Chapter 2

115 13 30
                                    

Amanda's POV

"Ma... buruann..." Teriakku dari dalam mobil. "Iya sabar sayang" balas Mama.

Hm, hari ini adalah hari penerimaan hasil untuk seluruh siswa di SMA Pancasila.

Dalam perjalanan menuju sekolah, pikiranku mulai kacau balau akibat memikirkan tentang hasil yang akan ku terima. Aku gugup.
'Kalo misalnya gue gak naek kelas gmna ye' 'nilai gue jelek pasti nih' dan beberapa ekspetasi lain terlintas dipikiranku.

Saat tiba di kelas, aku mengambil nomor urut, aku mendapat nomor 23 dan sebentar lagi giliranku. Aku menunggu di luar kelas bersama Bella.

"Oemjiii... bentar lagi gue gimana nih Bell." kataku dengan cemas. "Udah tenang aja, nilai lo pasti bagus. Udah dapet hikmah dari YME masa jelek." jelas Bella.

"Manda, giliran lo tuh!" teriak salah satu teman sekelasku dari dalam kelas.

"Daratan dan lautan sungguh luas." gumamku tak jelas alias gaje yey.

Proses penerimaan hasil pun berjalan dengan lancar dan diakhiri dengan senyuman. Mengapa? Karena gue... gak naek kelas.

Becanda oyy!! Naek kelas gile. Bisa ditelen valak versi emak kalo gue gak naek kelas.

"Hoihoiii... saudari2 ku tercinta ew!!!"
"Apaan? Gimana hasil lo?" Tanya Echa sambil berusaha menggapai rapor yang ada ditanganku.

"Aman dong.. Buahahahahaha" *tertawa jahat*

"Gile anjir elo peringkat 5? DEMI DEWA lo mesti dimusnahkan!" seru Kezia menatapku tajam.

"Seriusan 5? Gue 6 nih." kata Echa. "Gue jga 6." kata Kezia.

"Kalian peringkat berapa? Gue 6 nih." seru Bella sambil berjalan keluar dari kelas bersama rapor miliknya.

"Widihh kita bertiga mah jodoh.. sana lu, Narji!" ungkap Kezia.

"Gile kalian kok bisa sama sih? Pengen dapet 6 nih gue"

Mereka bertiga yang berbeda kelas bisa mendapat peringkat yang sama. Huf.

"Yaelah Da, kita yang pengen dapet 5 lo malah pengen 6." celetus Echa.

"Udah ah.. kita capcus aja yuk. Kemana kek, bosen nihh. Udah mau libur lagi." seru Bella.
"Yaudah ayok. Ke mall aja." kataku.

~~~~~

Handphoneku bergetar sesaat. Aku melihat ada BBM masuk. Ya, tepatnya dari grup BBM yang bernama 'Bertobatlah!' yang terdiri dari 4 setangkai. eh typo, 4 serangkai yaitu kami berempat.

Theresia Jessica:
mkn dmn kita?

bella gabrielly:
terserah pada YangMahaKuasa

Kezia C.:
tanya mas jual pulsa aja.

bella gabrielly:
gak sekalian mas tukang bersih wc?

Amanda:
tina ama abrie diem. seriusan dimana?

Kezia C.:
enak aja tina!

bella gabrielly:
abrie njir. dasar kutu sapi.

Theresia Jessica:
Food Republic aja biar byk plihn

Amanda:
yaudin ayok

Kezia C.:
yaudin ayok (2)

bella gabrielly:
yaudin ayok (3)

Kami pun berjalan beriringan menuju tempat tujuan kami. Bentar, kalian gak nyadar sesuatu? Kami chat di grup BBM sementara kami sedang jalan sama2. Bersebelahan. Keanehan ini biasa terjadi. Seringkali rasanya ingin melambaikan tangan pada kamera, namun *desahan seorang Amanda* yasudalah.

Tiba di tempat tujuan, aku melihat sosok gaib yang lebih menakutkan dari valak serta salak yaitu....

"Manda!!"

dengan berat badan ku menoleh ke asal suara tersebut. "Apaan njir?"

Si pemilik suara itu mendekati ku dan tiba-tiba merangkul ku dan hampir memelukku namun langsung ku dorong yang membuat Bella, Echa, sama Kezia terbelalak. "Apaan sih lo? Sana kupret! usirku. "Ih Manda mah kek gitu. Manda sayang bayarin makan ya.." kata Mike.

Ya, makhluk halus itu adalah Mike si ulat berbusa.

"Sayang sayang tayi ayang lu."

Mike menarikku kearah tempat dimana ia duduk bersama 3 orang temannya yaitu Bian, Cliff, dan Junior.

Ups ada Bian sama Cliff hahaha.

Saat aku ditarik, otomatis 3 kunyuk yang merupakan manusia yang sedang bersamaku mengikutiku dan membeku seketika akibat mata mereka berpapasan dengan mata Bian, Cliff, dan Junior.

Kami duduk bersama, 4 cewek dan 4 cowok. Kami memesan makanan, saat makanan tiba, kami pun makan.

"Hai Bel!" kata Bian sambil menatap Bella. Seketika aku merasakan aura dingin disampingku. Bisa kutebak, Bella membeku. Tapi bukan berubah jadi es ya, kek stroke gitu atau berubah kek patung gitu, aku jelasin biar ngerti hihi.

Bella memberikan senyum tipisnya, "Ha-hai Bian." Bian pun memberikan senyumannya yang mampu membuat Bella meleleh.

"Cliff, Kezia tuh. gak disapa?" tanya Bian dengan senyum sinis. Lalu aku mendengar suara yang meringis kesakitan yaitu Bian yang kakinya diinjak oleh Cliff dengan sengaja.

"Hei Kez."

"Hei Cliff."

"Hei hei doang. Apaan hei hei. Tanya lagi ngapain kek ato lagi dimana gituh, Cliff." celetus Mike dengan wajah tak berdosa.

"Setan, Mike, Kezia lagi makan gimana sih lo" jawab Cliff dengan tampang kesal.

"Bukannya lo belum nanya ke Kezia? Kok lo udah tau jawabannya?" sambung Mike.

"Waduh ni orang minta di kawinin. Ya jelas2 Kezia lagi makan di depan gua gimana gua gak tau bangke lu!" kata Cliff dngn suara yang naik 1 oktaf.

"Becanda doang. Ih mas Cliff kalo PMS mah gini." celetus Mike.

Memang si Mike ini nih penyakitnya dari SD gak ilang2. Aku kenal Mike dari SD. Gak mungkin aku lupa dia karena masa SDku dipenuhi oleh iseng2 berhadiah dari kunyit satu ini. Dan kebetulan, aku bertemu dengannya lagi di SMA.

"Semerdekalu anjing" kata Junior.

------

Keesokkan harinya.

"Duh oemjiiiiiiiiiii hooooooool. Gue seneng banget yaolohhhh........" teriak Bella di kamarku.

Mereka bertiga sering banget datang kerumahku. Bahkan sesekali ku usir namun mereka tak peduli seakan-akan rumahku ini milik mereka.

"Gitu aja baper" kataku.

"Tau nih si Beltun. Lebay ew. Tapi betewe, gue juga pengen pingsan duhhhh gimana nieehhh aqu gak kuaadhhh menghadapi dirinyaa didunia yang fana iniiiihhhh" teriak Kezia yang menggema membuatku dan Echa mendesah lalu melempar bantal kearah Kezia.

Seperti yang diketahui, penyakitnya kambuh lagi saudara2.

Tapi baidewei......

Mike ngerangkul aku kemaren....

Trus narik tanganku juga...

Omg.

O.M.G

Eh waitt.....

Dafak, kok gue gini idihhhh jijik.

************

A/N:

Makasih buat yang mau baca~ maap kalo gaje & ada typo. Jgn lupa vommentnya yaa~~~~
See u next chapter❤

Our Feelings Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang