Wonwoo ditarik paksa keluar dari selnya. Kedua tangannya masih tergembok di belakang punggungnya. Orang yang menariknya, menarik rantai yang mengikat tangan wonwoo.
"Akh---- pelan-pelan, kumohon itu saki----"
"Diam kau!"
Nyali wonwoo menciut seketika. Salahkan orang yang menariknya a.k.a penjaga penjara memiliki tubuh yang sangat besar. Wonwoo mengeluarkan air matanya.
"Cengeng!" bentak orang itu. Wonwoo tertegun dan segera berhenti menangis.
Wonwoo berusaha mengikuti langkah besar orang itu. Dengan kaki yang luka-luka, dia tetap berlari.
Dia tersenyum tipis.
'Aku akan menyusul keluargaku...'
⚪⚪⚪
Jisoo memarkirkan mobilnya dan segera berlari ke kerumunan warga di lapangan kota. Dia berusaha menggeser rakyat yang sedang bergosip akan wonwoo, dan berusaha sampai ke barisan yang paling depan.Dia sudah berdiri tepat di belakang garis polisi. Disini dia bisa melihat jelas keadaan sekitar.
Wonwoo masih belum muncul. Rasanya, mobil dari penjara yang membawa wonwoo ke lapangan kota masih belum datang.
Jisoo mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan ke soonyoung.
Jisoo
Soonyoung, kau dirumah?Soonyoung
Tentu, hyung. Kau kemana sih??? Kan hari ini minggu?Jisoo
Janji jangan beritau eomma appa?Soonyoung
Ya ya. Aku janjiJisoo
Aku sedang melihat kematian wonwoo di lapangan kotaSoonyoung
HYUNG?! KAU BERCANDA?!Jisoo
Aku sangat jarang bercanda, soonSoonyoung
AKU DAN JIHOON AKAN KESANA, HYUNG!!!Jisoo
Jangan, Soonyoung! Nanti eomma curiga, aku tidak ingin dia khawatirSoonyoung
Demi apa, hyung!! Wonwoo itu tidak bersalah!!Jisoo
Aku tau, soonyoung! Aku juga khawatir! Tapi aku tidak bisa berbuat apa pun!Soonyoung
Kita harus gimana?Soonyoung
Hyung?Soonyoung
Hyung? Kau dimana?Soonyoung
Hyung????!"Maaf, tuan. Tidak diizinkan untuk memegang hp"
Jisoo tertegun melihat handphonenya diambil oleh sang polisi. Dia mengernyit heran.
"Tapi, kenapa?"
"Kami tidak ingin ada yang akan memotret atau merekam kejadian ini"
"Ck. Padahal kalian saja menayangkan di TV"
"Tidak, kami tidak menayangkannya"
Jisoo terheran. Dia hanya bisa pasrah nelihat handphonenya di taruh di tempat penitipan barang. Jisoo menghembuskan napasnya dan celingukan. Mencari wonwoo.
Tiba-tiba, masyarakat yang tadinya berdesakan, langsung memberi jalan untuk seseorang.
Wonwoo beserta penjaga penjara itu turun dari mobil, dan berjalan menuju ke tengah lapangan.
"Astaga, lihatlah lukanya. Banyak sekali"
"Sayang sekali. Padahal dia sangat tampan"
"Pembunuh tak berperasaan"
Jisoo mengepalkan kedua tangannya ketika mendengar ucapan para penggosip di sebelahnya.
Wonwoo melewati Jisoo. "Wonwoo!" panggil Jisoo cepat. Wonwoo menoleh. Tapi hanya sebentar, setelah itu dia kembali mengikuti langkah si penjaga penjaranya.
Jisoo tidak peduli kalau banyak orang yang kini menatapnya heran. Masalahnya, dia sedang menangis sekarang. Dia tidak peduli mau dikatain cengeng atau sebagainya.
Salahkan wonwoo yang memasang raut wajah itu dan menatap Jisoo.
Wajah penuh kebahagiaan. Wonwoo tersenyum. Pipinya basah, namun air matanya sudah habis. Jadi, dia tidak bisa menangis lagi.
Jisoo menggigit bibir bawahnya dan menatap wonwoo yang kini berada di tengah lapangan.
Ntah apa yang merasukinya, Jisoo melewati garis polisi dan berlari ke arah wonwoo. Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu, Jisoo langsung mengusap luka disudut bibir wonwoo dan mengelap pipinya yang basah.
"Wonwoo, kau ngapain disini?"
Wonwoo tersenyum pahit. "Maafkan aku, hyung" ujarnya pelan. Air mata Jisoo sudah membanjiri pipi putihnya. Dia mencengkram pundak wonwoo.
"Won, k-kau bercanda? Ayo kita pulang---akh" Jisoo meringis ketika seorang polisi menarik tangannya keras dan menyeretnya agar kembali ke kerumunan masyarakat.
"Diam di situ!" bentak sang polisi. Jisoo hanya terdiam. Dia masih setia menangis.
⚪⚪⚪
"Ukh--permisi---permisi. Aah, maaf. Permisi" Mingyu sedari tadi berusaha melewati kerumunan masyarakat yang saling berdesakan.Setelah berjuang, dia sampai di barisan paling depan. Baru saja sampai, dia terkejut begitu melihat Jisoo mengusap pipi wonwoo di tengah lapangan. Mingyu membelalakkan matanya dan badannya bergetar.
Tapi, itu tidak lama. Dia mendecak sebal begitu melihat polisi menarik kasar Jisoo.
Tidak tahan menahan emosinya, Mingyu menarik nafasnya.
"HEY KALIAN SUDAH GILA!"
"JEON WONWOO TIDAK BERSALAH!"
"ASAL KALIAN TAU, DIA SANGAT BAIK HATI!!" teriaknya yang membuat semua orang menoleh kepadanya. Termasuk Jisoo dan wonwoo.
Wonwoo terkejut melihat Mingyu disana. Badannya bergetar hebat, air matanya keluar lagi.
"M-ming--yu" wonwoo terisak sambil menunduk dalam.
Jisoo menatap tidak percaya ke arah Mingyu. Seorang polisi datang ke arah Mingyu.
"Hey, bocah. Kau tau apa?"
"SUDAH KUBILANG. JEON WONWOO TIDAK BERSALAH!"
"Ada buktinya?"
Mingyu terdiam. Dia tidak memiliki bukti apa pun. Dia juga hanya menebak kalau wonwoo tidak bersalah.
Di tengah lapangan, Wonwoo berhenti menangis dan tersenyum.
"Pak polisi. Kumohon, segera laksanakan tugasmu. Aku memang bersalah. Pria itu hanya asal mengoceh. Aku bahkan tidak tau siapa dia" ujarnya sambil berteriak. Agar semua orang mendengar ucapannya.
Jisoo menatap wonwoo kaget. Dia kaget dengan ucapan wonwoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
sorry【meanie】
FanfictionWonwoo itu seorang pembunuh. Pada suatu malam, dia kabur dari penjara dan masuk ke rumah seorang namja melalui jendelanya. Inspired byㅡno6 anime 【completed】