LTH [19]

3.8K 231 12
                                        

[VotMen Please]

Gumpalan asap mengepul dari sepuntung roko yang baru saja dihisap oleh Dirga di balkon kamarnya. Dengan dua jari yang menjepit puntung rokok, sesekali dia mengusap keningnya yang tidak gatal. Wajahnya menekuk, tidak ada semangat dan gairah lagi untuk bergabung dengan teman-teman Echa diruang tamu sana.

Apa yang harus aku lakukan?? Dengan mataku sendiri, aku melihatnya... melihat Echa yang diam-diam terus memperhatikan Romi. Bahkan... dia meliriknya saat mengatakan cinta kepadaku. Apakah Echa masih mencintainya? Apa aku harus melepas demi kebahagiaannya? Tapi... aku sangat mencintainya dan tidak rela jika dia bersama dengan pria lain.

Dia menarik nafas kasar, lalu menghisap rokok dan menghembuskan gumpalan asap ke udara. Pikirannya kembali bermain, mengingat kejadian satu minggu yang lalu. Mengingat di mana dia mendapatkan bukti Echa dan Romi berpelukan didalam kampus.

~Flashback On~

Dirga tidak sabaran melihat kedatangan salah satu mantan mahasiswinya, "mana hasil fotonya? Kamu terus mengikuti Echa kemanapun dia pergi kan? Dan tidak terlewatkan selembar fotopun?" ujar Dirga terburu-buru tanpa memperdulikan mahasiswi tersebut yang baru saja mendudukkan bokongnya dan menarik nafas lelah, akibat dia lari terburu-buru hanya untuk menemui mantan dosennya.

"Sebenarnya apa tujuan Bapak meminta saya untuk terus mengikuti istri Bapak dan secara diam-diam mengambil fotonya?" tanya mahasiswi tersebut penasaran dengan salah satu tangannya merogoh tas selempang yang berada diatas pangkuannya.

"Karena aku sangat mencintainya..." ujar Dirga dengan mata berbinar, dia tersenyum lebar hingga menampilkan lesung pipih yang tidak begitu tampak disalah satu pipinya. "Meskipun saya sibuk bekerja, saya tidak ingin melewatkan sedetik-pun tanpa mengetahui keberadaannya dan apa yang dia lakukan selama aku tidak ada didekatnya. Apa dia bahagia? Apa dia makan dengan baik? Apa dia selalu tertawa? Hanya dengan melihat foto yang selalu kamu berikan, bisa membuat saya hidup sedikit tenang tanpa ada dia didekat saya. Kamu tau kan, dia itu jantung dan paru-paru saya. Jadi... Saya tidak bisa jauh dari -"

"Hahhhhh... Mulai lebay deh Bapak satu ini..." gadis itu memutar bola matanya, jengah melihat tingkah Dirga yang terlihat seperti anak ABG yang baru saja jatuh cinta. Harus dia akui, semenjak Dirga menikah dengan Echa, sikap Dirga berubah drastis. Tidak lagi seperti dulu, yang bertemperamen tinggi dan selalu serius jika diajak bicara. Sifat itu dia miliki saat menikah dengan Citra, ibu Rafa. Tapi, semenjak kematiannya dan dia bertemu dengan Echa, perlahan-lahan sifatnya berubah menjadi labil, alay, dan sangat manja kepada Echa. Terlebih lagi... Dua bulan belakangan ini, tidak ada yang tahu mengapa sifat Dirga berubah menjadi lebih labil dan kekanak-kanakan.

"Kenapa kamu memutar bola matamu seperti itu?" Dirga sedikit tidak suka melihat gadis yang ada didepannya, gadis itu seperti meremehkan dirinya.

"Tidak apa-apa" gadis itu menyerahkan setumpuk foto Echa selama seminggu, sesuai permintaan Dirga. Memotret apapun yang dilakukan oleh Echa selama tidak ada Dirga didekatnya. Dengan ragu-ragu, dia menyerahkan foto itu kepada Dirga. Namun, saat Dirga hendak mengambilnya, gadis itu kembali menarik foto yang ada ditangannya. Ada beberapa lembar foto yang tidak sepantasnya dia berikan kepada Dirga, dia takut jika Dirga melihatnya akan membuat pria itu marah.

"Kenapa??" Dirga mengerutkan dahinya, menatap aneh melihat gadis yang bergumam tidak jelas. Secepat kilat dia langsung mengambil foto yang ada ditangannya, saat gadis itu lengah.

Satu-persatu Dirga melihat wajah cantik istrinya terpajang dibeberapa lembar foto yang sedang dia lihat saat ini. Dia tersenyum saat melihat gambar Echa tengah bersenda gurau bersama teman-temannya, melihat Echa yang tengah berdiri didepan toilet, Echa yang sedang memesan makanan dikantin.

[03] Love Two Heart [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang