Please give me ur vomments :)Song for this chapter :
It will rain - bruno mars
Pillow talk - zaynTom's POV.
Bagaikan tertusuk beribu jarum dan merasakan dunia akan runtuh.
Dibawah hujan yang deras aku mematung tak tau harus melangkah kemana. sakit, mengapa aku harus melihat dengan kedua mataku?
Bagaimana menurut kalian jika melihat orang yang kau cintai tidur bersama dengan orang lain? Ya walaupun orang lain itu sendiri adalah kekasih orang yang kau cintai.
Aku meruntuki diriku sendiri, betapa bodohnya aku.
Jelas saja Kendall tidur bersama Harry, karena Harry lah kekasihnya. Bukan aku. Betapa malangnya aku, mencintai seseorang yang tak mungkin mencintaiku lebih dari seorang sahabat.
Aku bisa saja menyatakan perasaan ku kepada Kendall, tapi aku tau jika aku mengatakannya, Kendall pasti akan menjauh dan aku tak mau itu terjadi. Lebih baik aku tersiksa dengan batin sialanku ini dari pada aku harus kehilangan Kendall.
Cukup melihat Kendall dengan Harry bahagia itu sudah cukup membuatku bahagia. Walaupun sangat menyakitkan...On of flashback
Setelah nanti aku menyelesaikan tugas kampusku, aku berniat mengunjungi Kendall. Aku ingin menginap dan tidur bersama seperti yang sering kami lakukan.
Not having sex, kami hanya tidur layaknya orang tidur seperti biasa. Hanya saja kadang-kadang kami memeluk satu sama lain karena aku merasa nyaman berada di dekapannya, tapi tak tau alasan Kendall mau berada di dekapanku. Mungkin karena aku sahabatnya, batinku.Saat sudah mengerjakan tugas kampus yang hampir memecahkan kepalaku, aku bergegas pergi menuju kamar Kendall.
Berhubung ini sudah tengah malam, aku melakukan hal yang sama jika keluarga Jenner sudah terlelap. Memanjat kamar Kendall melalui box-box yang berada tepat di bawah jendela kamar Kendall.
Kendall selalu membuka jendelanya karena ia tahu aku sering mengendap masuk ke kamarnya untuk menumpang tidur, jika aku bosan dirumahku atau jika aku takbisa tidur.Begitu berhasil memasuki kamar Kendall aku merasa heran. Mengapa gelap sekali? Batinku. Tak biasanya Kendall mematikan lampu kamarnya. Begitu aku menyalakan lampu kecil yang berada di atas nakas Kendall, aku tertegun, aku tak lagi merasakan oksigen diruangan ini. Kerongkonganku tercekat, rahangku mengeras melihat Kendall dan Harry tidur berpelukan dan tak memakai busana. Sial, hatiku remuk. Sangat hancur.
Mematikan lampu yang kunyalakan, dengan langkah gontai aku segera pergi dari kamar Kendall, meskipun sempat mematung tetapi aku berusaha cepat pergi dari pemandangan sialan itu atau aku bisa ketahuan oleh mereka jika salah satu dari mereka terbangun karnaku.Saat turun dari kamarnya tiba-tiba hujan datang dan deras sekali. Sial mengapa alam seakan mengerti keadaanku? Batinku.
Aku ingin pergi akan tetapi aku bingung ingin kemana? Yang jelas tak kembali kerumahku, karena aku butuh menenangkan diri.
Tetapi melangkahkan kaki ku pun takbisa. Aku mematung dibawah hujan yang sialan deras ini.End of flashback
Aku berdiri dibawah dinding kamar Kendall tak bisa melangkah kemanapun, otakku terus berputar apa yang kulihat tadi.
Aku merasakan mataku memanas, merasakan cairan bening keluar dari kelopak mataku dan hilang begitusaja karena ditutupi oleh hujan. Sial aku menangis, sebegitu hancur kah aku?batinku.Bahkan hingga hujan berhenti aku masih tetap setia berdiri disini, hingga aku sadar aku takmungkin berdiri disini sampai pagi, lalu aku beranjak kembali kerumahku yang jaraknya sangat dekat dengan Kendall, bahkan letak rumahku dengannya bersampingan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mad Love
FanfictionCinta berhak tumbuh pada siapa, dimana dan tak pandang resiko. Cinta tidak melihat kesalahan, sebab dalam mencintai hanya kebenaranlah yang terlihat. Cinta itu buta, cinta itu rumitcinta itu aneh, cinta itu GILA.