemukannya'

sorry【meanie】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang