n i n e

4.9K 659 40
                                    


Mingyu masuk ke dalam kelasnya. Karena kemarin bolos tanpa izin, dia bakalan kena ceramah sama dosen jam pertama, Mr.Seokjin, dosen yang terkenal akan kekejaman dan kedisiplinannya. Salah Mingyu karena kemarin tidak masuk pelajarannya.

Baru saja duduk, pasangan gay alias jeongcheol langsung berdiri disamping meja Mingyu.

"Yo, mingyow"

"Hey, jangan mengganti namaku. Ada apa?"

"Kau darimana kemarin, eoh? Padahal kemarin ada ujian dadakan, jadi kau harus mengikuti ujian susulan setelah kuliah selesai" jelas Seungcheol diikuti tawa Jeonghan.

"Tunggu, apa?! ujian?!" pekik Mingyu tak percaya. Jeongcheol mengangguk serentak.

"Mampus. Kenapa baru bilang?! Yasudah aku belajar dulu" ujar Mingyu yang mulai panik.

'Sial, aku harus pulang jam setengah 5 nanti'


⚪⚪⚪


Wonwoo keluar dari kamarnya memakai pakaian rapi. Tidak lupa dengan maskernya. Sudah jam 1 tepat. Jisoo akan pulang dari kerjanya sebentar lagi. Soonyoung masuk ke dalam rumah dengan Jihoon.

"Ah, wonwoo. Kau mau kemana?" tanya Soonyoung. "Jisoo hyung ingin mengajakku membeli ka---ah bukan. Kami hanya ingin jalan-jalan" ujar Wonwoo canggung. Soonyoung mengangguk.

Tin tin!!

Wonwoo tersentak. Berarti Jisoo sudah pulang. Wonwoo keluar dari rumah dan tidak lupa mengucapkan selamat jumpa kepada soonhoon itu.

Wonwoo segera masuk ke dalam mobil Jisoo. Jisoo tersenyum.

"Kajja"

.

Mereka berhenti di sebuah mall. Setelah memarkirkan mobilnya, mereka berdua turun dan masuk ke dalam mall.

"Kira-kira orang yang kau sukai menyukai hal apa, hyung?" tanya wonwoo sambil melirik sekitar. Jisoo terlihat berpikir.

"Aku tidak tau yang pasti, Won. Tapi ayo kita keliling dulu" jawab Jisoo. Wonwoo mengangguk.

Mereka lalu berjalan keliling untuk melihat-lihat terlebih dahulu.

Jisoo menoleh ke wonwoo. Si emo itu sedang terfokuskan dengan satu toko. Buktinya saat melewatinya, dia tetap melihat toko itu. Toko beanie.

Jisoo berhenti. "Sudah menemukan tokonya, hyung?" tanya wonwoo. "Kurasa dia menyukai beanie" ujar Jisoo. Wonwoo menurut.

Mereka berdua lalu berjalan ke dalam toko yang sedaritadi dilihat oleh Wonwoo. Jisoo melihat sekeliling toko sementara Wonwoo sudah sibuk mencoba satu persatu beanienya.

"Wonwoo"

"Ah- maaf, hyung. Aku keasyikan mencoba, hehe" ujar Wonwoo sambil cengar cengir.

"Menurutmu warna apa yang akan kuberikan?"

"Pink bagaimana?"

"Ah, dia tidak suka warna itu"

"Hm? Hitam?"

"Jangan warna gelap, bagaimana?"

"Sayang sekali, padahal yang hitam bagus"

Jisoo menatap wonwoo. "Eh, kurasa dia pernah berkata kepadaku kalau dia menyukai warna hitam dan putih" ujar Jisoo. Wonwoo mengangguk.

Wonwoo mencari beanie berwarna hitam di sekeliling toko. Bahkan dia mengambil dan memberikannya ke Jisoo. Dan Jisoo menyuruh wonwoo untuk mencobanya.

"Hm, kurasa kali ini itu pas untuknya" ujar Jisoo sambil memegang beanie yang tadi dipegang wonwoo.

"Tapi, bukankah nanti kebesaran, hyung? Kan kepalaku besar. Kita cari ukuran yang lebih kecil bagaimana?" tanya wonwoo.

"Tidak usah, menurutku jika kebesaran itu bagus untuknya" ujar Jisoo sambil mengacungkan jempolnya. Wonwoo tersenyum.

"Baiklah aku akan membayarnya"

Wonwoo menunggu di luar toko sementara Jisoo membayar beanie yang sudah dipilih tadi. "Sudah, hyung?" tanya wonwoo. Jisoo mengangguk.

"Bagaimana kalau kita makan sesuatu dulu?" tanya Jisoo. "Makan sesuatu? Hm, boleh"

"Kau mau apa, won?"

"Aku terserah hyung saja"

"Hei, aku bertanya. Tidak ada makanan yang bernama 'terserah'"

Wonwoo mengerucutkan bibirnya. Dia berpikir akan suatu makanan. "es krim boleh, hyung?" ujarnya. Jisoo mengangguk.

Mereka lalu menuju ke salah satu stan eskrim di dalam mall.

"Rasa apa, won?"

"Coklat, hyung"

"Oke. 1 coklat dan 1 vanilla"

Pelayan itu mengangguk dan segera memberikan dua eskrim kepada Jisoo dan wonwoo.

"Makannya sambil jalan atau duduk disana?" tanya jisoo sambil menunjuk sebuah kursi.

"Duduk saja, hyung" ujar wonwoo. Jisoo mengangguk.

Mereka lalu duduk disebuah kursi dan memakan eskrim masing-masing. Wonwoo harus menurunkan maskernya sampai di dagu dan berhati-hati memakan eskrimnya.

"Hyung, setelah ini kita kemana?" tanya wonwoo. Jisoo tersenyum tipis.

"beanie saja sudah cukup. Tapi aku mau membeli sesuatu setelah ini. Sebentar saja, kok" ujar Jisoo. Wonwoo mengangguk dan kembali memakan eskrimnya.

Setelah itu hening, mereka hanya memakan eskrimnya. Jisoo berdiri. Melihat itu, wonwoo ikut berdiri dengan eskrim yang masih ada di tangan kanannya.

"Ah, habiskan saja dulu, won. Tak baik makan sambil berdiri. Biar aku tunggu" ujar Jisoo kembali duduk. Wonwoo menurut.

"seenak itu kah?" tanya Jisoo sambil melihat wonwoo yang dengan lancarnya menjilati eskrim coklat di tangan kanannya. Wonwoo menoleh dan mengangguk. "Ini enak, cobalah" ujar Wonwoo sambil menyodorkan eskrimnya.

Jisoo mengangguk dan segera menjilat ujung eskrim wonwoo.

"Mereka berpacaran?"

Jisoo dan wonwoo tersentak begitu mendengar seorang anak berumur 8 tahun melihat kearah mereka berdua dan berkata seperti itu.

"Ah~ mereka sesama namja, tidak mungkin" ujar appanya. "Tapi, Vernon appa,, bukankah paman Yoongi juga menikah dengan paman Jimin? Mereka juga sama sama namja. Dan Vernon appa juga menikah sama Seungkwan appa??" ujar anak itu.

'Demi kerang ajaib, anak itu sangat polos' batin wonwoo yang sudah mengeluarkan keringat dingin dan segera memakai kembali maskernya.

Appa anak itu langsung kalang kabut mendengar ucapan anaknya yang kelewat polos itu. "Hahaha, apa sih yang kau bicarakan, Sam. Ayo kita pergi ke dunia anak" ujar appa nya.

Suasana sekitar yang tadinya hening kembali ribut lagi. Tapi Jisoo dan wonwoo masih terdiam ditempat.

"Ah, haha, ayo kita mencari apa yang ingin hyung belikan untuk orang yang hyung sukai lagi" ujar wonwoo canggung begitu selesai menghabiskan eskrimnya. Jisoo pun menyetujuinya.

sorry【meanie】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang