[VotMen Please]
Seorang gadis dengan cardigan pink dan celana jeans yang menutupi tubuh indahnya, serta rambut yang diikat asal dan menyisakan anak rambut di tepi pipinya tengah menanti pria idamannya didepan ruangan 325. Kedua tangannya memegang erat buku-buku tebal didepan dadanya.
Dia berlari kecil saat pria yang ditunggu-nya keluar dari ruangan 325. Dia berjalan mensejajari langkahnya dengan pria tersebut.
"Pak Romi, mau pulang ya? Saya nebeng ya..." ujar gadis itu, Romi yang berjalan disebelahnya tidak menjawab apa-apa mendengar kicauan salah satu mahasiswi yang tidak dikenalnya.
"Pak Romi??" masih sama, Romi tetap diam. Gadis itu tetap berjalan disebelahnya dan menghentikan langkah kakinya saat Romi masuk keruang dosen. Lalu, dia kembali mengikuti Romi setelah pria itu keluar dari ruang dosen menuju area parkir mengambil mobilnya.
Sekilas, dia melirik gadis yang ada didekatnya. Senyum-senyum tidak jelas kepada dirinya.
"Kamu ngapain ikutin saya terus? Gak ada kerjaan?" ujar Romi sedikit tidak suka kepadanya. Tapi, gadis itu hanya senyum-senyum mendengar ucapan Romi.
"Karena saya suka sama Bapak. Jadi, gak ada salahnya kan kalau saya ikutin Bapak?" jawab gadis itu penuh percaya diri. Tanpa dipersilahkan Romi, gadis itu masuk ke kursi penumpang disebelah kursi kemudi.
"Apa alasan kamu suka sama saya?"
"Apa alasan Bapak tidak suka sama saya?" gadis itu balik bertanya sambil memasang sealtbelt ditubuhnya.
"Siapa yang suruh kamu masuk ke dalam mobil saya?"
"Apa Bapak melarang saya untuk masuk??" kali ini, Romi memijit-mijit keningnya. Pusing menghadapi gadis yang duduk disebelahnya, setiap kali ditanya dia pasti balik bertanya.
"Sudahlah Pak, gak usah pikirin saya. Nanti Bapak jerawatan lho... terus keriput Bapak pasti bertambah... pokoknya, intinya... saya suka sama Bapak. Dan Bapak harus suka sama saya, titik!!"
"Kamu-"
"Udah gak usah banyak tanya lagi Pak... saya jamin, Bapak pasti akan suka sama saya nanti..." potong gadis itu.
"Pede tingkat dewa" celetuk Romi asal. Niatnya untuk menyalakan mesin mobilnya, tertahan. Kedua matanya tanpa sengaja melihat Echa dan kawan-kawannya berkumpul di depan minimarket yang terdapat dihalaman kampus. Dia kembali membuka pintu mobil dan berjalan menghampiri mereka, tanpa memperdulikan ocehan mahasiswi yang masih ada didalam mobil.
"Kalian belum pulang? " tanya Romi setelah tiba didekat mereka.
Shasa menggeleng, "belum Pak, kita ngobrol-ngobrol sebentar sebelum pulang"
"Oh..." gumam Romi sambil menganggukan kepala. Sesekali matanya melirik Echa yang tidak begitu memperhatikan keberadaannya.
"Suami kamu mana Cha? Tumben belum jemput. Biasanya dia yang selalu nunggu kamu"
"Eh... ehm... masih di jalan Pak" jawab Echa sedikit kikuk. Entah apa yang terjadi dengannya, sudah dua minggu dia bertemu dengan Romi, tapi kenapa dia selalu gugup bila ada didekatnya? Dan Romi-pun dapat merasakan hal itu. Echa selalu gugup dan selalu tidak memandang matanya setiap kali dia bicara dengannya. Dan sikap itu... sama persis saat Romi mengejar cinta Echa saat dia masih menjadi muridnya.
Pria itu hanya tersenyum tipis melihat sikap Echa yang gugup. Lalu, kedua matanya kembali mengarah kepada teman-temannya Echa yang tengah berbincang-bincang. Bahkan, sesekali mereka tertawa dengan bahan perbincangan yang mereka lontarkan.
"Pak Romi!! Kenapa tinggalin saya sih?!" protes mahasiswi yang baru saja keluar dari dalam mobil Romi dan mengejar pria itu, ikut berkumpul bersama Echa dan teman-temannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
[03] Love Two Heart [Complete]
RandomLanjutan CSD (Cinta Semanis Duren) & Kasih Tak Sampai. Kehidupan rumah tangga Echa-Dirga, tidak seindah seperti yang mereka bayangkan. Satu-persatu masalah kembali bermunculan. Pria dari masa lalu Echa kembali hadir dalam kehidupannya. Romi Adrian...